PB-49

81.1K 9.4K 2.3K
                                    

49. SESAK ITU MASIH ADA

WOYY!

MACEM MANA LA KORANG NI😭

TAK JADI HIAT LA KALO MACAM INIII😭😭

TAPI GAPAPA, MAKASI BUAT VOTE KOMENNYA!!

800 VOTE 800 KOMEN AKU DOBEL UP DEH

INSYAALLAH YAA

I LIKE KALIAN MENGHUJAT MAMA VANI😎✊

OKE-OKE ENJOY YEE!

MWAHH!

***

"Cha" tepukan pelan dari Galang menyadarkan lamunan Acha.

"Eh"

"Mam dulu. Dari kemarin Acha belum Mam" Acha hanya menggeleng dengan tatapan kosong menatap hujan yang turun dari celah-celah bangunan dan turun ke kolam. Entah mengapa, tiga hari ini selalu turun hujan. Seolah mewakili perasaan gadis itu yang sedang...

Ah kalian pasti tau rasanya.

"Cha.. Liat Abang" Galang menangkap wajah Acha agar mau menatapnya. Menghapus air mata yang sedari tadi tak berhenti turun.

"Abang marah kalo Acha terus-terusan kayak gini"

"Acha boleh sedih tapi jangan nyiksa diri Acha sendiri dengan nggak mau makan"

Acha menunduk dan terisak membuat Galang menatapnya iba. Lantas lelaki itu memeluk adiknya. Pelukan menenangkan yang sangat jarang Galang berikan.

"Acha salah ya Bang?" tanya Acha dengan suara kecil.

"Enggak. Acha nggak salah. Wajar kok kalau seorang pacar, mau tau masalalu dari pasangannya"

"Tapi kenapa Mama Vani marah?" Acha meremat kaos tiedye milik Galang saat semua ucapan Vani terngiang dibenaknya.

'Kamu cuma benalu di keluarga saya!'

'Kamu nggak pantas buat Rimba!'

'Putuskan Rimba!'

'Saya nggak sudi punya menantu seperti kamu!'

"Hiks" satu isakan lolos dari pertahanannya.

"Shtt.. Enggak. Kemarin Mama Vani cuma khawatir aja makanya waktu Acha jelasin, Acha malah dimarain"

"Mama udah nggak sayang sama Acha ya?"

Galang mengelus dan mencium puncak rambut Acha,"Kata siapa? Mama Vani sayang kok sama Acha"

"Tapi--"

"Udah-udah. Kita Mam yuk?" Galang mengurai pelukannya dan tersenyum saat Acha mengangguk.

"Sini naik" Galang menundukkan badannya. Acha tersenyum sumringah dan langsung menempel ke gendongan Galang.

"Abang gagal. Abang gagal jaga kebahagiaan Acha"

***

"Mimisan lagi?" tanya Acha pada dirinya sendiri setelah memenangkan diri. Acha pikir, benar kata Galang dirinya tidak bisa terus menerus bersedih. Rimba butuh supportnya, Rimba butuh doanya.

"Acha kenapa sih? Mimisan terus dari kemarin" gumamnya. Gadis itu mengambil beberapa helai tisu dan memencet-mencet hidungnya. Berharap darah yang mengalir cepat berhenti.

"Hahhh" helanya lega saat darah yang mengucur telah berhenti. Acha mengambil handphonenya, memutar musik mungkin bisa sedikit menghibur hatinya.

I fell by the wayside like everyone else
I hate you, I hate you, I hate you, but I was just kidding myself

Possessive BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang