Di Rumah Rama
Para laki-laki itu tengah mengerubungi satu-satunya perempuan di sana, eits..
jauhkan pikiran kalian dari hal yang tidak-tidak karena mereka melakukan itu hanya untuk mendengarkan penjelasan Mita soal materi pelajaran yang tengah di bahas.
" gimana paham engga?" tanya Mita,
" ini otak gue yang lemot apa emang penjelasan loyang kecepetan?" tanya Nuril.
" kayaknya emang lo yang kecepetan deh mit." Ucap Satya,
" yaelah gue udah ngulangin penjelasan yang samatiga kali dan kalian masih belom paham?" kesal Mita.
" ya kan emang belum paham mit, ulangin lagi lah. Kan situ udah kita bayar, engga boleh ngeluh dong." Balas Nuril,
" kalo kali ini masih engga paham lo belajar sama Rama aja sono." Kesal Mita.
" gue ogah ngajarin mereka, bisa-bisa frustasi gue." Sahut Rama yang tengah asik mengerjakan tugas di bukunya,
" kita juga ogah kali diajarin sama bapak tiri." Balas Nuril.
" tahu lo ram, punya otak pinter tuh bagi-bagi lahdikit sama temen. Lo mah di simpen sendiri." Sahut Satya,
" itu derita lo." Balas Rama tanpa mengalihkan pandangannya dari buku tebal itu.
" ayolah mit ulang lagi, pelan-pelan banget tapi ya. otak kita nih sinyalnya pada E maklumin ya." pinta Michel sambil memelas,
Mendengar itu Mita hanya menghela nafas berat.
" kalo aja gue engga butuh duit ogah gue ngajarin lo pada." Ucap Mita kesal, lalu mengulangi penjelasan yang sama dengan sangat pelan-pelan.
Melihat ketiga temannya yang sangat fokus mendengarkan penjelasan Mita membuat Rama hanya terkekeh, sepertinya teman-temannya itu kali ini memang sangat niat ingin mendapat beasiswa itu.
" oh iya mit, maaf nih kalo gue lancang. Tapi bukannya lo anak orang berada ya? kok lo sekarang ngajarin les nih curut tiga?"tanya Rama sambil menutup buku yang di bacanya,
" nah bener tuh, kenapa?" tanya Nuril kepo.
Setelah selesai menjelaskan, Mita memberikan beberapa soal untuk di kerjakan ketiga laki-laki itu.
" udah jangan kepo, nih kerjain." Sahut Satya memberikan soal itu, melihat itu Nuril hanya memonyongkan bibirnya.
Setelah cukup lama diam, Mita pun memberanikan diri menceritakan masalahnya.
" gue kabur dari rumah, jadi gue butuh uang."
" kenapa?" tanya Michel sedikit terkejut tapi kemudian melanjutkan mengerjakan soal itu,
" keluarga gue itu kaku, mereka Cuma mikirin perusahan mereka. Gue engga pernah bener-bener ngerasain kasih sayang sama perhatian di sana, gue engga tahan. Jadi gue milih pergi aja."
" terus sekarang lo tinggal dimana?" tanya Rama merasa kasihan pada gadis ini.
" gue tinggal sama Rasya, tapi engga tahu sampai kapan. Segan juga kalo kelamaan numpang disana, makanya gue mau nyari kerjaan biar ada penghasilan terus gue bisa nyari kos-kos an gitu."
" mereka engga nyari lo gitu?" tanya Nuril penasaran,
" nope."
" ada ya orang tua kek gitu." Sahut Nuril.
" gue udah selesai, nih cek." Ucap Satya sambil menyerahkan jawabannya kepada Mita,
" masih salah tiga, tapi lumayan lah buat hari pertama."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sulit Untuk Dimengerti (Sudah Terbit)
Fiksi Remaja[COMPLETED] " saat gue mendekat, lo menjauh. Saat gue mau ngelupain lo, lo semakin mendekat. Lo mainin perasaan gue kayak gini. MAU LO APA SIH?" - Rinai . . . . " semua ini konsekuensi dari kebodohan ku, maaf sudah menjadi pengecut yang membuat mu m...