27 - hasilnya

199 14 4
                                    

HAPPY READING 😊

***

KILA hari ini sangat berdebar. Dua hari yang lalu, ia mengisi jawaban akhir di pelajaran matematika dengan asal-asalan. Apakah ia akan tetap menjadi murid terbaik?

Aku dan ketiga sahabat ku, sedang berjalan menuju Mading, semuanya berkumpul disana. Saat kedatangan ku, mereka menoleh dengan bisikan-bisikan. Biasanya mereka akan mengucapkan selamat.

Aku semakin penasaran dibuatnya, teman-teman ku dan aku sendiri menerobos kerumunan itu dan melihat ke mading.

Sungguh mengejutkan, aku merosot hingga ke angka 7. Dan aku melihat posisi nomor satu, dan itu ditempati oleh Kevin.

Apakah, belajar ku sia-sia? Bagaimana respon papah nanti? Setelah lama hubungan papah dan aku kian membaik, aku bersyukur akan itu. Itu pun karena hasil ujian ku memuaskan. Tapi ini?

Siap tidak siap aku akan menerima hukuman yang diberi papah nanti.

"Kila lo merosot jauh banget" ucap Jihan

"Iya, gw juga gak nyangka"

"Yang kuat ya sayang, yang mending nanti kita lulus" ucap ziah

"Haha iya"

Lo gak tau aja ziah, gw gak anggap ini sepele tapi kalian gak bakal ngerti. Cukup gw aja batin kila

Kevin melewati kerumunan itu, semuanya langsung mendekat ke arahnya dan mengucapkan selamat. Siempunya nama sungguh tak percaya dan melihat hasilnya. Benar, dia diposisi pertama.

Kevin tak sengaja melihat kila yang sedang melamun. Dengan cepat ia merangkul gadis itu. Gadis itu sampai terlonjak kaget.

"Kebiasaan" ucap Kila

"Hehe, gimana kabar lo"

"Baik ko, eum bisa gak lo lepas rangkulannya? Ini disekolah" ucap Kila pelan

"Eh iya, maaf"

"Kalo udah berdua gini mah dunia serasa milik berdua" sindir ziah

"Iya kita mah cuma ngontrak" ucap Jihan.

"Yauda yu ki, kita pergi aja" ucap Manda sambil menarik Riski.

"Gw juga mah ketemu sama Ilham bye" ziah pun ikut pergi

"Lho gw sama siapa?" Tanya Jihan sambil menunjuk dirinya sendiri

"Sama batu" jawab ku dan Kevin berbarengan lalu kami meninggalkan Jihan sendiri disana

"Sabar, sabar. Orang sabar ceper dapet jodoh" ucapnya lalu menyusul sahabat-sahabat lucknut nya itu.

---

"MAU TARUH DIMANA MUKA PAPAH KILA? KAMU GAK BISA APA BELAJAR YANG SERIUS. INI UJIAN FINAL. KAMU TERLALU SERING BERMAIN!! HARUS PAPAH BILANGIN BERAPA KALI KILA??" suara papah menggelegar seisi ruangan.

Yap malam ini, Kila sedang berada di ruang tamu bersama keluarga kecilnya. Lengkap.

"LIHAT KAKAK MU, DIA SIBUK DENGAN PEMOTRETAN, TIDAK LES TAPI DIA BISA MENJADI SISWI TERBAIK SAMPAI UJIAN INI. KAMU UDAH GAK NGAPA-NGAPAIN, PAPAH MASUKIN LES MAHAL. KAMU SERIUS GAK SIH KILA" wajah papah sangatlah merah.

Aku hanya menunduk, lebih baik melihat kaki ku daripada wajah amarah papah.

"PAPAH LAGI BICARA KILA!! MANA SOPAN SANTUN KAMU, JIKA DIAJAK BICARA TATAP WAJAH LAWAN BICARA KAMU" aku menatap papah

"Sudah lah mas, emang anak nya aja yang bodoh. Gak tau diuntung. Mamah nyesel melahirkan dia"

"KILA TIDAK PERNAH MEMINTA UNTUK DILAHIRKAN, ANAK ITU HARUS DISAYANG, BUKAN DIKEKANG. AKU INI TITIPAN TUHAN BUAT KALIAN. KENAPA KALIAN NGELAKUIN INI KE AKU? AKU EMANG GADA BAKAT KAYAK KA AUREL, TAPI BISAKAH KALIAN MENGHARGAI AKU? MENGANGGAP AKU? AKU PENGEM BEBAS, AKU TERTEKAN, AKU DEPRESI, APA KALIAN MIKIRIN AKU? HAH! ENGGA KAN? KALIAN KEJAM!!" entah mengapa kata-kata itu langsung meluncur dimulutku. Dan dengan air mata yang mulai turun dari kelopak mataku.

"DASAR ANAK SIALAN, BERANI KAMU NGELAWAN PAPAH?" geram papah sambil menjambak rambutku kencang.

"Sa-sakit pah, hiks.. lepasin" rintih ku.

"SIAPA YANG NGAJARIN KAMU NGELAWAN KAYAK GINI? TEMAN-TEMAN KAMU YANG ITU YAH? MEREKA MEMANG BIADAP SAMA SEPERTI KAMU" ucap papah sambil menghempaskan diriku. Untung saja ka Aurel dengan sigap menangkap tubuhku kalau tidak aku bisa terbentur meja.

"Mas, aku udah daftarin akila masuk di asrama Bandung. Kita masukan saja dia disana, biar tau rasa"

"Ide bagus, akila bereskan barang-barang mu. Kita akan berangkat lusa"

Aku hanya menurut, aku melangkahkan kakiku dengan cepat ke kamar ku. Sayup-sayup aku mendengar pembelaan dari kakakku.

"Pah, bukan kah itu keterlaluan? Kila masih kecil pah"

"Justru itu papah harus mengajarkannya sejak kecil biar nanti dewasa tidak berandal"

Aku mengunci pintu kamar ku, tubuh ku merosot disana. Bukankah papah dan mamah seperti mengusirku? Apakah mereka tahu penderitaan ku selama belajar terus? Dimana letak kasih sayang mereka padaku?

Aku menegarkan hati, aku mengambil koper diatas lemari dan memilah pakaian-pakaian. Aku akan menuruti ucapan papah jika aku ingin dianggap sebagai anaknya. Anaknya yang sesungguhnya, tidak hanya didepan media.

Harapan ku untuk masuk ke SMA impian mulai runtuh seketika. Aku menyeka air mataku. Setelah semua barang-barang ku sudah masuk kedalam koper, aku berjalan ke arah balkon kamar ku.

Angin malam menerpa wajahku, langit yang kosong tiada bintang dan juga bulan disana, seperti hatiku. Tak ada kebahagiaan.

"Tuhan, kuatkan hati kila untuk melewati ini semua" ucap ku sambil melihat ke arah langit.

Aku kembali masuk kedalam kamarku. Aku sengaja tidak memberitahu sahabat-sahabat ku tentang ini. Biarkan aku pergi tanpa kabar.

Aku mulai khawatir, apakah nanti aku akan menemukan sahabat-sahabat yang seperti ziah, Manda, Jihan? Semoga saja.

Aku berjalan ke tempat tidur ku, merebahkan tubuh sambil menatap langit-langit kamar.

"Kebahagiaan Kila pasti lagi dalam perjalanan. Kila harus sabar sebentar lagi" aku bermonolog

"Kila bisa ko ngelewatin ini semua, semangat!!" Kila kembali menyemangati dirinya sendiri.

Ia mematikan lampu kamar nya dan memejamkan matanya mencoba untuk menyelam ke dalam alam mimpinya yang bisa membuatnya bahagia.

***

Heyyo!!

Huaaa, Kila juga bakal pergi gaes, kasihan ya. Gimana ga kehidupan Kila diasrama nanti? Semoga kamu baik-baik aja dan bahagia ya kil disana.

Part ini pendek banget ya? Wkwk. Double update padahal hmm

Semoga suka deh sama part kali ini, jangan lupa ajak teman-teman kalian buat baca cerita yang aku tulis.

Bubay!!

[Jangan lupa pencet bintangnya!]

Strong Girl [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang