Happy Reading :)
.
.
.Lo harus bisa bedain mana sahabat dan mana bangsat!
-Raka Arlan Mahatama
.
.
.Tuhan sudah menciptakan Dira untuknya. Bukan untuk orang lain!
Rendy mengepalkan tangannya saat melihat Arlan begitu mesra dengan Dira. Gelagat pergerakan Rendy tak lepas dari penglihatan Kenzo yang masih diam bersandar.
Kenzo terkekeh kecil, dia dapat melihat dari cara Rendy memandang Dira, ditambah lagi saat mendengar apa yang diucapkan Arlan semakin membuat Kenzo yakin bahwa Rendy menyukai Dira.
Kenzo mengeluarkan benda pipih dari saku celana abu-abunya. Ia mengirim pesan kepada Davin dan juga Kevin dengan kabar yang dibuat semenarik dan segawat mungkin. Jika tidak, kedua kakak beradik itu mana mau menghiraukannya.
"Kak, jangan berantem, bisa?" tanya Dira terdengar lembut di telinga Arlan. Rasa sakit di wajah dan perut Arlan langsung teralihkan.
"Aku sayang kamu," jawab Arlan melenceng jauh.
Rendy menarik kerah baju belakang Arlan dan langsung menonjoknya membuat Dira terpekik.
Arlan tidak diam, ia membalas pukulan Rendy jauh lebih sakit. Mereka kembali memukul satu sama lain.
Kenzo yang merasa iba karena melihat Dira yang ketakutan akhirnya bergerak. "Kalian mau mati, hah?" teriak Kenzo sampai urat-urat di lehernya terlihat jelas.
"Kalo kalian mati, Dira buat gue!" ujarnya lagi santai dan tanpa dosa.
Kalimat terakhir mampu membuat suasana hening, hingga terdengar derap langkah kaki orang berlari dari arah pintu rooftop.
"Wah, parah, baku hantam gak ngajak-ngajak!" ujar Davin dengan nafas ngos-ngosan. Dirinya merasa seperti kakek-kakek di umur yang masih muda.
Davin menghampiri Dira untuk segera membawanya pergi dari sana. Dira meronta-ronta minta dilepaskan. Ia ingin mengobati wajah Arlan, pasti lelaki itu kesakitan sekarang.
Kevin memandang Arlan dan Rendy bergantian, ia melihat wajah keduanya dipenuhi lebam. "Bubar!" ujar Kevin dingin. "Pulang sekolah. Temui gue di rooftop ini!" lanjutnya yang tentunya tertuju pada Arlan dan Rendy.
"Kalo gak dateng, gue bunuh lo berdua!"
***
"Ihh, Bang lepasin tangan Dira sakit!" Davin yang baru sadar melepaskan tangan Dira.
"Maaf-maaf, lupa," ujarnya merasa bersalah. "Sakit kah?"
Dira mendengus. "Pikir deh, Bang, ngeselin banget."
Davin mengelus-ngelus pergelangan tangan Dira yang sedikit memerah. Mereka berdua berada didepan kelas 10 IPA 1--kelas Dira tentunya.
"Dek, tau gak alasan Arlan sama Rendy berantem?" Dira terdiam kaku. Disembunyikan bagaimana pun juga pasti Davin atau Kevin akan mengetahuinya nanti.
"Ra?"
Dira tersentak lalu menggeleng sambil berkata. "iya."
"Jadi, tau apa enggak?"
"Enggak, Bang."
Davin menghela nafas. Ia mengelus rambut Dira sebentar. "Yaudah sana masuk. Belajar yang rajin, pacaran mulu kerjaannya," ledek Davin lalu tertawa pelan.
"Iri bilang bos!" Dira mengangkat dagunya seraya menyombongkan diri. "Dah ah. Dira masuk dulu. Abang jangan bolos ya!" peringat Dira sambil memicingkan matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARLANDIRA (OTW REVISI)
Fiksi Remaja[Part bertanda 🍊 berarti itu part revisi] MAAF, JIKA MASIH BANYAK KATA & TANDA BACA YG TDK SESUAI KBBI/EYD/PUEBI.🙏🏻 [Cerita pertama] . . . "Tidak pernah bagiku untuk memberikan dirimu pada orang lain. Kamu diciptakan Tuhan khusus untukku, bukan...