❤36

8.3K 847 287
                                    

Berhubung hari ini adalah hari spesial jadi author baleek buat up cerita. :*

Author bar² hari ini ulang tahun geys :'

Ngga kerasa diriku tambah tua saja sedangkan tingkah masih bak anak TK. :'

Apesi yah... Astaghfirullah... Cuss lah lanjottt...







Suara deru mesin berhenti di pekarangan mansion mewah, seorang wanita paru baya yang terlihat masih cantik nan anggun keluar darisana dan langsung melangkah masuk kedalam rumahnya.

"Nayra sayang... Mamah pulang, ini Mamah beliin bakso!" panggil Shinta sedikit berteriak

"Nay..." panggil Shinta kembali namun tak ada sautan dari manusia doyan makan

"Mungkin tidur dikamarnya kali ya?" monolog Shinta

Wanita paru bayah itu langsung melangkahkan kaki untuk naik ke lantai 2 tempat dimana kamar calon menantu menggemaskannya itu mungkin sedan tertidur disana. Namun Shinta melihat pintu kamar Nayra yang terbuka dan tidak ada siapapun disana kecuali seekor kucing yang tengah berbaring melingkar sambil memejamkan mata.
Tok... Tok...

"Nayra... Kamu di dalam sayang?" panggil Shinta sambil mengetuk pintu kamar mandi

Namun tak ada sautan suarapun dari dalam.

"Apa jangan-jangan Nayra diculik?" batinnya

Firasat burukbun berkelebat di pikiran Shinta. Rasa cemas,panik,dan bingung kini mengumpul dan tercetak jelas diwajah cantiknya sampai matanya tidak sengaja melihat sesuatu yang membuat kakinya seketika lemas.

"AAAAAAA...." teriak Shinta histeris sampai terduduk dilantai

Selanjutnya terdengar suara segerombol orang berlarian dan mendekati nyonya besarnya.

"Ada apa nyonya? Nyonya... Nyonya..." seorang kepala pelayan kini bahkan memegang pundak sang nyonya besar dan sedikit mengguncangnya karena Shinta tampak tertegun dengan bibir yang bergetar

"A-apa itu? Dan dimana Nayra?!" histeris Shinta sambil menunjuk sesuatu disana

Kepala pelayan itupun berjalan mendekati sesuatu yang nyonya besarnya itu tunjuk dan berjingkat kaget.

"Dimana Nayra?" tanya Shinta dengan suara bergetar

Semua yang ada disana terdiam.

"Dimana Nayra? Saya sedang bertanya mengapa kalian semua hanya diam dimana calon menantuku?!" kesal Shinta

"M-maaf Nyonya kami tidak melihat Nona Nayra lagi setelah sarapan tadi." ucap salah satu bodyguard disana,

"Kemana semua orang dirumah ini sampai tidak tau kemana Nayraku pergi hah?! Apa yang harus kukatakan pada Leo hiks... Nayra hiks... Nayra pasti diculik hiks..." Shinta akhirnya terisak

Semua pelayan dan para bodyguard disana langsung panik seketika saat sang Nyonya besar menyebut nama "Leo" Tuan muda mereka. Mereka bersumpah lebih baik mereka terkena amukan Nyonya dan Tuan besar mereka dibandingkan sang Tuan muda. Tanpa diperintah semua bodyguard bahkan para pelayan sampai tukang kebun disana mulai berpencar mencari keberadaan makhluk lucu yang sedikit menyusahkan.

"Nyonya lebih baik kita hubungi Tuan besar dan Tuan muda Leo untuk memudahkan mencari karena mereka punya banyak koneksi," ucap sang kepala pelayan sambil menyuguhkan teh hijau untuk menenangkan sang Nyonya besar yang kini sedang terduduk dikasur milik Nayra yang bersimbah cairan merah dengan air mata yang sesekali menetes dipipinya.

"Kamu benar..."

"Halo... Kenapa Mah? Leo baru selesai meeting,"

"Hiks... Leo..." Shinta tak kuasa menahan tangisnya

"Mah? Are you okay? Apa yang terjadi Mah?"

"Nayra Leo hiks..."

"Apa yang terjadi pada Nayra?!" Tanya Leo terdengar dingin

"Nayra hiks... Nayra hilang-"

Tut... Tut...

Panggilan ditutup sepihak oleh Leo. Shinta yakin putra semata wayangnya itu tengah berlari kesetanan menuju parkiran untuk pulang.

Disisi lain seorang lelaki kini sedang mengendarai mobilnya bak orang kesurupan. Dia tak peduli dengan sahutan bunyi klakson motor mobil disepanjang jalan karena tingkah anarkisnya. Yang dipikirannya adalah Nayra... Nayra...dan Nayra. Ntah mengapa dadanya terasa sesak bahkan matanya sudah memerah dan berair seolah meminta paksa Leo untuk mengeluarkan cairan bening yang sudah bertahun-tahun tidak pernah Leo keluarkan dan sekarang akhirnya untuk pertama kali dari sekian lama Leo mengeluarkannya. Air mata Leo berhasil lolos meluruh tanpa permisi seiring denyut nyeri yang ia rasakan dihatinya.

"Nayra kamu dimana sayang..." Lirih Leo sampai terdengar hanya sebuah bisikan

Sesampainya dirumah Leo memarkirkan mobilnya sembarang dan berlari masuk kedalam rumah dan naik menuju kamar sang pujaan hatinya. Dapat ia lihat Mamahnya sedang menangis didampingi Aldo yang sudah pulang terlebih dahulu.

"Mah..." panggil Leo

Shinta berbalik dan segera menangkup sebelah tangan Leo lalu menangis histeris.

"Leo... Hiks, Mamah minta maaf seharusnya hiks... Seharusnya Mamah ngga ninggalin Nayra hiks... Sendirian dirumah hiks...hiks...ini semua salah Mamah..." histeris Shinta yang langsung ditarik kedalam pelukan Aldo sang suami untuk ditenangkan

Leo masih bingung dengan apa yang sudah terjadi. Hingga mata elangnya menatap sprei kasur sang kekasih hati yang terlihat dengan jelas ternodai oleh bercak cairan merah kecoklatan seperti darah. Pandangan Leo seketika kosong, kakinya gemetar dan tubuh tegapnya kini bahkan terhuyung kebelakang namun tidak sampai terjatuh.

Aku sudah berjanji...
Untuk tidak membiarkanmu lagi...
Namun sekarang lagi-lagi aku mengingkari...
Teringat saat kau meminta seharian bersamaku,
Dan bodohnya mengapa aku tidak mengiyakan permintaanmu?
Jika itu adalah permintaan terakhirmu...

1 tetes kristal bening kembali meluruh dari mata tajam Leo. Ia menatap semua orang yang ada disana kali ini dengan sorot mata yang sarat akan kecewa luar bisa.

"Aku tidak akan melepaskan kalian semua jika terjadi sesuatu pada Nayraku..." dingin Leo lalu berlari keluar untuk mencari sumber kebahagiaannya.

Disepanjang jalan Leo sibuk merutuki dirinya yang sangat bodoh. Berkali-kali dia mengumpati dirinya sendiri karena lebih memilih pekerjaannya daripada permintaan Nayra.

Demi apapun...
Aku tak sanggup jika harus kehilanganmu lagi...
Kamu sama saja menikamku dengan kelenyapan sosokmu...
Aku benci permintaan terakhirmu yang ingin bersamaku...
Jika nyatanya itu hanya salah satu cara salam perpisahan yang kau buat untukku...

Aku mencintaimu...
Seluruh hidupku ingin kuhabiskan hanya untuk memuja keindahan diirimu...
Aku menyayangimu...
Seluruh nafasku ingin kuhabiskan untuk menemani hembusan nafasmu...
Kamu adalah segalanya bagiku...
Karena itu aku akan mendapatkan dan memilikimu untukku sendiri apapun yang terjadi...
Sekalipun harus kutukarkan dengan nyawaku...

Tunggu aku...
Aku akan menemukanmu...
Membawamu pulang dan kau akan kubawa kemanapun kupergi...
Sampai hanya ajal yang bisa membawaku pergi...

"Tunggu aku sayang... Aku sedang menjemputmu tunggu aku..." lirih Leo semakin menekan pedal gas mobil alphard miliknya.


***
Jangan baper mbloh itu kata-kata Leo buat Nayra bukan buat kamu semua yang lagi baca sambil rebahan dan jadiin guling sebagai bahan pelampiasan. :'v

Love hidden(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang