Happyy reading :)
Rasya yang dulu adalah Dira yang sekarang. Tapi Dira yang sekarang bukanlah Rasya yang dulu.
.
.
.
.
Deringan ponsel yang ada di tangannya berbunyi, membuat pikirannya yang tadi berkenala jauh terbuyar begitu saja, di layar benda pipih itu terdapat satu notifikasi dari nomor yang tidak dikenal, berisikan sebuah alamat yang ia ketahui, juga sebuah pesan tertera dengan jelas.Pesan yang menunjukan bahwa kekasihnya kini dalam keadaan tidak baik-baik saja.
Tidak berpikir panjang, Rasya langsung pergi menuju alamat yang ada di sana tanpa memberi tau siapapun termasuk kedua kakaknya.
***
"Rey, kamu kenapa?" tanyanya. Matanya sempat melirik ke arah lantai dan di sana banyak botol alkohol yang sudah tidak berisi.
Rasya membantu Rey dengan tertatih-tatih menuju sofa sekuat tenaga. "Kok bisa sampe mabuk gini sih, kan udah aku bilang kalo ada masalah itu cerita, gak gini caranya, Rey."
Rasya ingin beranjak mengambilkan air putih agar Rey merasa lebih baik. Belum sempat ia melangkah, tangannya sudah lebih dulu dicekal oleh laki-laki itu.
"Rey, lepasin ini sakit...." Rasya berusaha melepaskan dirinya, namun tentu saja tenaga laki-laki itu jauh lebih kuat.
"Aku mau kamu!" Tatapan Rey sayu.
"Ngomong apa si Rey." Rasya berpikir kalau Rey hanya bicara ngelantur, apalagi laki-laki itu baru saja menghabiskan beberapa botol minuman alkohol.
Rasya tersentak ketika Rey mengeratkan genggamannya. Perasaannya sekarang tidak keruan.
Tubuh Rey kini sudah sangat panas seperti ingin di sentuh lebih. Hanya melihat gadis yang ada di depannya saat ini semakin membuat nafsunya meningkat.
"Lepasin aku, Rey!" Rasya refleks menjerit saat tangan Rey sudah bergerak ke mana-mana.
"Jangan membentakku, sayang!" lirih Rey bernada rendah. Mata laki-laki itu memerah. Rasya yang melihatnya tak habis pikir, berapa banyak Rey meminum-minuman itu sampai-sampai efeknya menjadi gila seperti ini.
"Lepasin" Air mata sudah mengalir deras di pipi, demi apapun Rasya takut sekali. Ia tidak berpikir dulu sebelum menuju kemari karena sudah terlanjur panik hingga otaknya tidak bisa diajak kerja sama.
"GUE BILANG DIAM!" Rey marah karena gadisnya memberontak.
"LO MAU UANG BERAPA? GUE BAYAR!" Otaknya hanya terpenuhi ancaman-ancaman wanita sialan itu yang mengatakan akan mencelakakan gadisnya. Sampai pengaruh alkohol membuat ia tak sadar kalau gadis di depannya ini adalah gadisnya sendiri.
Lengan baju Rasya terbuka hingga memperlihatkan bahunya saat ditarik oleh Rey, tangan Rey membelai leher Rasya lalu menghirup aromanya yang menenangkan. Sungguh, ini pelarian yang lebih baik dari apapun.
"Sadar Rey, ini aku, Rasya!" Teriaknya, ia tidak pernah menghadapi situasi seperti ini sebelumnya, tangannya gemetar hebat.
"JANGAN MEMBANTAH!" Rey menarik paksa tubuh gadis itu agar mendekat.
"TOLONG!"
Rasya sudah berusaha melawan semampunya, melempar semua barang yang ada di dekatnya sudah ia lakukan, apapun itu, entah pas bunga, bingkai foto bahkan guci kecil yang harganya puluhan juta pun sudah ia lempar sembarangan, tidak peduli berapa harganya, yang penting ia bisa selamat sekarang, dan kini tenaganya sudah terkuras habis.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARLANDIRA (OTW REVISI)
Dla nastolatków[Part bertanda 🍊 berarti itu part revisi] MAAF, JIKA MASIH BANYAK KATA & TANDA BACA YG TDK SESUAI KBBI/EYD/PUEBI.🙏🏻 [Cerita pertama] . . . "Tidak pernah bagiku untuk memberikan dirimu pada orang lain. Kamu diciptakan Tuhan khusus untukku, bukan...