01. [Part revisi]
Cerita ARLANDIRA hanya ada di akun adarafsy_ Tidak ada di akun lain apalagi aplikasi selain WATTPAD!
Btw, siapa yg baca ulang?
Siapa yg pembaca baru?
.
.
."Ehh! Bisa tolong ambilin pakunya gak?"
Dira menghentikan langkahnya, kepalanya ikut menoleh, menatap heran pada sosok laki-laki yang tengah berada di atas tangga lipat yang kira-kira berukuran 1,5 meter itu.
Dira menunjuk dirinya ragu. "Aku kah?" tanyanya memastikan.
"Iyalah, siapa lagi," balas Kenzo gemas. Sebenarnya, paku itu sudah terjatuh kesekian kalinya. Maka dari itu, Kenzo sangat malas untuk sekedar turun dari tangga karena akan membuat kakinya bertambah pegal.
Sesaat, Dira menunduk berniat mengambil paku yang dimaksud oleh laki-laki yang tidak dikenalinya ini, untung sekali paku itu berada tidak jauh dari ia berdiri.
"Nih Kak," ujar Dira, menyodorkan satu paku yang kemudian langsung disambut oleh Kenzo.
"Makasih," ucapnya. Tanpa banyak basa-basi laki-laki itu kembali melanjutkan kegiatannya untuk memasang sebuah papan mading pengumuman yang baru.
Kalau boleh jujur, itu semua terjadi akibat kejadian seminggu yang lalu. Yang di mana Kenzo benar-benar tidak sengaja menendang bola ke sana dan
berhasil membuat papan pengumuman itu pecah di bagian sisi kanannya, sampai membuat Pak Kumis marah-marah dan menyuruh Kenzo untuk bertanggung jawab secepatnya. Menolak pun percuma, jadi, Kenzo mengiakan saja. Lagipula, memang pantas diganti yang baru, karena kalau dilihat-lihat secara fisik, papan pengumuman yang terdahulu itu sudah nampak usang karena banyak terdapat bekas tancapan push pin serta sisa-sisa double tip.Merasa tidak ada lagi hal yang penting, Dira-pun beranjak pergi menuju kelasnya sendiri, sebab jam pembelajaran akan dimulai dalam waktu sepuluh menit lagi.
Dira tidak ingin dicap buruk karena dia masih tergolong siswi baru di sekolah SMA Dirgantara ini. Meskipun Dira anak dari pemilik sekolah, bukan berarti Dira bisa bersikap semena-mena, peraturan tetaplah berlaku tanpa memandang jabatan ataupun kasta.
🍊🍊🍊
"Baik anak-anak, waktu mengajar Ibu sudah habis, silakan istirahat dan jangan lupa catatannya tolong dikumpulkan," kata Bu Yuni--Wali Kelas 10 IPA 1.
"Iya, Bu," jawab anak muridnya serempak.
Kelas seketika sunyi, hanya tersisa anak-anak introvert saja yang biasanya tetap berada di kelas walau waktu istirahat dan lebih memilih membawa bekal dari rumah mereka sendiri.
Dira membangunkan Raya yang sedang terlelap dengan dibanjiri air liur, Dira hanya geleng-geleng kepala tak habis pikir, mengapa Raya tidur setenang itu dalam keadaan pipi yang menyentuh meja menghadap kiri dengan sebelah tangan sebagai penyangga. Apakah Raya tidak merasa tangannya sakit, keram atau semacamnya?
"Bangun dong Ray, ayo temenin ke kantin, gue laper nih, kayaknya Kak Davin udah nyariin gue tuh."
Raya bergumam, membuka mata perlahan. "Temenin cuci muka dulu, yakali gue ke kantin kaya gini, malulah," ujarnya serak.
"Iya-iya ihh, cepetan!"
Dengan gerak lambat dan mata yang masih merem melek, Raya berdiri sempoyongan, mengikuti langkah Dira dari belakang, hampir saja gadis itu menambrak pintu kelas kalau Dira tidak menahan tubuhnya.
"Jalan liat-liat dong Ray, astaga," kesal Dira yang hanya dibalas gumaman oleh sang empu.
.
Sembari menunggu Raya mencuci muka, Dira menyapu pandangannya, mata berjenis almond itu tidak sengaja bersitatap dengan Davin--Abang keduanya.
Davin melambai, berjalan menghampiri Dira. "Abang nyarin kamu dari tadi, ternyata di sini, ayo ke kantin."
"Abang pergi duluan aja, aku nungguin Raya dulu," kata Dira.
Davin berdecak. "Ya udah, jangan lama ya. Abang gak mau kamu sakit cuma gara-gara telat makan!"
Dira mengangguk jengah. "Iya Abang. Duluan aja sana..." usirnya.
Davin menghela nafas panjang. "Inget Dek, jangan lama!" ulangnya lagi, mengacak-acak rambut Dira dan berakhir mencubit pipi. Setelahnya, laki-laki itu bergegas lari agar tidak terkena amukan dari singa yang siap memangsa.
Dira mengerucutkan bibir seraya mengusap-usap pipinya yang sudah dipastikan memerah. "Ngeselin banget," guman Dira.
Raya keluar dari toilet, tersenyum lebar, berharap bisa membuat Dira tidak mengomel panjang kali lebar.
"Lumutan gue nungguin lo, Ray," sarkas Dira, mendelik.
Raya menyengir. "Sorry, tadi tuh perut gue tiba-tiba sakit, jadi BAB dulu deh."
"Oke, yuk, cus kita ke kantin," ajaknya.
.
.
.
.Follow akun...sukarela.
Baca juga cerita new aku jdulnya SAVLORA
Cek di provil.Tanggal revisi
3. April. 21
KAMU SEDANG MEMBACA
ARLANDIRA (OTW REVISI)
Fiksi Remaja[Part bertanda 🍊 berarti itu part revisi] MAAF, JIKA MASIH BANYAK KATA & TANDA BACA YG TDK SESUAI KBBI/EYD/PUEBI.🙏🏻 [Cerita pertama] . . . "Tidak pernah bagiku untuk memberikan dirimu pada orang lain. Kamu diciptakan Tuhan khusus untukku, bukan...