Beberapa hari setelah kejadian Gracia menculik Anin ke cafe, dia terus memikirkan nama Viny yang disebut oleh Gracia saat itu.
Sampai detik ini, dia belum mengatakan apapun pada Shani. Pasalnya gadis itu hari minggu lalu tak sengaja bertemu dengan Viny.
Iya Viny.
Gadis yang sama dengan yang di line.
Saat ini, Anin tengah duduk di sofa ruang keluarga. Menatap lampu yang menggantung di bagian tengah. Pikirannya kalang kabut.
Sedangkan Shani?
Gadis itu terus menatap Anin dari jarak yang tak cukup jauh. Dia berada di atas atau lebih tepatnya di lantai dua rumahnya, namun tatapannya terus mengarah pada Anin.
"Kamu kenapa?" tanya Shani.
Bola mata Anin bergerak mencari sumber suara. Dia menatap Shani tanpa ekspresi apapun.
"Enggak, Ci,"
Shani hanya mengangguk menanggapi ucapan Anin.
"Ci.."
"Hm?"
Anin kembali menjatuhkan tatapannya pada Shani, "Cici tau kalau Gre punya Kakak?"
Shani mengernyitkan dahinya. "Tau, tapi belum lama sih. Dia pernah bilang waktu kita pisah di basemant pas itu," jelas Shani.
"Kok aku ga tau?"
"Kamu duluan sih. Dia bilang kalau dia ke fx sama Kakaknya,"
Anin terdiam beberapa saat. Kemudian kembali menatap Shani dengan tatapan bingungnya, "Cewek atau cowok?"
"Cewek deh kayaknya. Rambutnya pendek. Waktu itu dia lagi nunduk, jadi gak keliatan jelas," titah Shani.
Anin hanya menganggukan kepalanya. Shani yang merasa ada yang janggal segera menuruni anak tangga. Mendekati Anin kemudian duduk dihadapan sepupunya itu.
Setelah menjatuhkan tubuhnya ke sofa, Shani menatap Anin penuh harap.
"Nin,"
"Apa?"
"Aku haus. Tolong ambilin minum dong," ucap Shani seraya memamerkan senyum lebarnya. Anin membuka mulutnya mendengar ucapan Shani. Kemudian dia beranjak bangun.
"Untung cantik," gumamnya.
"Aku denger loh,"
"IYA!" teriak Anin dari dapur.
Shani terkekeh mendengar teriakan Anin. Dia kemudian mengambil buku yang tergeletak di atas meja. Buku yang dia tinggalkan semalam. Buku hasil pemberian Viny saat minggu lalu.
"Gimana Kak Viny?" tanya Anin sambil menyimpan dua gelas es jeruk di atas meja. Kemudian mengambil alih buku yang Shani pegang. "Ini buku siapa?"
"Aku,"
Anin hanya ber-oh ria menanggapi ucapan Shani. "Gimana kalau Kak Viny yang Cici temuin itu Kakaknya Gracia?"
Pertanyaan random milik Anin mulai keluar. Shani yang tak sadar pun ikut berpikir.
"Ya, enggak gimana-gimana sih,"
Shani mengambil segelas es jeruk yang sudah disiapkan Anin. Dia menyeruputnya pelan. "Lagian kayaknya gak ada urusan deh mau itu Kakaknya Gre atau pun bukan," jelas Shani.
"Maksudnya gimana?" tanya Anin bingung.
Hembusan napas kasar keluar dari bibir Shani, "Aku sama Gre udah gak ada hubungan apa-apa. Jadi buat apa bingung mikirin hal semacam itu?" jelas Shani.
KAMU SEDANG MEMBACA
Re:I'am [END]
FanfictionTerkadang, seseorang jauh lebih tahu tentang kita, dibandingkan diri kita sendiri. Dan semua itu terjadi pada ke-empat gadis yang saling berhubungan.