PART 16

53 11 6
                                    

Kadang kita merahasiakan sesuatu dari sahabat kita dan tidak membaginya, bukan karena kita tidak percaya. Tapi kita tidak ingin mereka terbebani olehnya.

~ author
____________________________________

Di sinilah mereka bereempat sekarang, di cafe dekat sekolah tempat langganan mereka. Rinai, Rasya, Mita dan si pemandangan indah alias Afryan yang memilih ikut gabung dengan mereka.

" saya engga nyangka, ternyata kalian saling kenal. Bahkan satu kelas dan sahabatan." Ucapan Afryan yang kini duduk di samping kanan Mita,

" engga usah di ulang terus kali kak." Ujar Rinai sambil meminum milkshake coklatnya.

" kalian sendiri, bisa kenal darimana?" tanya Rasya yang sedari tadi diam,

" saya kenal teman kamu ini di taman komplek, saya nolongin dia yang jatuh gara-gara kesandung batu. Masa nih ya, dia yang jatuh tapi dia malah nyalahin batunya." Jelas Afryan sambil tertawa, membuat Rasya yang melihatnya tertegun karena baru pertama kalinya dia melihat pemandangan indahnya itu tertawa secara langsung.

Melihat temannya temannya itu tertegun, membuat Rinai berniat menggoda temannya itu.

" aduh manis banget ya. sampe bikin engga bisa kedip" ujar Rinai sambil melirik kearah Rasya yang ada di sebelahnya, mendengar hal itu Rasya pun tersadar dan langsung tertunduk malu. Melihat reaksi temannya itu membuat Rinai tertawa, begitu juga Mita yang ikut tertawa setelah paham maksud dari ucapan Rinai tadi.

" apanya yang manis?" tanya Afryan penasaran karena melihat gadis-gadis ini tertawa, kecuali satu orang.

" oh engga, ini milkshakenya manis banget. Kayaknya gula sekarang lagi murah deh makanya bisa manis gini." Alibi Rinai sambil meminum milkshake dan berlagak mengomentari, sedangkan Mita yang melihat kelakuan temannya itu semakin tertawa terbahak-bahak.

" kamu juga manis kalo senyum kayak gini." Ujar Afryan tiba-tiba,

Mendengar perkataan kakak kelasnya itu, membuat Rinai tersedak minumannya. Melihat hal itu, Afryan dengan cepat memberikan tisu kepada Rinai.

" kamu engga papa?" tanya Afryan, terlihat jelas diwajah kakak kelasnya itu bahwa dia tengah khawatir.

" engga papa." Ucap Rinai gugup setelah menerima tisu tersebut.

Suasana yang tadinya seru tiba-tiba menjadi canggung setelah ucapan tak terduga Afryan, dimana tawa Mita yang tadi terdengar perlahan lenyap dan Rasya yang semakin menundukkan kepalanya setelah sempat ikut terkejut mendengar ucapan dan perlakuan pemandangan indahnya tadi.

Percapakan di antara mereka kembali berlanjut setelah Mita berhasil mencairkan suasana dengan tingkah-tingkah konyol nya. Namun selama itu pula Rinai menyadari jika salah satu temannya menjadi semakin pendiam.

....

Di kamar Rinai

Dua orang gadis tengah sibuk dengan kegiatan masing-masing di atas kasur yang sama, yaitu Rinai yang tengah membungkus kado untuk kakaknya dan Rasya yang tengah membereskan buku-buku yang baru di belinya tadi.

" kok bisa ada buku ini? perasaan gue engga ambil buku ini tadi." Ucap Rasya pelan setelah melihat salah satu buku yang di belinya,

" kenapa lo ra?" tanya Rinai sambil menoleh sekilas ke arah temannya itu.

" ah, engga. Engga papa." Ujar Rasya sambil melanjutkan membereskan bukunya,

" lo ada masalah ra? Gue perhatiin sejak dari toko buku, lo banyak diemnya. Ada apa?" tanya Rinai setelah menunda kegiatannya dan menengok kepada Rasya yang ada di sampingnya.

Sulit Untuk Dimengerti (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang