Turnamen akan dilaksanakan besok pagi, dikelas pun Seulgi tidak dapat berkonsterasi. Otaknya dipenuhi dengan tantangan dan membuat moodnya berantakan. Apalagi saat kelas ramalan Prof Tresa meramalkan bahwa karena bintang Saturnus berada di dekat bulan maka orang yang lahir pada bulan Februari lebih berkemungkinan untuk mati.
"Kau tau sendiri kan Prof Tresa suka melihat orang menderita? Tak usah dipikirkan." Ucap Hoseok menenangkan Seulgi yang hampir menangis.
Sudah hampir seminggu Seulgi selalu bersama Wendy dan HoSeok untuk berlatih. Selama seminggu itu juga Wendy dan HoSeok membantu mengerjakan tugas Seulgi bersama-sama.
Seulgi mengangkat tangannya sekali lagi. "Accio Dictionary!"
Buku tebal itu melesat dari tangan Wendy, terbang menyeberangi ruangan, dan Seulgi menangkapnya.
"Egiii, menurutku kau sudah menguasainya!" kata Wendy riang.
"Asal besok bisa berhasil saja," ujar Seulgi. "Sapuku jaraknya sangat lebih jauh daripada barang-barang di sini. Dia ada di kastil, sedangkan aku di lapangan..."
"Tak jadi soal," kata Wendy tegas. "Asal kau berkonsentrasi benar-benar pada
sapumu, dia akan datang. Seulgi, lebih baik kita tidur sekarang, lagian sudah malam... kau perlu istirahat yang cukup," Ucap Wendy sambil memeluk Seulgi.Seulgi berlatih keras menguasai Mantra Panggil malam itu, sehingga sebagian
kepanikannya telah meninggalkannya. Tetapi keesokan paginya, hari turnamen pertama tiba, kepanikan itu muncul lagi sepenuhnya.Suasana di sekolah penuh ketegangan dan kegairahan. Pelajaran dihentikan pada tengah hari, agar anak-anak punya cukup waktu untuk pergi ke tempat penampungan naga.
Saat jam makan siang tiba HoSeok pun menambahkan berbagai makanan lezat kedalam piring Seulgi.
"Kau tidak boleh lapar tapi juga jangan terlalu kekenyangan! Habiskan yang di piring, aku sudah menghitung kalorinya dan sepertinya tepat untukmu. Jumlahnya lebih banyak dari makanan biasamu tapi lebih sedikit dari makanan ketika kau sedang patah hati." Ucap Hoseok.
"Thanks my bro..." Ucap Seulgi. Seulgi sebenarnya tidak terlalu nafsu makan karena rasa khawatirnya, tapi dia butuh tenaga. Jadi dia menghabiskan seluruh makanan dalam piringnya.
Para kepala asrama memasuki Aula Besar dengan bersamaan membuat banyak anak yang mengawasi mereka. Para kepala asrama masing-masing pergi menemui para juara.
"Miss Kang Seulgi, para juara harus turun ke halaman sekarang... Kau harus bersiap untuk menghadapi tugas pertamamu." Ucap Profesor Ville, guru Herbologi dan kepala asrama Hufflepuff.
"Baiklah Professor," kata Seulgi, bangkit, garpunya terjatuh ke piringnya dengan bunyi dentang keras.
"Semoga sukses, egi," bisik Hoseok. "Kau akan baik-baik saja!"
"Yeah," kata Seulgi, dalam suara yang sama sekali tidak seperti suaranya.
Dia meninggalkan Aula Besar bersama Profesor Ville. Profesor Ville juga tidak seperti biasanya. Dia bahkan tampak sama cemasnya dengan Hoseok. Ketika
menemani Seulgi menuruni undakan batu dan keluar memasuki udara sore November yang dingin, dia meletakkan
tangan di bahu Seulgi. "Jangan panik, ya," katanya, "tetaplah berkepala dingin... Kita punya para penyihir yang siap bertindak jika situasi tak terkendali lagi... Yang paling utama adalah lakukan sebaik kau bisa, dan tak akan ada yang menyalahkanmu... Kau baik-baik saja?"Seulgi menjawab sambil tersenyum. "Ya, saya baik-baik saja Professor."
Profesor Ville membawanya ke tempat para naga, di tepi hutan. Tetapi ketika mereka mendekati kerumunan pepohonan, yang dari belakangnya pagar bisa kelihatan; Seulgi melihat di situ sudah didirikan tenda. Jalan masuknya menghadap mereka, menghalangi naga-naga itu dari pandangan.
"Kau harus masuk ke situ bersama yang lain," kata Profesor Ville dengan suara
yang agak bergetar, "dan tunggu giliranmu, Seulgi. Mr Bagman salah satu orang kementrian ada di dalam situ,dia yang pakai topi hijau besar... dia akan
memberitahumu... prosedurnya... Semoga berhasil." Ucap Prof Ville."Terima kasih banyak Professor," kata Seulgi, dengan suara datar yang kedengarannya datang dari jauh.
Profesor Ville meninggalkannya di pintu tenda. Seulgi masuk. Jungkook duduk di sudut di bangku kayu rendah. Dia tidak tampak setenang biasanya, melainkan agak pucat dan berkeringat. Suga tampak lebih sangar dari biasanya. Menurut dugaan Seulgi, begitulah caranya menunjukkan ketegangan. Seokjin berjalan hilir-mudik. Ketika Seulgi masuk, Seokjin tersenyum kecil kepadanya, yang dibalas senyuman juga oleh Seulgi. Seulgi merasakan otot-otot wajahnya kaku, seakan sudah lupa bagaimana caranya tersenyum.
Mr. Bagman tampak bagai tokoh kartun yang kelewat besar, berdiri di tengah para juara yang berwajah pucat. Dia memakai jubah Wasp- berwarna hijaunya yang warnanya senada dengan topi besarnya.
"Nah, setelah kalian semua berada di sini... sudah saatnya menjelaskan kepada kalian!" kata Bagman ceria. "Kalau para penonton sudah berkumpul, kantong ini akan kutawarkan kepada kalian" dia mengangkat kantong kecil dari sutra ungu dan mengguncangnya di depan mereka "dari dalamnya kalian masing-masing akan memilih model miniatur naga yang harus kalian hadapi! Soalnya... er... jenis-jenisnya berbeda. Dan aku harus memberitahu kalian satu hal lain lagi... ah, ya... tugas kalian adalah mengambil telur emasnya!"
Seulgi memandang berkeliling. Seokjin mengangguk sekali, untuk menunjukkan bahwa dia memahami kata-kata Bagman, dan kemudian mulai berjalan hilir mudik lagi dalam tenda. Wajahnya pucat. Jungkook dan Suga sama sekali tak bereaksi. Mungkin mereka mengira mereka akan muntah jika membuka mulut; begitulah yang Seulgi rasakan soalnya.
Dan dalam waktu singkat, ratusan pasang kaki terdengar melewati tenda, pemiliknya berbicara dengan bergairah, tertawa-tawa, bergurau... Seulgi merasa terasing dari para penonton itu, seakan mereka spesies lain. Dan kemudian rasanya cuma sedetik bagi Seulgi lalu Mr Bagman membuka kantong sutra itu.
"Kita sesuaikan dengan urutan pilihan sang piala api oke? Pertama-tama, Min Suga-ssi?" Ucap Mr. Bragman lalu menyodorkan kantong sutra itu kepada Suga.
Suga memasukkan tangannya ke dalam kantong dan mengeluarkan model naga miniatur yang Sempurna-naga Bola Api Cina. Ada angka tiga melingkar di lehernya. Dan, melihat Suga yang tidak menunjukkan tanda-tanda keterkejutan melainkan senyum sinis, Seulgi tahu bahwa apa yang dikatakan Wendy benar. Suga telah benar-benar mempersiapkan apa yang akan dihadapinya.
Lalu Mr Bagman menyodorkan kantong sutra itu kepada Jungkook, dia mengambil Naga Hijau Wales yang berwarna hijau. Nomor dua terkalung di lehernya. Jungkook memandang miniatur naga itu tidak berkedip, lalu duduk lagi dan memandang tanah dengan tatapan tajam namun pasrah.
Lalu Mr Bagman menyodorkan kantong sutra itu kepada Seokjin. Seokjin memasukkan tangan ke dalam kantong, dan menarik naga Moncong-Pendek Swedia berwarna biru abu-abu, dengan nomor satu terkalung di lehernya.
Dan terakhir giliran Seulgi memasukkan tangan ke dalam kantong sutra dan mengeluarkan naga Ekor-Berduri Hungaria yang bernomor empat. Naga itu merentangkan sayapnya ketika Seulgi menunduk memandangnya, dan menyeringai memamerkan taring mininya.
Awalnya Seulgi sangat takut karena tiap naga memiliki kelebihan dan kekurangan yang berbeda sehingga dia tidak yakin dengan saran Wendy untuk mengikuti apa yang Harry Potter lakukan dalam melawan naganya.
Tetapi diingat-ingat lagi, bukankah Harry Potter pada turnamen sebelumnya, sesuai dengan buku biografi yang selalu Wendy bawa kemana-mana selama menemani Seulgi, juga mendapatkan naga Ekor-Berduri Hungaria? Bukankah ini semacam kebetulan? Seulgi jadi berfikiran, dimulai dari obrolan siapa perwakilan sang piala api hingga tantangan turnamen ini... Menurut Seulgi, Wendy lebih cocok mengajar kelas ramalan dibandingkan Prof Tresa yang hanya mengatakan segala macam penderitaan yang menurut Seulgi sangat konyol.
"Nah, begitulah!" kata Mr Bagman. "Kalian masing-masing sudah naga yang akan kalian hadapi, dan nomor-nomor itu adalah nomor urut kalian untuk menghadapi naga-naga itu. Sebentar lagi aku harus meninggalkan kalian, karena aku yang akan memberi komentar. Mr Kim Seokjin, kau urutan pertama. Keluarlah langsung ke arena yang sudah dipagari kalau kau mendengar tiupan
peluit, oke?"Ucap Mr Bagman yang diikuti dengan anggukan tajam Seokjin.
✨✨✨
Jangan lupa vote dan komen yaaaah!!!
❤💛💙💚💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Ajaran Tahun Kelima [END]
Fantasy✨Di tahun kelima mereka bersekolah di sekolah sihir Hogwarts, terjadi suatu kejutan yang menyenangkan namun juga berbahaya.✨ Kisah tujuh orang laki-laki dan lima orang wanita yang penuh dengan persahabatan, romansa dan juga ambisi di dalam dunia sih...