PART 20

55 11 13
                                    

Bu Yanti tidak henti-hentinya menatap ke arah putri semata wayang nya yang saat ini belum sadarkan diri. Sejak kemarin putrinya itu tidak kunjung membuka matanya, membuat semua anggota keluarga itu khawatir.

" ma, mama mending pulang aja istirahat sama ayah juga. Dari semalem kalian belum istirahat makan juga engga, Andra takut nanti kalian sakit." Tutur Andra,

" engga papa ndra, kamu aja yang pulang. Mama di sini aja jagain Rinai. Nanti kasihan kan entar pas dia bangun nanti engga ada siapa-siapa." Ucap bu Yanti.

" kan ada Andra ma, Andra bisa jagain Rinai. Lagipula rara tadi ngabarin dia sama temen-temen kelas nya mau jenguk Rinai nanti pulang sekolah." Jelas Andra,

" emang kamu engga kerja?" tanya bu Yanti yang masih enggan beranjak dari posisinya.

" Andra libur ma, udah mama pulang aja sama ayah.Jangan bikin Andra tambah khawatir ma." Ujar Andra,

" yaudah, mama sama ayah pulang dulu. Kalo adek kamu udah bangun cepet hubungi rumah ya." pinta sang ibu.

" iya, mama tenang aja. Andra pasti kabarin." Jawab Andra.

Setelah membangunkan ayahnya yang tertidur di sofa kamar inap Rinai, kedua orang tua itupun meninggalkan rumah sakit. Setelah tidak ada siapapun di ruangan itu, Andra menghampiri sang adik yang tengah terbaring tak sadarkan diri itu.

" cepet bangun ya nay, mas kangen engga ada yang dijahilin." Ucap Andra dengan air mata yang sedari tadi di sembunyikannya.

....

Sore harinya hampir semua teman sekelas Rinai datang membesuk ke rumah sakit, setelah hampir dua jam Andra menjawab dan menemani teman-teman adiknya itu. Sekarang hanya tinggal Rasya dan Mita yang masih berada di ruangan Rinai.

" kalian engga pulang juga? Ini udah sore loh. Bukannya saya ngusir, saya tahu kalian capek habis sekolah." Jelas Andra,

" saya mau di sini dulu engga masalah kan kak, sayaudah ijin kakak saya juga." Jawab Rasya.

" kalo saya, masih nungguin temen. Mau ada yang dateng lagi kesini." Jawab Mita dengan cengiran, 

" siapa? Bukannya anak-anak kelas udah semua?" bisik Rasya.

" udah lo liat aja entar, bentar lagi mereka sampe."Jelas Mita,

Tidak lama setelah itu dua laki-laki masuk kedalam kamar inap Rinai, membuat Andra mengerutkan alisnya karena tidak mengenal orang tersebut sedangkan Rasya membelalak kan mata melihat tamu tersebut.

" assalamualaikum." 

" waalaikumsalam, maaf kalian siapa ya?" tanya Andra,

" saya Afryan mas, temennya Rinai. Terus ini temen saya Noval." Jawab Afryan memperkenalkan diri.

Setelah melihat kondisi Rinai, Afryan menanyakan kronologi kecelakaan yang terjadi.

" saya engga tahu pasti, ayah saya yang waktu itu jemput Rinai yang lihat langsung kejadiannya. Katanya Rinai lari ke tengah jalan sambil nangis terus ada mobil yang nabrak dia. Setelah itu ayah saya sama yang nabrak langsung bawa Rinai ke rumah sakit." Jelas Andra,

" kata dokter gimana mas?" tanya Afryan.

" dokter bilang benturan di beberapa tubuh Rinai engga seberapa parah, tapi berpotensi luka dalam. Dan sampai sekarang dia belum sadar, ayah saya bener-bener merasa bersalah karena engga bisa ngelindungin adik saya waktu itu. Saya minta doa nya ya." ujar Andra,

" pasti." Jawab Afryan yang di angguki oleh lainnya.

Setelah cukup lama mengobrol, Andra pamit keluar sebentar karena ada urusan dan menitipkan adiknya pada Rasya. 

Sulit Untuk Dimengerti (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang