Blue House, Seoul, Korea.

723 109 3
                                    


22 April 2019

Presiden Korea Selatan yang baru terpilih tepat seminggu yang lalu kini sedang duduk di kursi utama rumah kepresidenan, Blue House. Presiden Kang Ho Dong pun masih melihat ipad dalam genggamannya yang berisi tugas-tugas kepresidenan dari sekertaris pribadinya. Malam ini ada satu jadwal khusus dimana dia akan bertemu dengan tamu istimewa yang bernama Yoo Jaesuk.

Seistimewa apakah orang ini hingga dapat jadwal malam hari orang nomor satu di Korea Selatan? Lebih aneh lagi ketika Presiden Kang Ho Dong mencari namanya di data masyarakat Korea Selatan, Yoo Jaesuk hanyalah seorang pemilik warung kecil dari desa Icheon, Gyeonggi-do.

Aneh, sangat aneh... aku adalah orang nomor satu di Korea Selatan sekarang, dimana bahkan pemilik perusahaan besar harus mereservasi jauh-jauh hari untuk bertemu denganku. Itupun jika ada hal penting yang memang harus dibicarakan dan aku yang memutuskan waktu dan tempat bertemunya. Namun sekarang, pada malam hari, aku terjaga diruangan kerjaku menunggu seorang pemilik warung kecil dari desa?

Presiden Kang Ho Dong pun sudah berulang kali menkonfirmasi kepada sekertaris utama staff kepresidenan di Blue House mengenai jadwal ini. Dan selalu saja jawabannya adalah ini jadwal yang sangat penting yang tidak bisa dia lewatkan, bahkan dia tidak diberitau mengenai masalah apa yang akan didiskusikan.

Pukul 21.00

Presiden Kang Ho Dong masih bertanya-tanya apa yang akan dibicarakan olehnya dengan Yoo Jaesuk. Dia masih memandang langit-langit ruangan kerjanya.

Pssst pssst, lamunan Presiden Kang Ho Dong pun buyar akibat suara dari perapian yang ada diruangan kerjanya. Perapian yang dia sangka hanya sebatas dekorasi saja karena ruangan kerjanya juga memiliki penghangat dan pendingin otomatis, tiba-tiba menyala. Kaget, Presiden Kang Ho Dong bersiap menelfon sekertaris pribadinya. Sebelum sempat memegang gagang telefon, tiba-tiba muncul seorang laki-laki yang wajahnya persis dengan foto seseorang dalam ipadnya. Seseorang yang bernama Yoo Jaesuk. Selama beberapa sekian detik, Presiden Kang Ho Dong hanya bisa shock tanpa ekspresi, malah hampir sakit jantung.

"Selamat malam Bapak Presiden Korea Selatan terbaru, Pak Kang Ho Dong. Perkenalkan nama saya Yoo Jaesuk, perwakilan dari Kementrian Sihir Korea Selatan." Sopan lelaki tersebut kepada Presiden Kang Ho Dong. Gaya laki-laki itu sangatlah kuno, dari model rambut, jas, tas hingga sepatu yang digunakan benar-benar ketinggalan jaman.

"Apa kau bilang? Kementrian Sihir? Ini sudah malam, aku sedang tidak ingin bercanda." Tegas Presiden Kang Ho Dong yang sepertinya sedikit kesal akibat dikagetkan oleh kedatangan tiba-tiba pria ini.

"Presiden sebelumnya juga seperti ini, tapi pertama-tama akan kutunjukan sesuatu untukmu, mari kita berjabat tangan dulu." Jawab tenang Yoo Jaesuk. Yoo Jaesuk lalu mendekati Presiden Kang Ho Dong dan menggenggam tangannya, lalu tiba-tiba mereka berdua menghilang.

Presiden Kang Ho Dong muntah di hadapan Yoo Jaesuk. Dia merasa tubuhnya bergetar sangat hebat dan kepalanya sangat pusing. Beruntung ada sungai didepannya sehingga Presiden Kang Ho Dong dapat langsung berkumur-kumur mencuci mulutnya.

Eh tunggu dulu, apa ini? Sungai? Hutan? Gunung? Aku dimana? Yang jelas terakhir kali aku berada di Blue House yang terletak di pusat kota Seoul yang sangat maju. Tapi sekarang aku sedang dimana? Apakah aku bermimpi? Batin Presiden Kang Ho Dong yang benar-benar tidak percaya.

"Duduklah dibatu itu", ujar Yoo Jaesuk yanglangsung dituruti oleh Presiden Kang Ho Dong karena dia masih kebingungan.

"Akutau akan sangat sulit menceritakan dan membuat orang lain percaya terhadapduniaku. Jadi untuk memudahkannya aku memutuskan untuk membawamu langsungber-dispparate. Itu adalah sebutan sihir ketika kau menghilang dan munculdisuatu tempat. Aku juga memilih tempat ini karena sangat sunyi dan jauh daripara muggle sehingga kita bisa berdiskusikan banyak hal yang sangat rahasia. Ohiya, kita sekarang berada di Pegunungan Daegu. Dekat sini ada mansion milikkeluarga penyihir berdarah murni, namun kau tidak akan bisa melihatnya. Apalagimereka sangat tertutup dan juga berkuasa di dunia kami." Jelas Yoo Jaesuk yangmasih ditanggapi dengan tatapan kebingungan Presiden Kang Ho Dong.

Ajaran Tahun Kelima [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang