Beralih ke yang lain.
Sekarang ini, Shani tengah berjalan menuju tempat yang sudah diberitahukan oleh Lidya kemarin malam. Mereka janji untuk bertemu di cafe perpustakaan. Shani diminta untuk memesan lebih dulu minuman yang ada di sana sambil sesekali dia memilih dan membaca buku yang ada.
Jam sudah menunjukan pukul empat sore. Dimana matahari mulai menenggelamkan dirinya secara perlahan. Membuat suasana cafe di sana terkena sorot sinar matahari yang biasa kita sebut senja.
Cafe perpustakaan bukanlah cafe yang asing bagi seorang Shani. Cafe ini menjadi tempat kesukaannya ketika gundah-gulana menyerang.
Dia bahkan sudah mengetahui semua menu yang ada di cafe ini. Pelayan yang berada di cafe ini pun jelas mengenal Shani.
Saat dirinya terlihat sibuk membaca, seseorang duduk dihadapannya. Orang itu menatap kesekeliling. Memastikan bahwa tempat duduk yang dicari olehnya adalah benar.
Shani yang merasa ada orang lain dihadapannya pun segera mendongak. Menatap dengan wajah terkejutnya.
Merekan pun saling pandang. Terdiam mematung tidak tahu ingin mengatakan apa. Shani hanya terkejut bahwa orang yang berada dihadapannya, mungkin saja orang yang chattingan dengannya semalam.
Sedangkan yang satunya lagi, terdiam karena sibuk menetralkan detak jantungnya yang tiba-tiba saja berpacu dengan kencang.
'Gak gini cara mainnya Lidyaaaaa!' batin orang tersebut.
"Kak Viny, ya?" Shani berusaha memecahkan keheningan.
Orang dihadapan Shani mengangguk. Dia tersenyum lebar sambil mengusap tengkuknya. Gugup.
"Aku Shani, Kak," ucap Shani pelan.
"Aku tau kamu,"
"Eh." Shani berkeruy bingung.
Melihat ekspresi Shani, Viny tersenyum lebar dengan kepala menggeleng. "Enggak, enggak. Oh iya Shan,"
Shani menatap Viny dengan tatapan seolah bertanya. "Kenapa Kak?"
"Ma-maaf soal chat aku semalem,"
"Yang mana kak?" tanya Shani bingung.
"Itu ..." Viny menghembuskan napas kasar. Dadanya berdegup kencang entah karena apa. Dia pun mulai memberanikan dirinya, "... Yang aku tiba-tiba minta kamu jadi pacar aku.. He he he," serunya dengan tangan yang sengaja dia simpan dilehernya.
Saat itu, senyum Viny terus mengembang.
Shani hanya diam saat dia melihat Viny tersenyum manis dihadapannya. Benar saja. Senyuman Viny bisa membuat siapa saja yang melihatnya ikut tersenyum juga.
"Kakak manis banget," ucap Shani asal.
Detik berikutnya dia terdiam kemudian memaksakan senyumnya ketika sadar apa yang dia ucapkan. Viny yang melihat itu tertawa pelan. Menurutnya, Shani ini menggemaskan.
Sebelum melanjutkan obrolan, Viny memanggil salah seorang pelayan cafe. Memesan makanan juga minuman kesukaannya. Tak lupa dia menawarkan Shani.
Tapi sebelum itu..
"Aku tebak, coffe yang kamu minum itu jenisnya latte," ucap Viny.
Shani berkerut bingung. Tak lama kemudian dia mengangguk pelan, "Kak Viny kok tau?"
Gadis berambut sebahu itu tersenyum penuh arti, "Jenis-jenis coffe aja aku tau, apalagi berbagai hal tentang kamu," sahutnya.
"Eh? Gimana kak?" Shani menatap Viny dengan tatapan penuh tanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Re:I'am [END]
FanficTerkadang, seseorang jauh lebih tahu tentang kita, dibandingkan diri kita sendiri. Dan semua itu terjadi pada ke-empat gadis yang saling berhubungan.