PART 37

62 8 2
                                    

Di Rumah Rama

Para laki-laki itu tengah mengerubungi satu-satunya perempuan di sana, eits..

jauhkan pikiran kalian dari hal yang tidak-tidak karena mereka melakukan itu hanya untuk mendengarkan penjelasan Mita soal materi pelajaran yang tengah di bahas.

" gimana paham engga?" tanya Mita,

" ini otak gue yang lemot apa emang penjelasan loyang kecepetan?" tanya Nuril.

" kayaknya emang lo yang kecepetan deh mit." Ucap Satya,

" yaelah gue udah ngulangin penjelasan yang samatiga kali dan kalian masih belom paham?" kesal Mita.

" ya kan emang belum paham mit, ulangin lagi lah. Kan situ udah kita bayar, engga boleh ngeluh dong." Balas Nuril,

" kalo kali ini masih engga paham lo belajar sama Rama aja sono." Kesal Mita.

" gue ogah ngajarin mereka, bisa-bisa frustasi gue." Sahut Rama yang tengah asik mengerjakan tugas di bukunya,

" kita juga ogah kali diajarin sama bapak tiri." Balas Nuril.

" tahu lo ram, punya otak pinter tuh bagi-bagi lahdikit sama temen. Lo mah di simpen sendiri." Sahut Satya,

" itu derita lo." Balas Rama tanpa mengalihkan pandangannya dari buku tebal itu.

" ayolah mit ulang lagi, pelan-pelan banget tapi ya. otak kita nih sinyalnya pada E maklumin ya." pinta Michel sambil memelas,

Mendengar itu Mita hanya menghela nafas berat.

" kalo aja gue engga butuh duit ogah gue ngajarin lo pada." Ucap Mita kesal, lalu mengulangi penjelasan yang sama dengan sangat pelan-pelan.

Melihat ketiga temannya yang sangat fokus mendengarkan penjelasan Mita membuat Rama hanya terkekeh, sepertinya teman-temannya itu kali ini memang sangat niat ingin mendapat beasiswa itu.

" oh iya mit, maaf nih kalo gue lancang. Tapi bukannya lo anak orang berada ya? kok lo sekarang ngajarin les nih curut tiga?"tanya Rama sambil menutup buku yang di bacanya,

" nah bener tuh, kenapa?" tanya Nuril kepo.

Setelah selesai menjelaskan, Mita memberikan beberapa soal untuk di kerjakan ketiga laki-laki itu.

" udah jangan kepo, nih kerjain." Sahut Satya memberikan soal itu, melihat itu Nuril hanya memonyongkan bibirnya.

Setelah cukup lama diam, Mita pun memberanikan diri menceritakan masalahnya.

" gue kabur dari rumah, jadi gue butuh uang."

" kenapa?" tanya Michel sedikit terkejut tapi kemudian melanjutkan mengerjakan soal itu,

" keluarga gue itu kaku, mereka Cuma mikirin perusahan mereka. Gue engga pernah bener-bener ngerasain kasih sayang sama perhatian di sana, gue engga tahan. Jadi gue milih pergi aja."

" terus sekarang lo tinggal dimana?" tanya Rama merasa kasihan pada gadis ini.

" gue tinggal sama Rasya, tapi engga tahu sampai kapan. Segan juga kalo kelamaan numpang disana, makanya gue mau nyari kerjaan biar ada penghasilan terus gue bisa nyari kos-kos an gitu."

" mereka engga nyari lo gitu?" tanya Nuril penasaran,

" nope."

" ada ya orang tua kek gitu." Sahut Nuril.

" gue udah selesai, nih cek." Ucap Satya sambil menyerahkan jawabannya kepada Mita,

" masih salah tiga, tapi lumayan lah buat hari pertama."

Sulit Untuk Dimengerti (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang