❤26

10.6K 1K 112
                                    

Assalamu'alaikum wr.wb...

Dengan datangnya pemberitai.an ini, author ingin melanjutkan cerita ini yang sudah terbengkalai selama beberapa saat...

Sekian terima uang...

"Pak Dani ganti..." rengek seorang gadis yang berbaring malas diatas sofa ruang tv

Pria paru baya yang sudah mengabdikan dirinya dikeluarga Andreanpun hanya menuruti perkataan sang Nona muda dan mengganti saluran televisi sesuai dengan keinginan Nayra.

"Bagaimana dengan ini Nona?"

"Nay ngga mau liat Dora ngeselin kek mang supri!"

Supri yang kebetulan melewati ruang tv untuk membuat secangkir kopipun merasa terpanggil dan berjalan mendekati Nona mudanya.

"Nona Nayra manggil saya?" tanya Supri dengan cengiran lebarnya

"Dih... Siapa yang manggil mang supri Nay ngga tuh?" kernyit Nayra bingung

"Tadi Nona Nayra sebut nama mang Supri? Nona Nayra kangen ya sama mamang kasep?" menaik turunkan alisnya

"Ow... Tadi tuh Nay cuma bilang sama pak Dani kalo Nay ngga mau nonton Dora, soalnya Dora tuh wajahnya ngeselin kek mang Supri." polos Nayra

Sementara Dani kini sibuk menahan tawanya.

"Astaghfirullah hal'adzim... Qerja lembur bagai Quda..." mulailah keabsurdan seorang Supri

"Sampai lupa orang tua..." balas Nayra yang tak mau dikalahkan keabsurdannya

"Pusing syudah ngini Qepala..." lanjut Supri

"Ayooo belanja lebaran buat anak sodara hanya di tanah abang, ingat tanah abang bukan yang lain," promosi Nayra

"Wowww... Nona Nayra cocok jadi bintang iklan Non..." sorak Supri

"Tapi Nay ngga mau jadi bintang iklan mamangkuw,"

"Terus mau jadi apa? Oh.. Iya Mamang tau mau jadi pemain sinetron suara hati istri iya kan?" yakin Supri

"Owww... Tentu tidak, perempuan strong kek Nay ngga pantes main suara hati istri yang tiap hari nangisin suami yang berujung suaminya mati ditenggor mobil. Nay tuh pantesnya main film yang membela kebenaran!" sombong Nayra sambil menepuk dadanya

"Wihhh... Main film Avangers maksud Nona Nayra? Keren pasti, saya akan katakan keinginan Nona pada Tuan Andrean." sambar Dani yang sedari tadi hanya menjadi penonton

"Siapa yang bilang Nay mau main film Avangers?" bingung Nayra

"Lah terus kalo bukan? Ah... Mamang tau, pasti mau maen Samson betawi iya kan?" yakin Supri lagi

"Mamang supri munduran deh..." jengah Nayra

"Kenapa Non?" bingung Supri sambil memundurkan dirinya beberapa langkah

"Percaya dirinya kelewatan!" datar Nayra

Dan seketika Dani meledakkan tawanya melihat sahabat perjuangannya terkena serangan balik dari Nona mudanya. Dani juga tidak mengerti mengapa Nona muda dan sahabatnya ini tidak pernah akur jika sudah bertatap muka.

"Lagian om Samson kan ngisi ulang energinya pake semur jengkol? Sedangkan Nay ngga doyan jengkol, nanti kalo makan jengkol kata Maya mulutnya bau jahannam," polos Nayra lagi yang kini membuat Dani semakin tergelak dan diikuti Supri yang kini juga ikut tertawa

"Terus Nona Nayra mau jadi siapa buat membela kebenaran?" tanya Dani lagi yang masih berusaha meredakan tawanya.

"Mau jadi Papa Zola yang selalu membawa kebenaran disetiap kesempatan tanpa pernah bertarung," celetuk Nayra sambil bersedakap dada songong

Sementara Dani kini menepuk dahinya lelah dan Supri hanya memandang datar Nona muda dengan kelakuan ajaibnya ini lalu memilih meneruskan niatnya yang tertunda untuk membuat kopi.

"Kok ngga ada yang tepuk tangan si? Papa Zola kan hebat, dia punya murid kek Boboiboy, Feng, Ying, Gopal, Yaya..."

Tapi bukan yaya author ya...
Author bukan murid Papa Zola sumpah :)

"Iya iya Papa Zola hebat..." Dani mengalah

Nayra mengangguk kemudian terdiam.

"Nona muda..."

"Panggil aku Nayra paman... Dan Nayra bukan anak kecil..." celetuk Nayra lagi dengan kalimat ajaibnya membuat Dani memijit pelipisnya pelan

"O-oke... Nona Nayra..."

"Nay rindu Leo..." lirihnya

Dani tersenyum da mengusap kepala Nona mudanya lembut.

"Mau Leo..." rengek Nayra pada Dani

"Terus Pak Dani harus gimana?"

"Susulin Leo bawa kesini, Nay mohon ya pak..." kini mata bulat itu sudah berkaca-kaca dengan bibir yang melengkung kebawah, benar-benar menggemaskan

Dani menghembuskan nafasnya kasar dan beranjak untuk memanggil Tina. Karena hanya dialah satu-satunya orang yang bisa menghadapi tingkah menyebalkan Nayra yang sebentar lagi akan memuncak karena kembali teringat kekasihnya.

Nayra kini mulai kesal dan berusaha mencari sesuatu sebagai bahan dan alasan untuk menangis. Nayra tidak ingin terlihat cengeng karena menangis tanpa sebab, meskipun kenyataannya Nayra memang cengeng. Dan ketemu...

"Mang supri kenapa wajahnya ngliat Nayra ngeselin gitu si hiks... Kan Nay jadi kesel hiks...hiks... Huwaaa..."

Supri yang kebetulan melewati Nayra kembali dengan secangkir kopi ditangannyapun melongo terkejut dan bingung. Pasalnya Supri saat ini hanya sekedar lewat tanpa memiliki niatan untuk menjahili Nona mudanya karena ia tahu bahwa Nayra kini sedang ada dalam Mode senggol santet.

"Loh... Loh... Nona Nayra kenapa hmmm... Kok nangis?" tanya Tina tergopoh-gopoh mendekati Nayra yang kini duduk goleran di atas karpet ruang tv dengan air mata yang terus meluruh dipipi bulatnya

"Hiks... Mba-hiks...Mang supri hiks..." ucap Nayra terputus-putus.

"Nona diapain sama Mang supri? Bilang sama Mba Tina..."

"Mang supri hiks... Ngliatin Nay hiks...sama muka ngeselinnya hiks... Nay kan jadi hiks...kesel huwa...." adu Nayra

Tina menatap Supri tajam, dan Supri kini sibuk menggelengkan kepala dan juga melambaikan tangannya ke kanan dan ke kiri seolah menjelaskan dia tidak tahu apapun.

"A-aku ngga tau apa-apa loh ya? Wong aku cuma dari dapur buat kopi terus lewat tiba-tiba Nona Nayra mewek nangis pas liat mukaku," jelasnya

"Bohong hiks...muka Mang Supri kayak godain Nay ngeselin gitu hiks... Nay ngga suka ya mamang kaya gitu hiks... Nay tuh ngga bisa diginiin hiks... " Nayra mendramatisir

"Yeuuu... Dasar singa betina kecil ditinggal pawangnya jadi gitu sensitif kek kucing abis lahiran!" goda Supri sambil nyeruput kopinya

"Mang Supri hiks... Mending diem deh hiks... Jangan bikin Nay tambah kesel..."

"Wah... Mas Leo pasti disana lagi cuci mata sama skertarisnya yang semok-semok nih..." seringai Supri kemudian berlari sambil tertawa puas karena sudah berhasil menggoda majikannya

"MANG SUPRI!!! AWAS AJA NAY LAPORIN DADDY UDAH NAKAL SAMA NAY BIAR GAJINYA DIPOTONG!!!"

Dan detik berikutnya suara tangis Nayra yang semakin menggema diikuti suara tawa puas Supri dan teriakan Tina yang bersiap merukyah masal Supri.

Paansi bikin part yg ga jelas ini? Unpaedah bgt kn? :')

Love hidden(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang