16. Putus?

1.2K 115 29
                                    

"Ge.."

Gracia menghentikan langkahnya saat dia mendengar seseorang memanggil namanya. Tubuhnya berbalik, mendapati Shani sudah berdiri di depannya.

Ini adalah pertemuan pertama mereka setelah kejadian beberapa minggu lalu di kamar Gracia saat itu.

Rasa canggung menyelimuti keduanya. Terlebih lagi Gracia.

Mereka berdua berdiri dengan sedikit menjaga jarak. Saling diam saat bola mata keduanya bertemu.

Lalu lalang orang-orang di sekitaran kampus sedikit membuat keduanya semakin canggung. Perlahan, Shani berjalan mendekati Gracia.

"Maafin aku.." ucap Shani nyaris berbisik. Dia menundukan kepalanya enggan menatap wajah Gracia yang mampu membuatnya merasa bersalah terus-menerus.

"Ci,"

Shani menarik tangan Gracia untuk mengikutinya. Menjauh dari keramaian kampus yang membuat keduanya sedikit terganggu.

Setelah berjalan beriringan sambil berpegangan tangan, kini keduanya kembali berdiri berhadapan. Saling tatap satu sama lain, tanpa ada kata yang terucap.

"Aku salah." seru Shani saat dia berhasil membawa Gracia untuk mengikutinya. Dan kini, mereka sudah berdiri di bawah pohon rindang belakang kampus yang dimana jarang ada mahasiswa lain yang datang.

Shani menarik napas pelan. "Maaf soal kejadian dua minggu lalu. Aku gak berniat bikin kamu jadi ngerasa bersalah. Aku cuma mau-"

"Aku ngerti," Gracia tersenyum manis. Dia menggenggam tangan Shani dengan lembut. "Maaf karena saat itu aku juga ngelakuin hal yang gak seharusnya aku lakuin ke kamu."

Gracia terus menggenggam lembut tangan Shani, berusaha menenangkan gadis yang sudah berstatus sebagai kekasih dari kakaknya, Viny.

Bahkan setelah kejadian saat itu membuat Gracia berpikir,

Bukan kah lebih baik seperti itu? Lebih baik Shani bersama Viny daripada terus-menerus bersamanya tanpa menerima balasan apapun.

Sejak dulu, Shani menjadi orang pertama yang selalu membantunya dalam hal percintaan, bahkan hati.

Shani menjadi bukti nyata dimana dia bisa membantu Gracia terlepas dari Okta yang terus mengekangnya. Okta yang selalu bermain dengan perempuan bahkan laki-laki lain, disaat dirinya masih berstatus sebagai kekasih Gracia.

Dan Shani,

Dia datang disaat yang tepat. Disaat Gracia membutuhkan seseorang yang bisa membantunya sepenuh hati.

Hingga tanpa sadar, hubungan kepura-puraan itulah yang membuat Shani menjadi sosok yang brengsek saat itu. Melampiaskan segala jenis perasaan di hatinya pada orang-orang yang tidak tahu-menahu tentang hubungan itu. Melampiaskan segala jenis kekesalanya pada mereka yang menyayangi Shani sepenuh hati.

Shani pun menatap Gracia dengan tatapan yang sulit diartikan. Perlahan, dia melepaskan genggaman yang Gracia berikan untuknya, kemudian mundur beberapa langkah kebelakang.

Gadis itu berusaha menetralkan detak jantungnya yang sejak tadi tidak bisa dia kontrol. Shani tersenyum tipis.

Dia mengangkat sedikit kepalanya agar bisa menatap Gracia jauh lebih dalam, hingga masuk ke dalam lautan yang ada dalam netra pekat Gracia.

"Aku cinta kamu, Gre." ucap Shani dalam satu tarikan napas.









Tidak jauh dari tempat Shani dan Gracia berdiri, Anin terus memperhatikan keduanya dari balik pohon. Menatap nanar Shani yang sudah menangis saat kalimat itu keluar begitu saja dari bibirnya.

Re:I'am [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang