36. Serangan Mendadak

9.6K 708 20
                                    

TYPO BANYAK!

.
.
.

Cinta tak sukar diukur dari angka atau pun matematis. Meskipun dia nyata dalam sebuah mimpi belaka.
-Zivazrafbr_
ᴬᵘᵗʰᵒʳ —ᵃᵈᵃʳᵃˢᶠʸ-
.
.
.

"Habis nidurin Dira."

"HAH??"

Bukan cuma Davin yang terkejut, tapi Agy dan Boby menguping di sebelah Davin lah yang memekik kaget.

"Tobat, Ar, tobatt!!" Boby menggelengkan kepala ketika mendengar ucapan Arlan yang begitu ambigu di telinganya. Sementara Agy mengusap dadanya tak menyangka.

"Lo ngapain adek gue?" Arlan mendengus, pikiran ketiga temannya ini begitu kotor. Lain waktu Arlan akan membawa mereka ke tempat ruqyah. Agar iblis-iblis jahat di dalam diri mereka pergi.

"Habis nemenin Dira tidur!"

Arlan mematikan sambungan telepon tersebut. Percuma ia berbicara dengan ketiganya karena akan semakin membuat emosi.

Arlan turun untuk kembali ke dapur, matanya melirik Kevin yang sedang duduk di meja makan sembari menyuap sesendok nasi goreng ke dalam mulutnya.

"Itu punya gue, Bang!" Jika bukan karena Dira, Arlan tidak akan merebut nasi goreng itu. Dira yang memintanya untuk makan bukan Kevin!

Kevin berdecih. "Nyicip doang!" ujarnya.

Nyicip? Nasi goreng itu tinggal setengah dan dia bilang nyicip? Arlan ingin sekali menceburkan Kevin di segitiga bermuda.

***

Davin menatap toples yang tadi berisi makanan penuh kini habis tanpa sisa. "Kok habis?" ujar Davin bergumam.

Agy dan Boby saling bersitatap, mata Agy mengarah ke satu keripik yang mungkin tadi terjatuh saat ada yang mengambilnya. Keripik itu berada di atas meja seorang diri.

Boby memasang tanda waspada. Lirikan keduanya sama-sama tajam. Seakan menyalurkan tatapan permusuhan.

Davin yang tidak mengerti akan situasi dengan santainya ia mengambil satu-satunya keripik yang tersisa itu lalu memakannya tanpa ada rasa bersalah.

"VIN!" bentak keduanya, Davin terbatuk-batuk kemudian mengambil segelas air putih yang entah punya siapa.

"Kalo gue mati gimana?" Davin bertanya sambil menepuk dadanya yang terasa sesak.

"Lo ngambil keripik gue!" Davin menyengir kala mata Boby melotot. Sama dengan Agy, lelaki itu memberikannya tatapan sengit.

"Minta sama Arlan buat beliin yang baru, apa susahnya si?"

Boby dan Agy memalingkan muka, merajuklah keduanya itu. Kenzo pun berdehem mengembalikan suasana. Ia heran, hanya karena satu keripik membuat ketiga lelaki itu bermusuhan.

Beberapa menit berlalu. Keempat laki-laki itu serentak menoleh ketika seseorang memasuki rumah. Penampilannya sangat babak belur ditambah sudut matanya yang membiru dan lebam ada di mana-mana. Ia berjalan tertatih-tatih sembari sesekali meringis menahan sakit.

"LO KENAPA?"

"KENAPA LO, NYET?"

Davin dan Agy membantu Arlan untuk duduk di sofa. "Kok lo bisa bonyok gini?" tanya Davin heran.

ARLANDIRA (OTW REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang