19. Kembali Datang

1K 118 14
                                        

"Kakak pacaran sama Shani dan putus karena dia cinta sama kamu, Ge."

Gracia bungkam.

Dia memang tahu bahwa Shani adalah kekasih Viny, tapi dia tidak tahu-menahu tentang Shani yang mencintainya. Entah mengapa, jantungnya berdetak cukup kencang saat ini. Hatinya benar-benar merasa gelisah. Tidak nyaman.

Gracia benar-benar dibuat terkejut dengan pernyataan yang diucapkan Viny.

Ini bukan salahnya, kan? Itulah yang saat ini ada dalam pikirannya.

"Jadi, ciuman itu?" batinnya.

Hembusan napas kasar keluar dari bibirnya. Dia mengusap kasar wajahnya. Benar-benar terlihat frustrasi. Tubuhnya berbalik pergi. Langkahnya yang cepat meninggalkan Viny di kamar sendirian.

"Ge! Kamu mau kemana?" teriak Viny.

Gracia not responding.

"Gracia!"

Viny mengacak rambutnya kesal merutuki kebodohannya mengenai ungkapan beberapa menit lalu. Ungkapan yang membuat Gracia berlalu pergi meninggalkannya sendiri dengan posisi hatinya yang benar-benar resah dan gelisah. Sudah pasti, Gracia merasa ini adalah salahnya.

Dan ini sudah menjadi yang kesekian kalinya dia menyalahi dirinya sendiri.

"Kenapa gue harus kasih tau itu sih!" kesal Viny pada dirinya sendiri. Dia pun beranjak bangun, berlalu pergi menuju kamar Gracia yang berada tidak jauh dari tempatnya.

***

Pagi mulai menampakan dirinya. Sinar matahari mulai melesak masuk melalui jendela kamar. Shani segera terbangun dari tidurnya setelah dia mendengar dering ponselnya yang berbunyi sejak tadi.

Tangannya terulur ke atas nakas, mencari ponselnya yang sejak tadi terus mengeluarkan bunyi dan getaran. Jari-jari tangannya pun mulai menarik panggilan telefon tersebut ke atas.

"Lo belum bangun?" tanya seseorang di seberang sana.

Mendengar suaranya yang sangat Shani kenali, membuat Shani sedikit mengerutkan keningnya.

"Bangun cepetan!" Shani sedikit menjauhkan ponselnya dari telinganya saat gadis diseberang sana berteriak.

Hembusan napas kasar keluar dari bibir Shani. "Nads.."

Ceklek!

"Lo gak inget kalau punya janji sama gue?!"

Shani terperanjat kaget saat seseorang masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Kok lo ada di sini sih?" kesal Shani.

"Buruan! Perawan modelan apaan lo bangun jam segini." gadis itu berdalih ketika dirinya sudah duduk ditempat tidur dan menarik kasar selimut yang masih menutupi tubuh Shani.

Dia mengambil remote AC, kemudian mulai mematikan pendingin ruangan itu. Langkahnya membawanya menuju jendela kamar yang masih tertutup rapat dan mulai dibuka perlahan.

"Gue tau lo lagi nangisin si Viny Viny itu selama tujuh hari tujuh malem, tapi lo gak bisa terus-terusan kayak gini, Shan." Setelah selesai dengan gorden dan jendela kamar Shani, Nadse berbalik. Melangkahkan kakinya menuju lemari baju Shani. "Ada rasa seneng gue bisa liat lo nangisin orang lain selain Gracia, karena menurut gue lo udah mulai bisa lupain Gracia pelan-pelan," Nadse terus berbicara, membuat Shani yang mendengarnya hanya bisa menghela napas kasar.

Re:I'am [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang