Ordinary Wizarding Level (Part 1)

421 62 2
                                    

Halaman sekolah berkilauan dalam sinar matahari seolah-olah baru dicat, langit tanpa awan tersenyum pada dirinya sendiri di danau yang berpendaran dengan tenang; halaman hijau seperti satin berdesir terkadang-kadang karena angin sepoi-sepoi. Bulan Juni telah tiba, tetapi bagi anak-anak kelas lima ini hanya berarti satu hal: OWL mereka sudah tiba akhirnya. Permasalahan Noel sudah selesai dan Noel juga sudah kembali ke sekolah.

Guru-guru mereka tidak lagi memberikan mereka pekerjaan rumah; pelajaran-pelajaran dicurahkan untuk mengulangi topik-topik yang dipikir para guru paling mungkin keluar di ujian. Atmosfer tergesa-gesa dan penuh tujuan menyingkirkan hampir semua hal kecuali OWL dari pikiran Seulgi, walaupun dia terkadang juga sedikit khawatir untuk menghadapi tugas terakhir Triwizard pada akhir bulan.

Dia bukan satu-satunya orang yang bertingkah aneh ketika OWL semakin mendekat. Taeyong telah mengembangkan kebiasaan menjengkelkan menginterogasi orang-orang tentang latihan mengulang pelajaran mereka.

"Berapa jam menurutmu yang kalian lakukan dalam sehari?" dia menuntut Seulgi dan Rose ketika mereka berbaris di luar Herbologi, dengan kilat aneh di matanya.

"Aku tak tahu," kata Rose. "Beberapa."

"Lebih atau kurang dari delapan?"

"Kurang, kurasa," kata Rose, tampak sedikit kuatir.

"Aku delapan," kata Taeyong, sambil menggembungkan dadanya. "Delapan atau sembilan. Aku memasukkan satu jam sebelum sarapan setiap hari. Delapan adalah rata-rataku. Aku bisa melakukan sepuluh di akhir minggu yang baik. Aku melakukan sembilan setengah di hari Senin. Tidak begitu bagus di hari Selasa -- cuma tujuh seperempat. Lalu di hari Rabu --". Seulgi sangat berterima kasih bahwa Profesor Ville mengantarkan mereka ke rumah kaca tiga pada titik itu, memaksa Taeyong meninggalkan ceritanya.

Sementara itu, Somi telah menemukan cara lain untuk menimbulkan rasa panik. "Tentu saja, bukan apa yang kalian ketahui," dia terdengar berbicara kepada genk cewek Slytherin keras-keras di luar kelas Ramuan beberapa hari sebelum ujian dimulai, "melainkan siapa yang kalian kenal. Sekarang, Ayahku akrab dengan kepala Penguasa Ujian Penyihir –Lee Soo Geun tua itu -- kami pernah mengundangnya untuk makan malam dan segalanya ..."

"Apakah menurut kalian itu benar?" Seokjin berbisik gelisah kepada genk cowok Gryffindor.

"Tak ada yang bisa kita lakukan mengenai itu kalau benar," kata Suho dengan murung.

"Kukira tidak benar," kata Chanyeol pelan dari belakang mereka. "Karena Lee Soo Geun adalah teman nenekku, dan dia belum pernah menyebut keluargnya Jeon Somi." Ucap Chanyeol yang merupakan keturunan pureblood.

"Seperti apa dia, Chanyeol?" tanya Namjoon seketika. "Apakah dia keras?"

"Sedikit mirip Nenek-ku, sebenarnya," kata Chanyeol dengan suara lemah.

"Walau begitu, apa mengenalnya akan menguntungkan mu?" Suho menerka-nerka.

"Oh, kukira itu tidak akan membuat perbedaan apapun, nenekku selalu memberitahu Profesor Lee Soo Geun bahwa aku tidak sepandai ayahku." Ucap Chanyeol dengan santai.

Sementara itu, perdagangan pasar gelap yang tumbuh subur yang menjual alat-alat bantu konsentrasi, ketangkasan mental dan kesiap-siagaan telah muncul di antara murid murid kelas lima dan tujuh. Lay dan Andy sangat tergoda oleh botol Cairan Otak Baruffio yang ditawarkan kepada mereka oleh anak kelas enam Ravenclaw, Cho Kyuhyun, yang bersumpah benda itu satu-satunya yang bertanggung jawab atas sembilan OWL "Outstanding" yang diperolehnya musim panas sebelumnya dan menawarkan satu pint penuh (sekitar setengah liter) hanya dua belas Galleon. Andy meyakinkan Lay dia akan membayar bagiannya begitu dia meninggalkan Hogwarts dan mendapatkan pekerjaan, tetapi sebelum mereka bisa menyelesaikan transaksi itu, Irene telah menyita botol itu dan menuang isinya ke toilet.

Ajaran Tahun Kelima [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang