17 - maaf

266 15 6
                                        

HAPPY READING😊

***

MALAM hari Kila sedang duduk dimeja belajar nya. Ia sedang mengerjakan beberapa soal matematika. Soalnya besok ulangan harian!!!!

Kejadian satu minggu yang lalu selalu memutar di benaknya. Ia terkadang menangis mengingat itu. Mengingat dimana perlakuan orang tuanya dan warga sekolah.

Semenjak hari itu Kila mulai menutup dirinya. Sering bengong, tidak pernah mau diajak ke kantin, bahkan menyendiri dikelas.

Terkadang para sahabatnya juga bingung, apa yang harus mereka lakukan sampai membuat senyum ceria Kila balik lagi. Begitu pun Kevin, ia mencari berbagai cara. Namun nihil, Kila selalu tak ingin menerima pemberian nya atau tak ingin bertemu dengannya.

Ting! Tong!

Bel rumahnya berbunyi. Kila hanya mengabaikan saja. Namun bel itu terus berbunyi. Apakah bi minah sudah tidur? Tanpa berfikir panjang Kila keluar dari kamar bergegas menuju pintu utama.

Saat pintu terbuka, jantung Kila seakan berhenti berdetak. Wajah yang tidak ingin kila lihat, seseorang yang Kila hindari kini dia berada dihadapannya.

Lelaki itu menatap Kila sayu. Bau alkohol tercium, Kila semakin takut. Yang ia tahu orang yang sedang mabuk bisa melakukan apa saja. Tubuh itu langsung menubruk tubuh mungil Kila. Kila terkesiap.

"Maafin gw Kila, maafin gw" rancaunya

Kila terdiam.

"Seharusnya gw ngaku kalah aja waktu itu, biar lo gak kayak gini"

Kila masih terdiam.

"Gw cinta sama lo, gw sayang sama lo. Tapi kenapa akhir-akhir ini lo seakan menjauh? Lo ngehindar dari gw?"

Dan lagi Kila masih terdiam.

"Gw kangen lo kila"

"Lo tau? Hati gw itu sesek pas ngeliat lo ciuman sama si Kevin itu. Lo kenapa ngelakuin itu Kila? Kenapa?" Marchel menangis.

"Chel" ucap ku lembut sambil berusaha melepaskan pelukan itu.

"Biarin ini sebentar aja" ucapnya

"Engga chel, lepas" dengan terpaksa Kila mendorong marchel sampai ia terhuyung ke belakang. Pria itu menatap Kila sayu

"Lo lagi mabuk chel, jangan deket-deket gw. Gw takut chel. Mending lo lupain gw aja, masih banyak cewe yang mau sama lo. Maaf" ucap ku lalu menutup pintu itu.

"Kila... Kila... Gw minta maaf, maafin gw Kila" ucap nya sambil menggedor-gedor pintu rumah ku.

Alih-alih takut kedua orang tuaku terganggu tidurnya dengan sigap pak Udin menyeret marchel dan mengusir nya. Kila dapat mendengar dengan jelas suara deru motor meninggalkan rumahnya.

Jujur Kila tidak tega dengan marchel saat ini, apakah ia harus memaafkan? Namun bayangan demi bayangan yang menimpanya terputar kembali, membuat Kila bertekad tidak akan memaafkan marchel.

Kila segera berjalan meninggalkan pintu itu menuju kamarnya. Takut ada yang curiga siapa yang datang malam-malam begini.

---

Strong Girl [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang