Wendy membuka matanya dan melihat langit-langit rumah sakit Hogwarts. Tangan kanannya diinfus dengan darah dan kakinya diperban. Sedangkan tangan kirinya berada di atas perutnya sedang digenggam erat oleh seseorang. Orang itu duduk di kursi sebelah kasurnya dan menatap wajahnya.
"Suga?" Ucap lirih Wendy.
Orang itu tetap terdiam. Namun tangan laki-laki itu terus menggenggam erat tangan Wendy sambil jari-jarinya mengelus punggung tangan Wendy. Tangannya yang satu lagi lalu pergi mengelus kepala Wendy dan turun ke pipinya. Cukup lama tangan putih pucat itu mengelus pipi Wendy.
Wendy memperhatikan Suga dan dia masih menggunakan piyama satin berwarna hitam, dengan wajah baru bangun tidur dan rambut acak-acakan.
"Sudah mendingan?" Kata Suga yang masih memainkan jemarinya di pipi Wendy.
"Iya..." Ucap Wendy. "Kau tau darimana aku disini?"
Suga terdiam dan seperti tidak mendengarkan omongan Wendy. Dia hanya fokus pada jemari yang mengelus pipi Wendy.
"Boleh aku cium?" Tanya Suga tiba-tiba. "Pipimu... Cantik."
Mendengar pertanyaan itu Wendy terkejut dan hanya bisa terdiam, dia tidak tau harus menjawab apa. Tiba-tiba Madam Pomfrey datang membawa jus labu dan piring yang berisi makanan.
"Sarapan untukmu. Kau harus makan. Kau kehilangan banyak sekali darah serta kaki dan tanganmu luka. Tanganmu sudah sembuh tentu saja karena lukanya tidak terlalu parah, tapi kakimu perlu beberapa waktu. Besok hari sabtu juga sudah sembuh tapi kau harus menginap di rumah sakit selama dua hari full sehingga Minggu kau dapat ikut kunjungan ke Hogsmeade." Ujar Madam Pomfrey lalu pandangannya ke arah Suga.
"Dan kau.. Sedang apa disini? Tidak masuk kelas?" Tanya Madam Pomfrey.
"Bolos, " Jawab Suga.
"Ckck terserah lah aku malas berurusan dengan bedebah Slytherin. Bedebah Slytherin dan bedebah Gryffindor. Suka-suka mereka saja," Ucap Madam Pomfrey yang lalu pergi ke kasur anak yang lain. Sepertinya anak itu patah tulang dan lebih parah dari Wendy, kakinya sampai di balut memakai kayu.
"Itu Max, anak Gryffindor. Semalam saat pesta perayaan selesai tantangan telur emas di common room masing-masing, genk cowok Gryffindor malah memakai sapu dan terbang mengelilingi common room mereka. Tapi Max malah nabrak patung dan akhirnya terjatuh. Kau tau Max kan? Yang aku panggil babi," Kata Suga berbisik dengan suara pelan di telinga Wendy. Dengan tangan kirinya yang masih menggenggam erat tangan kiri Wendy dan tangan kanannya yang masih mengelus pipi Wendy.
"Kau benar-benar bolos?" Tanya Wendy.
"Nanti siang aku masuk kelas kok, hanya kelas pagi aja bolosnya." Ucap Suga sambil tersenyum lalu bangkit dan memposisikan kasur Wendy untuk agak sedikit duduk dan menaruh sarapan didepan Wendy.
Tiba-tiba seorang wanita dan pria datang mendatangi mereka, "Wendy kamu gapapa kan?" Tanya Seulgi.
"Tadi kau tidak ada saat kelas pemeliharaan satwa gaib dan katanya kau ijin masuk rumah sakit. Jadi kami langsung kesini," Ucap Hoseok.
"Uda sembuh kok, dan hari minggu uda diijinin ikut ke Hogsmeade." Ucap Wendy.
"Syukurlah..." Kata seulgi. "Lah Suga? Ngapain disini?"
"Jagain wendy," Ucap Suga.
"Kenapa kamu yang jagain dia? Emang hubungan kalian apa?" Tanya hoseok.
"Kepo amat," Ucap Suga.
"Lagipula kalau emang Wendy sakit, kan harusnya yang jagain Jimin. Diakan calon suami Wendy karena mereka uda di jodohin," Ucap Hoseok yang langsung dicubit oleh Seulgi.
"Sssst... Eh si bege..." Lirih Seulgi.
Suga terdiam dan mengepal kedua tangannya, wajahnya terlihat merah padam dan mengeras. Serta matanya terlihat berair. Lalu diapun pergi tanpa mengucapkan satu katapun.
"Kau berpacaran dengannya?" Bisik Seulgi kepada Wendy.
Wendy lalu menggeleng kepalanya dan mengambil suapan pertama sarapannya. Entah mengapa otaknya dipenuhi rasa bersalah terhadap Suga.
✨✨✨
Jimin makan siang dibawah pohon ek pinggir danau hitam, menikmati menyaksikan pohon-pohon yang menjatuhkan daunnya dan udara yang mulai dingin. Awal bulan November di Korea masih musim gugur walaupun udara sudah mulai memasuki winter.
"Kak.. Jimin..." Tiba-tiba seorang siswi mendatanginya.
Jimin lalu menoleh dan memandang anak kelas tiga asrama Gryffindor itu.
"Kakak.. Mau gak jadi pendamping aku buat malam dansa?" Tanya anak itu.
"Umm sorry... Saya sudah punya pasangan," Jawabnya sambil tersenyum ramah. Siswi itu bukanlah siswi pertama yang ditolak oleh Jimin. Sudah lebih dari 13 wanita yang mengajaknya uda datang ke pesta dansa.
Jimin adalah seorang pureblood dari keluarga Park yang sangat kaya. Ditambah lagi parasnya yang elok dan kemampuannya yang hebat diatas sapu sebagai seorang seeker Quidditch dari Slytherin. Permainan Quidditch akan dihentikan saat seeker mendapatkan snitch nya lalu dihitung total point mereka. Dan Jimin selalu berhasil mendapatkan snitch saat Slytherin memiliki poin untuk menjadi juara. Bahkan Madam Hips guru kelas terbang menyebutkan bahwa Jimin adalah salah satu seeker terbaik yang Hogwarts pernah miliki.
Selain itu sifatnya yang ramah dan mudah tersenyum membuat pesona nya semakin dikagumi. Sudah menjadi rahasia umum bahwa pureblood dari Slytherin adalah yang terburuk karena sering membuat masalah dan sering merendahkan siswa lain khususnya para muggleborn. Tetapi Jimin berbeda. Pembawaannya yang anggun dan berkharisma membuat banyak wanita terpesona.
"Jim yuk kelas," Kata Eunwoo sahabat terdekatnya.
"Yuk," Balas singkat Jimin.
Eunwoo dan Jimin sudah menjadi sahabat sejak kelas satu. Eunwoo merupakan seorang halfblood yang pendiam dan kutu buku. Mereka berdua lebih sering menghabiskan waktu mengobrol di perpustakaan ataupun pinggiran danau. Mereka bukan bagian dari Genk Cowok Slytherin karena mereka tipe siswa baik-baik yang selalu mentaati peraturan.
Eunwoo dan Jimin menjadi siswa Slytherin pertama yang sampai di kelas sejarah sihir. Mereka duduk paling depan dan mengeluarkan buku-buku mereka. Sudah ada beberapa anak Gryffindor lain disana, mereka adalah beberapa kutu buku dari Gryffindor karena tiba di kelas sejarah sihir secepat itu.
Sejarah sihir diajar oleh Professor Binns, satu-satunya guru berwujud hantu. Diceritakan bahwa dulunya dia meninggal ketika duduk di depan perapian dan tak pernah sadar bahwa dirinya sudah mati meskipun sudah menjadi hantu. Professor Binns juga mengajar dengan cara yang monoton sehingga kebanyakan murid tertidur di kelasnya.
Selesai kelas sejarah sihir dan anak-anak mulai pergi meninggalkan kelas, salah satu anggota Genk Cowok Slytherin bernama Andy mendatangi meja mereka.
"Jimin..." Ucap lirih Andy. "Kamu dicariin Suga, nanti malem di gudang ruang rekreasi Slytherin, wajib dateng dan sendiri." Lanjutnya sambil melirik ke arah Eunwoo. Setelah mengatakan itu, Andy langsung pergi diikuti dengan anggota Genk cowok Slytherin lainnya yang daritadi menatap serius ke arah mereka berdua. Jimin memperhatikan, Suga tidak ada diantara mereka. Suga juga tidak hadir saat kelas pagi.
"Kamu cari masalah apaan sama para bedebah itu? Apalagi Suga kan pimpinan mereka," Tanya Eunwoo.
Jimin menggelengkan kepalanya karena dia juga bertanya-tanya. Jimin merupakan orang yang tidak suka mencari masalah. Itulah mengapa dia tidak pernah berurusan dengan Genk Cowok Slytherin.
❤💛💙💚💜
Jangan lupa vote dan komen yaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Ajaran Tahun Kelima [END]
Fantasi✨Di tahun kelima mereka bersekolah di sekolah sihir Hogwarts, terjadi suatu kejutan yang menyenangkan namun juga berbahaya.✨ Kisah tujuh orang laki-laki dan lima orang wanita yang penuh dengan persahabatan, romansa dan juga ambisi di dalam dunia sih...