PART 35

45 10 0
                                    

Laki-laki itu baru sampai di rumah pukul 10 malam, hati nya di buat risau saat menemukan sebuah mobil yang tidak asing baginya.

" masalah datang." Lirih Kenzo, lalu melangkahkan kakinya ke dalam rumah.

Betul dugaannya, di ruang tengah ia sudah di sambut keluarganya dengan berbagai tatapan yang sudah bisa ia tebak.

" nah, ini Kenzo nya udah datang." Ucap Tony, ya mobil yang di lihat Kenzo tadi adalah milik laki-laki ini.

" mau apa lo?" tanya Kenzo dingin,

" ustt.. santai mas bro,  gue Cuma balikin hp lo doang kok, tadi gue dari vila terus nemu hp lo di sana. Ya udah gue balikin aja kesini, eh tahunya lo belum pulang. Gue titipin deh hp lo ke keluarga lo, sekalian ngobrol-ngobrol bentar tadi. Iya kan om tante." Ucap Tony seraya tersenyum menatap kedua orang tua Kenzo.

Sedangkan Kenzo, laki-laki itu benar-benar geram pada temannya ini. namun ia mencoba menahannya, mengingat ia masih berhutang penjelasan kepada kedua orang tuanya.

" udah malem, saya pamit dulu om tante sania. lain kali kita ngobrol-ngobrol lagi." Ucap Tony lalu berbalik badan,

Saat melewati Kenzo, laki-laki itu sempat berbisik.

" lo hutang terima kasih sama gue, gue udah bantuin ungkapin keluh kesah lo selama ini. enjoy it." Bisik Tony lalu tersenyum evil dan meninggalkan rumah mewah itu.

" apa ini maksudnya ken?" pertanyaan sang papa sudah mengintrupsinya,

" papa udah denger kan dari Tony tadi." Jawab Kenzo mencoba santai.

" jadi semua yang di ucapkan Tony itu benar?" ucap Wiguna,

" jadi kamu suka mabuk-mabukan, kamu juga tidur sama perempuan?" ucap Wiguna naik satu oktaf.

Melihat emosi sang suami, bu Indira segera menahan sang suami yang hendak menghampiri sang anak.

" pa udah pa.." pinta bu Indira,

" anak engga tahu di untung, perbuatan kamu itu bisa bikin malu keluarga tahu engga." Bentak Wiguna.

" kamu benar-benar engga bisa di andalkan." ucap Wiguna dengan nafas tersenggal senggal.

" dari dulu Kenzo emang engga bisa di banggain kan pa." Balas Kenzo,

" APA MAKSUD KAMU?" emosi Wiguna kembali tersulut,

" bagi papa, Kenzo emang Cuma nyusahin kan. Dari kecil sakit-sakitan, engga pinter. Apa yang bisa di banggain. Iya kan." Ucap Kenzo cukup kencang.

" dari awal juga papa engga milih aku kan sebagai penerus kalian, aku Cuma cadangan kan pa." Teriak Kenzo,

" di saat aku udah ikhlasin semua, aku terima keputusan papa yang milih Sania sebagai penerus papa. Tiba-tiba kalian tunjuk aku sebagai penerus kalian hanya karena yang udah terjadi sama Sania, hidup aku mulai kalian atur. Semua harus sesuai keinginan kalian." 

" apa kalian pernah tanya pendapat aku? Apa aku bersedia dan terima semua ini?"

Mereka semua terdiam mendengar ucapan sang putra, mereka memang terlalu gegabah mengambil keputusan itu hanya karena masalah yang terjadi dulu. Sania terdiam, ia merasa bersalah atas apa yang sudah terjadi pada sang adik. Andai saja waktu bisa di ulang, ia tidak akan melakukan kesalahan itu sampai sang adik menjadi korban. Tapi satu kekecewaannya, kenapa adiknya itu justru ikut melakukan kesalahan seperti dirinya.

" ma.. pa.. ada apa sih kok teriak-teriak, Putri takut." Rengek Putri yang terbangun dari tidurnya.

Melihat itu, semuanya langsung pura-pura terlihat baik-baik saja di hadapan gadis kecil itu. 

Sulit Untuk Dimengerti (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang