MAAF
~ Kenzo Aquino
____________________________________Keesokan paginya, Rasya mengajak Rinai berangkat ke sekolah pagi-pagi buta. Melihat mereka sarapan saat ini, membuat Pak Gara selaku ayah Rinai sedikit heran.
" tumben jam segini udah sarapan, mau berangkat sekarang nay, ra?" tanya pak Gara,
" iya yah. Nih si rara, dia kan emang anaknya ke rajinan. Datengnya mesti pagi pagi buta kek gini." Ujar Rinai dengan cemberut, meskipun begitu semua sarapannya tetap di makannya.
Sedangkan yang tengah di bicarakan justru tetap memakan sarapannya sambil menyengir,
" ya bagus dong nay, kan lebih bagus kalo kalian berangkatnya pagi-pagi gini. Emang kamu engga bosen berangkat nelat terus." Ujar pak Gara.
" itu kan ciri khas Rinai yah. Lagian meskipun berangkatnya siangan, Rinai engga pernah telat kok." Bela Rinai,
" tapi mepet, sama aja nay." Sahut Andra yang baru masuk di ruang makan dan menyomot selembar roti milik adiknya.
" ih mas Andra, itu kan udah ada roti yang disiapin ibu kenapa mesti ambil roti Rinai sih." Ucap Rinai kesal melihat kebiasaan kakaknya itu,
" sama aja." Ujar Andra sambil memakan sarapannya.
" udah, udah. Buruan habisin sarapannya. Rinai Rasya, kalo kalian udah selesai buruan berangkat gih. Ati-ati kalo bawa motor ya." ujar bu Yanti saat melihat kedua gadis itu sudah selesai dengan sarapannya,
" oh iya, ayah lupa bilang. Kemarin pas ayah pakai ban nya bocor nay, ayah lupa mau benerinnya." Ujar pak Gara.
" terus Rinai berangkatnya gimana? Pake motor mas Andra gitu? Yah, ayah kan tahu Rinai engga bisa naik motor mas Andra." Rengek Rinai,
" siapa yang nyuruh kamu pakai motor kakak kamu, kalian berdua nanti dianterin Andra. Biar pulangnya nanti ayah yang jemput." Jelas pak Gara.
" Andra yang anter yah? Kirain ayah yang mau nganter tadi." Ujar Andra sambil meminum air,
" kamu kan searah ndra, udah buruan berangkat sana." Sahut bu Yanti.
" oke deh, yuk berangkat sekarang." Ajak Andra sembari bangkit dan menyalami kedua orang tuanya, yang diikuti oleh kedua gadis itu.
....
Saat tiba di sekolah, keadaan sekolah masih cukup sepi mengingat masih pukul 6 : 15 pagi. Setelah meletakan tas di bangku masing-masing, Rasya pamit ke kamar mandi karena mendapat panggilan alam dadakan.
Merasa sedikit takut di dalam kelas seorang diri, Rinai pun memutuskan untuk menunggu temannya itu di teras depan kelasnya.
" sepi amat nih sekolah, berasa jadi anak rajin banget deh gue dateng jam segini. Demi apa coba kalo engga demi sahabat gue yang satu itu." Ucap Rinai bermonolog sambil melihat-lihat area parkiran yang terletak bawah kelasnya.
Saat pandangan Rinai mengarah ke arah tangga, tanpa sengaja ia melihat objek yang membuatnya menyesal karena manuruti rasa takutnya tadi. Objek tersebut adalah dimana seorang Kenzo Aquino yang tengah mengantar sang kekasih menuju kelasnya, yang mana kelas tersebut tepat berada di sebelah kelas Rinai.
" kenapa gue mesti lihat mereka sih, apa gue masuk aja ke dalam kelas?"
" engga, engga. Kalo gue masuk, entar kelihatan banget gue masih belum bisa ngelupain dia. Gue harus tetep di sini, Rinai lo mesti tunjukin kalo lo engga papa, lo baik-baik aja."
Batin Rinai,
Setelah itu Rinai pun tetap di tempatnya, dan tidak lama ia merasakan sepasang kekasih tersebut lewat di belakangnya sambil bercengkrama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sulit Untuk Dimengerti (Sudah Terbit)
Fiksi Remaja[COMPLETED] " saat gue mendekat, lo menjauh. Saat gue mau ngelupain lo, lo semakin mendekat. Lo mainin perasaan gue kayak gini. MAU LO APA SIH?" - Rinai . . . . " semua ini konsekuensi dari kebodohan ku, maaf sudah menjadi pengecut yang membuat mu m...