Tugas Ketiga (Part 2)

327 65 0
                                    

Pagar tanaman yang tinggi membuat bayang-bayang gelap di jalan setapak, dan, entah apakah karena pagarnya sangat tebal dan tinggi atau karena pagar itu telah disihir, suara-suara dari para penonton di sekeliling mereka langsung tak terdengar begitu mereka memasuki maze. Seulgi merasa hampir seperti di dalam air lagi. Dia mencabut tongkat sihirnya, bergumam, "Lumos," membuat tongkat sihirnya mengeluarkan cahaya. Dan perjalanan turnamen terakhir pun dimulai.

Setelah kira-kira lima puluh meter, dia tiba di jalan bercabang. Seulgi mendengar peluit Mr Bagman untuk tiga kalinya. Jungkook dan Seokjin telah memasuki maze. Seulgi mempercepat langkahnya, semua juara sekarang sudah berada di dalam. Jalan yang dipilihnya tampaknya kosong. Dia berbelok ke kanan, dan bergegas maju, memegangi tongkat tinggi di atas kepalanya, berusaha melihat sejauh mungkin. Tetap saja tak ada yang terlihat. Seulgi berkali-kali menengok ke belakangnya. Perasaan bahwa ada yang mengawasi melandanya. Maze bertambah gelap menit demi menit, sementara langit di atas menggelap menjadi biru tua. Dia tiba di jalan bercabang yang kedua.

"Arahkan aku," dia berbisik kepada tongkat sihirnya, memeganginya mendatar, menempel di telapak tangannya.

Tongkat itu segera berputar sekali dan menunjuk ke arah kanannya, ke pagar yang rapat. Itu utara dan Seulgi tahu dia perlu ke barat laut untuk mencapai pusat maze. Yang terbaik yang bisa dilakukannya adalah mengambil jalan ke kiri dan ke kanan lagi secepat mungkin jalan di depannya juga kosong, dan ketika Seulgi tiba di tikungan ke kanan dan mengambilnya, sekali lagi dia lihat jalannya tanpa hambatan.

Seulgi tak tahu kenapa, tetapi ketiadaan rintangan ini membuatnya cemas. Bukankah mestinya dia sudah ketemu sesuatu? Rasanya seakan maze memancingnya ke dalam rasa aman yang menipu. Kemudian didengarnya gerakan di belakangnya. Dia mengangkat tongkatnya, siap menyerang, tetapi cahayanya ternyata jatuh ke Seokjin, yang baru saja bergegas muncul dari jalan setapak di sebelah kanan. Seokjin tampak terguncang sekali. Lengan jubahnya berasap.

"Skrewt Ujung-Meletup!" dia mendesis. "Besar-besar sekali... aku baru saja berhasil lolos!"

Seokjin menggelengkan kepala dan menghilang lagi ke jalan setapak lainnya. Ingin mengambil jarak sejauh mungkin dengan Skrewt, Seulgi bergegas lagi. Kemudian, ketika berbelok di sudut, dia melihat Dementor melayang ke arahnya. Dengan tinggi lebih dari tiga setengah meter, wajahnya tersembunyi di balik kerudungnya, tangannya yang bersisik dan membusuk terjulur ke depan, Dementor itu maju, memilih jalan dalam kebutaannya, menuju Seulgi. Seulgi bisa mendengar napasnya yang berderak. Rasa dingin basah menerpanya, tetapi dia tahu apa yang harus dilakukannya.

Dia mencari peristiwa yang paling membahagiakan, berkonsentrasi sepenuhnya membayangkan dia berhasil keluar dari maze dan merayakannya bersama kedua orangtuanya, Hoseok dan Wendy, mengangkat tongkatnya, dan berseru, "Expecto Patronum!"

Seekor beruang perak muncul dari ujung tongkat Seulgi dan berlari ke arah si Dementor, yang jatuh terjengkang, terserimpet tepi jubahnya sendiri... Seulgi belum pernah melihat Dementor terjatuh.

"Tunggu!" teriaknya, maju mengikuti Patronus peraknya. "Kau Boggart. Riddikulus!" Terdengar lecutan keras, dan si pengubah bentuk meletup menjadi kepulan asap. Si beruang perak perlahan menghilang dari pandangan. Seulgi ingin sekali beruang itu tinggal, dia perlu teman... tetapi dia maju terus, secepat mungkin dan sebisa mungkin tanpa membuat suara, mendengarkan dengan tajam, tongkatnya sekali lagi terangkat tinggi.

Kiri... kanan... kiri lagi... Dua kali dia menemui jalan buntu. Dia menggunakan Mantra Empat Penjuru lagi.. Dan ternyata dia terlalu ke timur. Dia berbalik, berbelok ke kanan, dan melihat kabut ganjil keemasan melayang di depannya.

Seulgi pelan-pelan mendekatinya, mengarahkan cahaya tongkat ke kabut itu. Kelihatannya semacam hasil sihiran. Dia bertanya-tanya dalam hati, bisakah dia menyingkirkannya.

Ajaran Tahun Kelima [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang