Bab 31

977 107 25
                                    

Jungkook

Gadis cantik ini, yang jari-jarinya sedang memegang erat rambutku—menarik-nariknya dengan putus asa, seperti tidak bisa menemukan tempat untuk memuaskannya—hampir tidak bisa kutangani.

Aku tidak pernah merasakan nafsu seperti ini, ini seperti merasakan kerinduan dan keinginan untuk mengklaim seseorang menjadi milik ku. Dan walaupun aku ingin menjalani hubungan ini perlahan, untuk memenuhi keinginannya sebelum ini, tapi aku tidak bisa mengendalikan diriku.

Aku mendorongnya ke dinding, mencium setiap inci kulit lembutnya yang bisa kutemukan. Begitu celana renangku terlepas, tangannya yang hangat langsung memegang kejantananku. Aku mendesis di bahunya.

"Oh, Hyo," napasku terengah-engah.

Ini membuatnya semakin terdorong, membuat cengkeramannya semakin ketat, dan dia memompa kejantanan ku naik-turun. Aku rasa kejantananku tidak pernah sekeras ini sebelumnya.

Sejenak kami tetap seperti ini, aku menciumi kulitnya selagi dia terus memompa penisku. Aku sangat ingin berada di dalam tubuhnya, sampai-sampai aku membayangkan memutar tubuhnya dan bercinta di sini, di teras.

Atau melepas semua bikininya dan menggendongnya sampai ke pinggul ku, dan mengklaim tubuhnya ke dinding

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Atau melepas semua bikininya dan menggendongnya sampai ke pinggul ku, dan mengklaim tubuhnya ke dinding.

Tapi, aku ingin melakukan ini dengan benar. Aku kemudian membuka pintu belakang dan meraih tangannya.

"Ayo masuk, Sayang," bisikku di bibirnya, mendesaknya secara bersamaan, tapi kami tidak pernah melepaskan diri saat dia berjalan mundur melewati pintu dan menarikku bersamanya.

Aku memasang celana renangku kembali agar bisa berjalan, tapi
payudara Jihyo tetap terbuka dan ini membuatku tidak bisa berkonsentrasi.

Kami sudah sampai di dapur, perasaan ini sama mendesaknya seperti saat berada di teras tadi, dan aku tidak tahu bagaimana caranya kami bisa membuat perjalanan menuju kamar tidur kalau terus seperti ini. Saat dia mencoba untuk menyelip tangannya kembali ke dalam celana renangku, aku menghentikannya.

"Tangga, Sayang, tangga," aku mendesaknya.

Kalau tidak, aku akan mengklaimnya di sini, di meja dapur. Dia mengangguk dan bergegas ke tangga, menarikku bersama, tapi saat kami baru sampai di pertengahan tangga, terdengar suara ketukan panik di pintu depan.

Kami berdua membeku. Jantungku berpacu liar dan mata Jihyo melebar.
"Siapa itu?" tanyanya khawatir.

Tamu tidak diundang ini mengetuk seperti polisi, dan pikiran pertamaku adalah ada orang yang mengintip pertunjukanku dan Jihyo barusan dan memutuskan untuk melapor pada polisi.

Tapi, apa benar polisi bisa secepat
itu sampai ke sini?

Jihyo dengan cepat berjalan mengitariku dan mengambil pakaian renangnya dari lantai sebelum memasangnya kembali.

A Betting Man ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang