22. Bertemu (b)

861 103 13
                                    

"Kak Viny serius ninggalin ci Shani sama kak Sinka berdua di sana?!"

Gracia yang melihat kepergian Shani dan Sinka dari hadapannya sangat merasa khawatir. Dia takut Shani akan menjadi korban lain yang ditekan oleh gadis itu. Bahkan Shani sendiri masih belum mengetahui siapa Sinka sebenarnya.

"Biarin aja," dingin Viny.

Langkah gadis dingin itu membawanya pada salah satu bangku panjang yang terdapat di bawah eskalator. Viny duduk dalam diam. Menatap lurus ke depan tanpa tahu apa yang ada dalam pikirannya.

Sebenarnya,

Viny sama khawatirnya dengan Gracia dan Anin. Dia benar-benar mengkhawatirkan Shani yang pergi berdua bersama Sinka.

Walaupun apa yang diharapkannya sepertinya tidak akan pernah terjadi, Viny terus berdoa dalam hati agar harapannya segera terjadi.

"Hhhhhh.."

Kepalanya perlahan tertunduk. Viny mengambil earphone yang sengaja dia simpan. Mulai dihubungkan pada ponselnya yang sudah terhubung dengan panggilan seseorang.

***

"Kamu udah lama sama Inyi?" Sinka mulai duduk disamping Shani yang masih menundukan kepalanya.

"Inyi?"

"Kakak kamu itu,"

"Hm.." Shani menghela napas pelan. Mulai memberanikan diri menatap gadis yang bahkan Shani sendiri belum mengenalnya.

Untuk mengetahui namanya saja, baru terhitung hari ini. Setelah dia melihat komentar Sinka di salah satu postingan Instagram milik Viny yang menampakan fotonya.

"Aku kenal kak Viny udah lumayan lama, tapi-"

"Tapi kalian gak pacaran?" sergah Sinka.

"Sempat." ucap Shani nyaris berbisik.

Sinka tersenyum miring melihat perubahan raut wajah Shani yang begitu terlihat jelas. Dia tertawa dengan puasnya.

Gadis berwajah menggemaskan ini, benar-benar membuat Shani takut. Shani bahkan mengepalkan tangannya. Mencengkram kuat ujung baju yang dipakainya.

"Kenapa? Viny mainin kamu? Apa ngasih harapan palsu karena dia ternyata cuma bercanda sama kamu?"

Shani menghembuskan napasnya pelan.

"Bukan,"

"Sampai kapan pun, Viny akan tetap prioritasin aku." jelas Sinka membuat Shani terdiam.

"Kak Viny cinta sama aku." ucap Shani dengan tatapan percaya dirinya.

Dia ingin segera kembali dengan Viny, tapi tidak mungkin secepat itu. Setelah kejadian yang membuatnya sadar, Shani semakin sadar bahwa Viny masih dan akan tetap mencintainya.

Sekalipun Viny berkata bahwa Sinka adalah prioritasnya bagaimana pun keadaannya.

Shani percaya, dia bisa memiliki Viny kembali.

"Kamu mau balikan lagi sama dia?" tanya Sinka.

Shani diam.

Bagaimana Sinka bisa tahu mengenai pikirannya beberapa detik lalu?

Tidak mungkin Sinka bisa membaca pikiran seseorang. Ini bukan dunia supranatural.

"Aku-"

"Keliatan dari ucapan kamu. Kenapa? Kamu gak mau kehilangan Viny karena dia udah terlanjur cinta sama kamu? Dan kamu pikir, dengan keadaan dia yang kayak gitu pasti akan lebih mudah untuk kembali? Kenapa kamu harus se-ambisius itu untuk kembali bersama orang yang sama? Bukannya akan ada akhir yang sama kalau kayak gitu? Hm?"

Re:I'am [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang