PB-32

99.3K 10.7K 2.4K
                                    

32. SESUSAH ITU BUAT JUJUR?

GILA DOBEL UP BENERAN😭👎

SEBENERNYA MAU BESOK, TAPI YA UDAH LAH...

KALIAN SENENG AKU BAHAGIA...

ENJOY READING!

120+ vote ya!

***

"Suster! Tolong piyik saya!" Rimba berteriak keras sambil membopong tubuh Acha.

Dua orang perawat mendatangi mereka dengan brankar. Lelaki berusia 18 tahun itu membaringkan tubuh Acha dan ikut mendorongnya ke UGD.

"Arghhhh! Gue bodoh!" Rimba meremas kuat rambut hitamnya. Bagaimana bisa ia lalai?! Lelaki macam apa dia?

"Nggak bini nggak laki, kalo panik sukanya treak-treak" gumam Embun pelan.

"GALANG!"

Teriakan dari dua orang paruh baya memekakkan telinga mereka. Bunda dengan hijab lebarnya dan Daddy yang masih memakai stelan jas kerja berlari kearah Rimba dan yang lain.

"Mana Acha?!"

"Masih di tangani Bun"

Bunda menghambur ke pelukan putranya karna Daddy sedang berbincang serius dengan Rimba.

"Kenapa bisa seperti ini Rim?"

"Rimba juga kurang tau Dad. .Dari tadi pagi Acha sama Rimba. Cuma pisah waktu istirahat. Tapi sekalinya pisah malah kayak gini"

Daddy tersenyum,"Ya sudah tidak apa-apa. Kita percayakan saja pada dokter. Daddy yakin Acha baik-baik aja. Acha itu bibit unggul"

"Maafin Rimba Dad. Rimba gagal jaga Acha"

"Sudah boy. Jangan mellow begini. Daddy jadi merinding"

Rimba terkekeh pelan sebelum sering telepon dari ponselnya terdengar.

"Hm?"

"Lawrah bos"

"Bawa ke ruang eksekusi"

"86 bos!"

Rimba menatap inti Astagar penuh arti.

"Pergi aja nggak papa. Nanti kalau Acha bangun Daddy kasih kabar" seperti mengetahui sesuatu dibenak Rimba, Daddy memperbolehkan lelaki itu pergi.

"Kabari Rimba"

Daddy mengangguk. Matanya menatap punggung lelaki memakai jaket dengan corak burung Phoenix yang mulai menjauh.

"Semoga kamu yang terakhir untuk Acha,Rimba"

***

"Mana Laura?" tanya Rimba yang kini sudah sampai diruang eksekusi.

"Didalem Bos. Ada anteknya juga"

"Gue nggak punya banyak waktu. Kita bagi rata. Tapi buat Laura, dia mangsa gue malem ini"

Mereka mengangguk. Rimba mendekati sensor pengenal yang terpasang disisi tembok dan menempelkan kalung yang menjadi identitas Astagar disana.

Possessive BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang