51. Apakah?🍊

6.9K 554 70
                                    

Happy Reading :)

TYPO BERTEBARAN!

.
.
.
Mungkin Tuhan sedang menguji hubungan kita.

.
.
.


Flasback on

Tiga minggu yang lalu.

Gadis itu memeluk tubuhnya sendiri. Apa yang ia alami tadi malam? Merelakan masa depannya? Ah itu sangat tidak mungkin.

"Gue-gue kotor," ucapnya terdengar lirih. Dengan cepat ia kembali mengambil baju-baju miliknya kemudian segera memakainya.

Gadis itu masih berada di dalam sebuah kamar yang diyakini adalah kamar hotel. Dia lupa apa penyebab dirinya bisa sampai di sini. Mungkin karena tadi malam ia bermain di sebuah club hingga mabuk berat.

Sekarang kepalanya mendadak pusing, tangannya bergetar hebat, rasanya ingin sekali menangis dan berteriak menyesali semuanya, apalagi ketika matanya memandang kamar hotel yang sudah kosong dan sangat berantakan.

"Gak, gak mungkin," isaknya.

Tidak lama, ada seorang lelaki masuk ke dalam kamar itu sembari menatapnya dengan pandangan penuh kebencian.

"Lo udah buat gue sengsara!" teriaknya, berhasil membuat sang wanita tersentak.

"Harusnya gue, harusnya gue yang ngomong itu. Lo udah ambil masa depan gue!"

Laki-laki itu terkekeh. "Lo lupa? Lo duluan yang minta gue buat berhubungan, shit!"

Gadis itu menggeleng. "Gak, bukan gue. Lo harus tanggung jawab!"

"Gimana kalau gue hamil?" Gadis itu berteriak dengan wajah memerah, terlihat penuh beban. Apa yang akan ia katakan pada orang tuanya nanti? Dan juga bagaimana masa depannya?

Laki-laki itu mengambil barang-barang miliknya, dia harus segera pergi dari sini.

"SAMPAI KAPAN-PUN, GUE GAK BAKAL TANGGUNG JAWAB."

"KALAU LO HAMIL, GUGURIN AJA, GAMPANG KAN?" sarkasnya.

Sungguh tadi malam, lelaki itu benar-benar kalut hingga dia salah melihat orang. Ia mengira gadis itu adalah gadis yang ia cintai. Tapi, ternyata bukan. Semunya kacau hanya karena satu malam saja dan ini adalah kesalahan yang sangat besar.

***

Dira, Arlan, dan Davin berjalan beriringan, Dira yang berada diposisi tengah membuat ketiganya menjadi pusat perhatian. Ditambah gadis itu membantu Arlan yang berjalan menggunakan tongkat.

Kantin lumayan ramai, Dira menemukan Agy dan Boby yang sedang melambaikan tangan kearahnya.

"Itu Kak Agy sama Kak Boby," tunjuk Dira.

"Ya udah kita ke sana." Davin berjalan lebih dulu.

"Jomblo, Vin?" Boby meledek Davin dan dibalas Davin tatapan datar.

"Tenang Vin, gue juga jomblo," ujar Agy lalu tertawa.

Arlan duduk di samping Agy lalu menaruh tongkat miliknya di bawah meja. "Kakak pesan apa, biar Dira pesenin."

"Samain aja, Ra." Bukan Arlan yang menjawab, tapi Davin.

Dira cemberut kesal. "Dira nanya Kak Arlan, bukan Bang Davin!"

ARLANDIRA (OTW REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang