24. Pingsan

13.3K 854 1
                                    

TYPO BERTEBARAN!

.
.
.

Walau dirimu telah pergi dalam gelap yang paling senyap, tapi tetap saja,
ingatan tentangmu takkan bisa kubuat lenyap.
~~~
-Zivazrafbr_
ᴬᵘᵗʰᵒʳ —ᵃᵈᵃʳᵃˢᶠʸ-
.

-Adirasya Dirga Prawijaya.
.
.
.

Kalu membahas tentang hati, kita semua tidak akan bisa hidup tanpa hati. Logikanya, hati memang sulit dimengerti, terkadang di satu ruang kecil yang ada di hati ini seolah-olah berkata iya. Tapi di salah satu ruang yang lain berkata tidak.

Vibrasi hati memiliki titik objek bolak-balik yang berbeda, jadi, kita semestinya harus sebisa mungkin agar kesetimbangan itu tetap terjaga. Ingat satu hal. Tentang hati, jangan pernah main-main.

"Dengerin aku! Jangan takut, aku gak akan ngapa-ngapain kamu." Tangisan Dira berhenti saat ia mendengar suara Rey yang begitu lirih, Dira menarik nafas dalam-dalam lalu mengembuskannya, ia mulai berusaha untuk tetap sadar dan tidak bergantung kepada masa lalunya.

"Pulang..."

Rey mengangguk, dirinya sangat mengerti bagaimana perasaan Dira, pasti rasanya sangat menyakitkan.

Langkah Rey terhenti saat melihat wajah Dira yang nampak pucat. "Kamu gak pa-pa?" tanya Rey hati-hati.

Dira mengangguk, padahal kepalanya pusing saat ini, tubuhnya pun terasa melemah.

"Kamu sakit?"

Baru saja Rey bertanya, tubuh Dira mendadak limbung ke depan, namun Rey sempat menahannya, jika tidak, mungkin gadis itu sudah jatuh ke tanah.

Rey mengecek suhu tubuh Dira dengan punggung tangannya, tidak panas, hanya saja wajah gadis itu memang nampak terlihat pucat.

Rey kemudian menggendong Dira, ia juga berusaha agar dirinya tidak panik. Kebetulan sekali Rey menggunakan mobilnya ke sini.

Rey menaruh tubuh Dira di kursi yang ada di samping kemudi, kemudian ia masuk lalu duduk di kursi kemudinya.

***

Kevin mondar-mandir di ruang tamu, dirinya sudah berkeliling rumah besar ini tapi tidak menemukan adiknya itu, semua ruangan sudah ia periksa, Bi Ijah juga mengatakan bahwa ia tidak melihat Dira. Kevin juga sudah berusaha menghubungi tapi sialnya Dira pergi tanpa membawa hp-nya sendiri.

"Argghhhh," kesal Kevin, laki-laki itu melempar hp yang ada di tangannya ke sofa membuat benda pipih itu termantul-mantul di atas sana.

Kevin menggusar rambutnya ke belakang. "Lo di mana, Ra?" ucapnya pelan. Ini semua salahnya, ia mengabaikan adiknya yang tadi berbicara.

Apa mungkin Dira berada di rumah sahabatnya?

Dengan langkah cepat Kevin berlari mengambil kunci mobil yang ada di atas lemari sepatu lalu kembali keruang tamu untuk mengambil hp yang tadi ia lempar di atas sofa.

Tujuan Kevin pertama adalah rumah Raya. Jangan heran kalau ia tau rumah gadis itu.

Tok tok tok

Ketukan yang tak sabaran tersebut membuat sang pemilik rumah berteriak saking kesalnya.

"BENTARR WOY GUE LAGI GANTI BAJU!!" Raya sudah tidak peduli ia berteriak kepada siapa. Apakah orang itu tidak tau cara bertamu dengan benar?

ARLANDIRA (OTW REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang