Seulgi sedang duduk di kursi dekat lemari berisi piagam milik sekolah. Dia merasa sangat mengantuk sekarang. Matanya sudah berair dan kepalanya sudah pusing.
"Seulgi ssi, giliranmu nak." Ucap Prof Ville sambil mengelus pundak Seulgi.
"Oh... Iya baik Prof..." Balas Seulgi mengucek kedua matanya dan berdiri dari kursinya. Dia melihat Seokjin sedang dirangkul Prof Maya keluar dari ruangan kecil dengan keringat memenuhi badannya.
Seulgi berjalan memasuki ruangan kecil itu, dan melihat sebuah kursi di tengah ruangan dengan Prof Aurora berdiri didepan kursi itu.
"Duduk disitu ya nak." Ucap Prof Aurora.
"Baik Prof," Balas Seulgi lalu duduk di kursi itu.
"Fokus tatap mata saya, dan jangan dilawan." Ucap Prof Aurora.
"Siap Prof." Balas singkat Seulgi yang lalu memandang mata Prof Aurora yang sangat cantik. Guru itu memang pembawaannya dingin dan jarang tersenyum, namun jika dilihat sedekat ini dia benar-benar cantik.
"Legilemence!" Ucap Prof Aurora dengan menunjukan tongkatnya ke wajah Seulgi.
Semuanya gelap.
Seulgi kecil sedang bermain di pinggir pohon jambu sebelah rumahnya. Seulgi melihat banyak sekali buah jambu yang menggiurkan di atas pohon itu membuatnya ingin sekali memakannya. Seulgi lalu berdiri dan mulai memanjat pohon itu. Sayangnya ketika sudah berada diatas, dia tidak bisa turun. Dia memanggil kedua orang tuanya namun mereka tidak kunjung datang, Seulgi menangis.
Ditambah lagi ternyata terdapat semut merah besar di dahan pohon jambu itu, badannya gatal sekali membuatnya menggaruk-garuk lengan dan kakinya. Itu membuat dia kehilangan keseimbangan dan terjatuh. Pohon jambu itu sangat tinggi, tapi anehnya dia malah melayang tepat diatas tanah dan baru jatuh dengan pelan.
Seulgi berdiri dan merasa bingung sekali, namun... Dia tidak menghiraukan karena yang penting dia berhasil turun.
"Seulgi yaa..." Ucap Ibu Jung, tetangga yang berbeda beberapa rumah dengan rumahnya, sedang menggenggam tangan anak laki-laki nya, Jung Hoseok.
"Oh tante.." Balas Seulgi yang masih menggaruk lengannya yang gatal.
"Sakit ya nak?" Tanya Ibu Jung yang dibalas anggukan Seulgi. "Mulai besok kamu main sama Hoseok ya.. Karena.. Kalian sepertinya akan satu sekolah." Ucap Ibu Jung. Seulgi juga yakin bahwa mereka akan datang disekolah yang sama karena daerah rumah mereka saja berdekatan.
Namun ternyata sekolah yang dimaksud Ibu Jung adalah sekolah yang berbeda. Sekolah yang sangat berbeda.
Semuanya terasa gelap kembali.
"Aku sedang berjalan pulang dari toko dengan ibuku dan kita melihatmu jatuh, ibuku berlari kearahmu namun.. Ketika mendekati tanah kau malah mengambang. Ibuku langsung berhenti berlari dan menutup mulutnya saking terkejut." Ucap Hoseok yang sedang bermain ayunan disebelahnya. Mereka berumur sepuluh tahun saat itu.
"Maksudnya? Aku aneh karena mengambang?" Ucap Seulgi.
"Iya, kau... Berbeda. Kau memiliki darah sesuatu... Kau sama sepertiku, ibuku dan ayahku. Aku tidak bisa menjelaskannya karena kau tidak akan percaya." Ucap Hoseok.
"Maksudmu aku memiliki darah seperti mu, ibumu dan ayahmu.. Kita saudara? Aku bukan anak kedua orangtuaku?" Tanya Seulgi dengan mata yang mulai agak berair.
"Eeh bukan begitu! Kau penyihir... Aku juga tau tentang itu setelah ayahku melempar ku dari lantai dua di rumah, yah dibawahnya sudah ada kasur sih, dan ternyata aku melayang. Orang tuaku senang sekali. Kau akan sulit percaya tapi tahun depan akan ada penyihir yang datang kerumahmu, mereka akan mengenalkan dunia sihir padamu. Seperti dulu, saat kedua orangtuaku mau masuk sekolah. Kedua orang tuaku lahir dari keluarga muggle soalnya." Jelas Hoseok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ajaran Tahun Kelima [END]
Fantasi✨Di tahun kelima mereka bersekolah di sekolah sihir Hogwarts, terjadi suatu kejutan yang menyenangkan namun juga berbahaya.✨ Kisah tujuh orang laki-laki dan lima orang wanita yang penuh dengan persahabatan, romansa dan juga ambisi di dalam dunia sih...