17. Jefri

3.3K 443 107
                                    

Warning : 🔞 cuplikan adegan dewasa cuman flashback.

Warning : 🔞 cuplikan adegan dewasa cuman flashback

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

.

Dari dulu Jefri tidak pernah menganggap dirinya ini pria yang ganteng. Iya memang dia ganteng, kan cowo kalau cantik kan untuk perempuan.

Maksudnya yang ganteng banget seperti Johan. Mau baru bangun, rambut seperti sarang burung dengan wajah mengantuk pun dia masih sangat tampan. Jadi insecure kadang Jefri, apalagi Johan pede pede aja walau keluar main ke mall atau ke warung pecel hanya dengan celana boxer dipadu kaus hitam yang tidak pernah ganti alias cuci kering pakai. Sesederhana itu Johan masih terlihat seperti keluar dari majalah fashion.

Semenjak tinggal bersama, Jefri jadi hafal semua kebiasaan Johan. Yang masih belum ia biasakan hanya Johan yang memang tidur dengan telanjang.

Orang mana tidak jantungan pagi pagi baru bangun dengan nyawa masih setengah jalan bertemu dengan Johan yang juga baru bangun dan bugil dengan itunya-

Jefri segera menggeleng geleng menyingkirkan bayangan tidak senonoh yang mulai terlintas di pikirannya. Menepuk nepuk dahinya sambil berkomat kamit agar setan tidak menggoyahkan ketegaran hasratnya. Johan yang sedaritadi sibuk mengunyah lumpia bikinan Jefri menatapnya dengan bingung.

"Kenapa yang?" Tanyanya tidak mengerti, sementara Jefri hanya tersenyum dengan kikuk. Menggaruk pipinya yang tidak gatal sembari mengalihkan pandangannya pada jendela merasakan hawa panas mulai menjalari leher ke wajahnya.

Seumur umur baru kali ini Jefri merasa mesum sekali, salahkan pria berbadan besar dan tinggi di depannya ini yang mengajarinya banyak hal. Seperti semalam-

"He? Daddy? Mas mau dipanggil Daddy?"

Johan yang tengah menggerakkan pinggulnya segera berhenti, menatap Jefri yang tengah menatapnya dengan mengerjap bingung. Rambut coklatnya basah oleh keringat dan sangat kontras dengan bantal, wajahnya memerah cantik dengan bibir sewarna buah persik yang bengkak akibat ciuman panas mereka dan kebiasaan Jefri mengulum bibirnya. Kedua iris coklat beningnya berkaca kaca, hidungnya mengerut lucu dengan lenguhan terputus antara sakit dan nikmat ketika Johan menarik kejantanannya hampir keluar dari lubang hangat Jefri sebelum menghentak masuk dengan lambat.

"U-ung tapi Mas emang mau jadi bapaknya aku?"

Mendengar pertanyaan lugu Jefri, Johan diam diam menepuk dahinya gemas. Dirangkumnya pipi bulat kenyal milik si manis dengan lembut, mengusapnya sayang dengan ibu jari sembari menatap pria yang terlentang pasrah di bawahnya itu dengan penuh perasaan.

"Bukan yang, ya masa aku jadi bapak kamu. Aku nikah sama ibukmu dong, gamau aku, gabisa genjot kamu kayak gini."

Dasar Johan dengan mulutnya yang mesum, Jefri yang merasa sangat malu menendang Johan. Membiarkan prianya mengaduh dengan kesakitan lalu menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.

Larung Asmara 🌟Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang