keluarga baru

1.7K 154 4
                                    

Sudah beberapa hari semenjak berada di kediaman white witch.
Zurra terlihat anggun memakai pakaian serba putih hingga lutut.
Membuat rmatanya yang biru tampak sangat menakjubkan.

"Zurra. ,kemarilah ! Sebelum kau mulai berlatih silahkan isi perut mu dahulu"

"Baik lah ibu" ucap zurra kepada alentha.

Alentha memang meminta zurra untuk memanggilnya ibu. Dan tentu saja hal itu disambut senyum bahagia dari zurra.

Menyadari petter tidak terlihat diruang keluarga tersebut,tampak raut kebingungan di wajah zurra.

"Prince petter kerumah bibi alice"ucap chatrine menjawab kebingungan zurra.

"Bibi alice ?"

"Iya. , ibu nya prince"

"Ibu ? Jadi ibunya masih hidup ?"

"Iya sayang , saat peperangan besar tersebut petter hanya kehilangan ayahnya. Alice tertidur hampir separuh hidupnya karena harus menyelamatkan hidup petter" jelas alentha yang di angguki zurra.

"Bu , kapan zurra akan mulai pelatihannya ?"

"Sehabis sarapan , kenapa ? Kau ingin menyusul petter"

Zurra tersenyum dan mengangguk sambil mengunyah roti yang bertabur kacang.

"Kalian ini sudah seperti saudara kembar yang tidak dipisahkan ya" ucap alentha tersenyum membayangkan kedekatan zurra dan petter.

"Yup , dia sudah seperti keluarga bagiku"

"Kau menyukainya kakak ?"

"Nope , aku menyukai burung ganteng di istana sana" ucap zurra menjawab pertanyaan chatrine dengan mengedipkan satu matanya.

"Benarkah ? Benarkah dia ganteng ?"

"Tentu saja. ,mata nya yang mematikan. ,bibirnya yang memukau , lidahnya ----"

"Cukup , kau bilang mau menemui petter . Pergilah ! Jangan racuni  otak adikmu" potong alentha yang sadar arah pembicaraan zurra.

"Hehehehe peace , ya sudah zurra pamit .. Dahh cat" pamit zurra tidak lupa mencium pipi alentha dan chatrine bergantian.

Kaki jenjang nya menyusuri jalan bunga yang sangat indah .
Kupu kupu yang berwarna terlihat menambah kesan cantik pada taman tersebut.

Zurra mengingat ingat denah yang di tunjukan sang bibi untuk mencapai rumah keluarga petter.
Kakinya berhenti tepat di depan rumah kayu nan tampak sangat berkelas dan nyaman secara bersamaan.

Didepan rumah tersebut terdapat beberapa pot pot antik bersama bunga bunga yang sangat menawan.
Mata zurra memicing saat melihat sosok yang ia kenal berjalan kearah danau yang tidak jauh disamping rumah.

"Woi petter . Woiiiiiiii" teriak zurra memanggil petter.

"Ya ampun. ,bersikap anggun lah . Ingat kau adalah ratu . Ratu sang demon" ucap petter sebal memandang zurra yang tertawa ditempatnya.

"Aku mau bertemu bibi alice . Apa dia berada didalam?" Tanya zurra.

"Hmm ya , ibuku didalam" jawab petter lemah.

"Why ? Bisakah kita masuk ?" Tanya zurra hati hati melihat perubahan wajah petter.

Petter berjalan mendekati zurra , membawanya masuk kedalam rumah.
Mata zurra tampak berbinar menyaksikan interior rumah tersebut, namun enggan untuk mengeluarkan suara.

"Masuklah. ,ibu ku didalam" ucap petter mempersilahkan zurra memasuki sebuah kamar.

Zurra mengangguk dan masuk ke kamar dimana seseorang wanita seusia alentha terbaring di tempat tidur besar.

"Ibumu cantik" ucap zurra pelan meneliti wajah alice yang tengah terlelap.

"Iya. ,dia wanita tercantik yang pernah ku lihat selama hidupku. Tapi sayang mata itu tidak pernah terbuka semenjak aku berumur 15 tahun , hidupku di diagnosa tidak bisa bertahan lama , namun ibu mencoba memperpanjang hidupku dengan kekuatannya , yah begini lah jadinya"

Zurra memperhatikan wajah petter yang tampak sendu.
Dengan hati hati zurra mengeluarkan sebuah belati kecil dari balik gaunnya. ,mengarahkan ke arah jari tengah kanan.

"Apa yangbkau lakukan ? Jangan bertindak bodoh"tanya petter panik saat zurra mengiris ujung jarinya dengan belati tersebut.

Darah segar mengalir dari ujung jari zurra , ia membiarkan darah tersebut menetes ke mulut alice.

"Orang orang memperebutkan darahku untuk mencapai ke abadian , jadi kenapa kita tidak mencobanya pada ibumu" jawab zurra yang sudah mengelap darah pada jarinya.

"Tapi kenapa ? Kita tidak tahu konsekuensi dari apa yang kau lakukan ini ?"

"Karena kita keluarga" ucap zurra tulus membuat hati petter menghangat.

Sebuah cahaya terang terpancar dari tempat tidur alice dan memudar bersamaan dengan terbukanya mata alice.
Mata abu abu yang sangat cantik menatap zurra dan berganti ke arah petter yang menganga tidak percaya.

Ibunya , ibunya yang telah lama tertidur akhirnya bangun dan menatapnya.
Tanpa berpikir lagi petter memeluk sang ibu erat , melontarkan pujian dan ucapan terimakasih pada zurra yang ikut tersenyum menyaksikan moment haru tersebut.

zurra the AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang