PB-35

96.8K 10.6K 666
                                    

35. KALO KITA UDAHAN GIMANA?

EYOO! MANA YANG NUNGGU PB UP?!!

BERI SAMBUTAN!!!

Semoga puwas dengan part ini oke! Vote dulu sebelum baca!! Awas jadi sider! Nana ngambek nih! Cepet vote!!! Cepet😬😬

180+ ya Sayang!

Selamat membaca!

ENJOY

ENJOY

ENJOY

ENJOYYYYYY

ENJOY!💗

***

"Acha! Satu tambah satu sama dengan berapa?" tanya Salina jahil. Saat ini mereka tengah berada di basecamp milik Astagar.

"Dua!"

"Salah!" Salina mengkode lewat matanya pada perempuan yang lain.

"Embun! Satu tambah satu sama dengan berapa?"

"Sama dengan tiga!"

Bulan dan Salina bertepuk tangan seolah memuji Embun.

"Wahh hebat Embun! Ah Acha payah! Masa gitu aja nggak bisa!"

"Lina yang payah! Embun juga payah! Masa satu tambah satu tiga! Ah temen Acha payah semua!" Acha bersedekap tangan. Merajuk!

"Heh ngomongnya jangan payah-payah" peringat Rimba yang dari tadi diam saja.

"Coba sekali lagi. Sembilan kurang dua sama dengan berapa?"

"Tujuh!"

"SALAH!"

"BUWAHAHAHA ACHA BODOH!" gelak Bulan dan Salina.

"Tau nih kebanyakan pacaran sama Kak Rimba jadi begini"

Semua orang menertawai Acha. Seolah yang dikatakan Bulan,Salina,dan Embun itu benar adanya.

Acha menciut dan memeluk leher Galang yang ada disampingnya. Kenapa bukan Rimba? Karna tadi Rimba juga menertawainya.

"Abang... Acha udah nggak pinter" isaknya. Acha menangis pelan membuat Salina dan Embun ber-tos ria.

"Ah masa gitu aja nangis! Acha payah!" ujar Salina yang membuat tangis Acha semakin keras.

"Udah kali Cha! Kuping Abang sakit!"

Acha melepas pelukannya dan menatap mereka semua tajam. Rimba yang melihat itu malah terkekeh.

"Cengeng!" ucapnya membuat bibir Acha bergetar. Kalian pasti tau kan, bagaimana rasanya jika tak ada tempat untuk mencari pembelaan? Dan rasanya diceng-cengin satu kelompok? Pasti mau nangis!

Acha menghapus bulir air mata dan imgus yang sedikit turun. Mencangklong tas putih berbulu miliknya dan berdiri.

"Acha marah! Acha pulang!"

Gadis itu berlari keluar basecamp Astagar. Membuat mereka sedikit merasa bersalah.

"Elo sih Sal!"

"Eh Embun sama Bulan juga ikut ya!"

"Dia ngambek?" batin Rimba bodoh.

***

Acha benar-benar marah pada mereka semua. Dua hari ini gadis itu selalu menutup diri. Tidak mau keluar kamar, hanya akan makan kalau makanannya diantar Bunda dan parahnya Acha juga memblokir semua kontak teman-temannya. Termasuk Rimba.

Possessive BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang