Happy Reading :)
Klo ada typo kasih tau ya, biar langsung dibenerin hehe.
.
.
.
Maaf, aku terlambat.
~~~
Raka Arlan Mahatama..
.
."LO AKAN MATI HARI INI JUGA!"
Brakk
SREKKK
Tubuh Sevie membeku, ia telah menusuk orang yang salah. Pisau berlumuran darah yang ada di genggaman tangannya terlepas kemudian jatuh sehingga menimbulkan bunyi.
"Reynar..." lirih Sevie sambil membekap mulutnya.
Dira yang semula menutup mata kini memberanikan diri membukanya. Ia terbelalak saat melihat Rey berada di sini. Lelaki itu sudah nampak sempoyongan.
"REY..." jerit Dira, gadis itu kembali melonggarkan tali secara tergesa-gesa tidak peduli lagi tangannya akan sakit. Sesaat kemudian akhirnya tali bertekstur kasar itu terlepas. Entah mengapa Dira seakan lupa siapa laki-laki yang ia hampiri, di pikirannya sekarang hanya ada kehidupan tentang laki-laki itu.
"Rasya." Cairan kental berwarna merah segar mengalir di perutnya. Rey berusaha menahan dengan cara memegang perutnya sendiri agar darah tidak semakin merembes keluar.
Tangan dingin Dira bergetar hebat. Matanya memerah karena ia terlalu lama menangis, suaranya juga sudah hampir menghilang.
"Janji--yang--duluu---sudah aku---tepati-- 'kan?" Dira memangku tubuh Rey ke atas pahanya, ia langsung menangis sejadi-jadinya sambil mengusap lembut rambut Rey, otaknya mengingat kenangan lama yang dulu pernah terjalin, kini semua itu hancur sudah.
Flashback on*
Senja, siapa yang tidak menyukainya?
Jingga Mentari, nama sebuah taman yang berada di dekat rumah seorang gadis cantik pemilik mata almond ber-iris coklat tua. Gadis itu kini tengah duduk sendirian di taman. Sambil menikmati senja yang terlihat dari taman tersebut. Cahaya indah berwarna jingga mengelilingi cakrawala. Senja dikatakan setia. Karena ia akan pergi namun kembali lagi. Menarik bukan?
Karena asik memperhatikan senja yang mulai meredup, Rasya belum menyadari ada seseorang yang menghampirinya dengan menutup kedua matanya hingga ia tidak bisa melihat.
Rasya meraba-raba sambil mencoba mengenali siapa pemilik tangan itu.
"Ihhh Rey."
Rey tertawa lalu melepaskan tangannya yang menutupi mata sang kekasih. "Kenapa duduk sendirian, entar digodain Om-Om mau?" ujarnya sembari mengambil tempat duduk di samping Rasya.
"Kamu Om-Omnya," balas Rasya sambil terkekeh tanpa menatap ke arah Rey.
Reynar, laki-laki itu seumuran dengan Kevin. Rasya tidak memanggilnya dengan embel-embel 'Kak' karena permintaan Rey sendiri. Rey adalah sosok yang humoris, suka bercanda dan suka menjahili. Sifat absurd-nya selalu berhasil menghibur hati orang yang berada di dekatnya.
Rasya sendiri sangat merasa jengkel akibat kelakuan Rey yang kelewat batas, apalagi Rey suka menghabisi es jeruk miliknya dan berakhir Rey meminta maaf. Kejadian itu bukan sekali atau dua kali, tapi hampir setiap hari. Semua itu hanya karena dua kata, tujuh huruf, dan dua huruf vokal. 'Es jeruk!'
KAMU SEDANG MEMBACA
ARLANDIRA (OTW REVISI)
Teen Fiction[Part bertanda 🍊 berarti itu part revisi] MAAF, JIKA MASIH BANYAK KATA & TANDA BACA YG TDK SESUAI KBBI/EYD/PUEBI.🙏🏻 [Cerita pertama] . . . "Tidak pernah bagiku untuk memberikan dirimu pada orang lain. Kamu diciptakan Tuhan khusus untukku, bukan...