PB-16

118K 12.3K 1.9K
                                    

16. KALAU KAMU PERGI, AKU IKUT!

Jangan lupa buat vote ya sayang!
Karna vote itu gratis!!
Happy reading!💗

***

"Rimba! Acha gimana?!" tanya beberapa orang dengan tergesa-gesa menghampiri Rimba.

Rimba menggeleng membuat mereka mendesah khawatir.

"Sebenarnya apa yang terjadi Rimba? Sampai Acha bisa seperti ini?"

Rimba pun menggulirkan cerita. Mulai dari kesalahpahaman Acha sampai berakibat fatal seperti ini. Lelaki itu jelas merasa sangat bersalah. Jika saja ia berkata jujur. Jika saja refleks nya lebih cepat. Jika saja ia cepat-cepat menghentikan Acha. Pasti taakan seperti ini.

Bugh!

Bugh!

Bugh!!

Galang memukul Rimba dengan membabi buta.

"BRENGSEK LO! UDAH GUE BILANG KALO LO EMANG NGGAK BISA JAGAIN ACHA, PUTUSIN DIA!"

"ACHA NGGAK BUTUH PACARAN SAMA BAJINGAN KAYAK LO!"

Bugh!

Rimba balik memukul Galang. Mencengkeram kerah lelaki yang berstatus Abang dari kekasihnya itu kuat.

"GUE JUGA NGGAK MAU ACHA KAYAK GINI! GUE JUGA NGGAK MAU! GUE EMANG SALAH! TAPI LO NGGAK PERLU BERLAGAK PALING BISA JAGAIN ACHA! GUE JUGA SAKIT LANG!"

"Gue juga sakit" suara Rimba melemah. Cengkeramannya mengendur. Lelaki itu terduduk pasrah. Terlihat sekali gurat penyesalan dalam dirinya.

Galang terenyuh. Harusnya dia tak sepenuhnya menyalakan Rimba. Karna ini juga berasal dari kesalahpahaman Acha.

Lampu di atas pintu UGD mati. Menandakan bahwa tindakan yang dilakukan para dokter sudah selesai.

"Gimana keadaan putri saya Dok?" tanya Bunda cemas.

"Nona Anastasya mengalami benturan yang kuat di kepalanya. Benturan itu mengakibatkan pendarahan di dalam otak. Beruntung kami bisa mengatasinya. Kita tunggu saja, jika sampai nanti malam belum juga bangun, maka nona Acha kami nyatakan koma" penjelasan dari dokter itu membuat mereka sedikit menghela nafas.

Tiba-tiba seorang suster keluar dari UGD.

"Dokter, pasien kejang-kejang. Denyut nadinya melemah!"

"Apa? Bagaimana mungkin?"

Dokter itu langsung masuk kembali ke ruangan. Bunda yang mendengar kabar buruk meraung keras dipelukan Daddy. Begitu pula Galang dan sahabat-sahabat Acha.

Berbeda dengan Rimba. Pria itu hanya menatap kosong pintu didepannya. Kabar dari suster tadi membuat tubuhnya sangat kaku.

'Lo bodoh Rim! Lo bodoh!'

Kilasan memori bersama Acha menghantam kepalanya keras.

'Kakak ini namanya siapa?'

Possessive BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang