kegundahan

2.2K 186 0
                                    

Peter berjalan perlahan mendekati edward yang duduk termenung di kursi kayu tidak jauh dari taman kesukaan zurra.
Matanya menatap kosong , menelaah setiap sudut taman.

"Maaf king , apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya peter hati-hati takut sang demon akan mengamuk melampiaskan kegundahannya.

Edward menghela nafas lelah sebelum menjawab pertanyaan singkat peter.
"Kau ingat peter , wanita yang pernah menyelamatkan ku saat ayah ku mencoba membunuhku ? Wanita yang bertarung nyawa membebaskan aku ?"

Peter mengangguk pelan kembali mengenang kenangan buruk yang sudah ia kubur selama beribu tahun lamanya.
Alangkah terkejutnya peter saat edward kembali membuka suara.

"Azurra , azurra adalah putri dari wanita itu"

"Ba.. Bagaimana mungkin ? Dia hanya manusia biasa , dan dia hanya gadis 20 tahunan"

"Perubahan zurra yang sekarang menandakan dia bukan gadis biasa peter , aura dan umurnya mengikuti dunia manusia tapi di dunia kita dia sama denganmu."  Jelas edward membuat peter tertegun menyadari ucapan sang demon.

"Pergilah peter , bawa zurra bersamamu."

"Apa maksud mu ? Kau ingin mengusirku ? Meski kau adalah raja demon , tapi aku tetaplah sepupu mu edward"

"Tenanglah , aku hanya menyuruh mu membawa zurra ke kediaman para white witch . Hanya mereka yang bisa melatih kekuatan yang berada di tubuh nya"

"Kenapa bukan kau saja ? Alangkah lebih baik kau yang mengantar mate mu sendiri"

Edward menggeleng menatap langit dengan tatapan kosong.

Peter yang menyadari perubahan raut wajah edward memilih diam memandang sekelilingnya.

Peter terkesiap saat tidak sengaja matanya menangkap pergerakan seseorang yang begitu cepat di ujung taman.
Edward yang menyadari gerak tubuh peter ikut mengikuti arah pandang peter , tapi nihil ia tidak melihat apapun yang mencurigakan.

"Ada apa ?"

"Tadi sepertinya aku melihat sesuatu , tapi aku tidak yakin apa dan siapa itu . Apa kau tidak merasakan aura yang lain disini ?"

"Tidak , aku tidak merasakan ada yang aneh disini. Satu satu nya yang aneh disini adalah kau peter" tekan edward melongos pergi meninggalkan pete dengan wajah yang ditekuk.

"Dasar breng---, ups menyebalkan . Hampir aja keceplosan bilang brengsek.. Hihihi" peter melangkah pergi mengikuti edward tanpa menyadari sosok lain yang mengamati mereka dari kejauahan.

Dari arah berlawanan wika pelayan kerajaan berlari menghadang edward.

"King maaf , tapi madam ..."

Tidak mendengar ucapan sang pelayan sepenuhnya , edward berlari menuju kamar dimana zurra berada.
Wajahnya pucat tanpa senyuman , seakan tahu apa yang terjadi membuat hati edward dilanda kegundahan.

Dengan tergesa ia membuka pintu kamar dan mendapati azurra meringis memegangi perutnya.
Edward makin kalut dan menggendong zurra membawa nya keluar kamar.

"Ed ?" Panggil zurra lirih.

Edward mengabaikan panggilan zurra dan masih menggotong zurra dengan wajah penuh kecemasan.

"Peterrrr , dimana kau ? Peter" teriak edward memenuhi ruang tamu istana.

"Apa ? Ayolah edward dia hanya sakit perut karena lapar . Dan yah setau ku dia tidak akan mati kalau hanya lapar" jawab peter mempersilahkan wika membawa makanan zurra ke ata meja tamu.

Wajah edward melemas , menatap zurra yang melongo tidak percaya padanya.

"Benarkah kau hanya lapar ?"

Anggukan zurra membuat wajah sang demon memerah dan seseger mungkin menurunkan zurra dari gendongannya.
Ia menatap tajam wika yang salah tingkah di tatap oleh sang demon.

"Wika tidak salah apa - apa , seharusnya kau mendengarkan seseorang hingga selesai king" ucap peter merangkul wika dan mengedipkan mata ke arah edward.

Edward mendengus dan berlali meninggalkan ruang tamu yang kini sudah terisi dengan tawa peter dan zurra yang mengolok olok dirinya.
Ia melangkah dengan kesal, namun sebagian dirinya merasa lega bahwa zurra tidak menutup dirinya dan masih bersikap seperti biasanya.

zurra the AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang