29. Astaga

2.8K 359 36
                                    

Johan sedang fokus menyimak presentasi dari seorang staff marketing yang terbata bata dan gugup ketika ponsel di sakunya bergetar hebat. Memikirkan bahwa itu hanyalah Dika yang hendak mengeluh soal keinginan Jefri yang aneh aneh, ia tidak memusingkan. Namun ponselnya kembali bergetar, memejamkan matanya dengan berdecak cukup kencang membuat semua orang menatapnya dengan was was.

"Saya keluar sebentar, bisa dilanjutkan dengan Tuan Ken ya."

Bangkit dari duduknya, Johan menunjuk ponselnya dan mengerling pada Ken, sepupunya. Ken memutar bola matanya malas sebelum mengibaskan tangannya, menutup layar laptop yang menampilkan beranda game zuma yang sedaritadi ia mainkan lalu berdehem ketika Johan sudah keluar dari ruangan meeting.

.

.

.

Ken Aryadinata Wiraguna (30 tahun)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ken Aryadinata Wiraguna (30 tahun)

Selain Wendy, Ken juga merupakan babysitter Johan alias agar dia tidak aneh aneh. Adem ayem sejuk apalagi kalau senyum. Kelihatan tegas dan serius tapi suka mager, pemain zuma profesional.

.

.

.

"Mampus Bang Ken, suruh siapa main kodok kodokan lagi meeting, enak kali kau." Ledek Johan sambil menjulurkan lidahnya pada Ken yang menatapnya memincing lewat dinding kaca ruangan meeting. Agaknya sudah cukup jauh dari ruangan, Johan segera mengangkat telfon Dika.

"Ada apa sih Dik? Jangan bilang kalau Jefri minta alpukat bentuk gajah?"

"BANG, BANG JEFRI BANG!"

Mendengar nama pujaan hatinya disebut dengan nada panik dan suara melengking Dika, otomatis langkah Johan melaju. Dadanya bergemuruh dengan tidak nyaman, seperti ada hal buruk yang terjadi.

"Lu dimana share loc Dik cepetan!"

.

.

.

"Bang, nih minom."

Johan mengangguk dengan lemas sembari menerima uluran botol Aqua yang isinya sudah ditenggak setengah oleh Dika. Dadanya naik turun dan ia merasa sangat lelah sekali.

Dua pria dengan penampilan yang kontras tersebut terlihat sangat mengenaskan. Dika duduk bersandar pada kursi besi rumah sakit dan hampir berbaring dengan nafas terengah. Rambut pirangnya mencuat kemana mana dengan berantakan, hasil karya jambakan Jefri. Dasi melorot hingga hampir lepas dan seragam yang keluar dari celana. Wajahnya kucel karena kepanasan dan juga panik. Mengipasi tubuhnya dengan brosur dealer mobil yang tadi ia dapatkan ketika di parkiran rumah sakit. Tak jauh berbeda dengan Johan. Rambut yang semua rapi dan klimis berantakan, poni jatuh di keningnya semi basah oleh keringat. Dasinya entah kemana dan kemejanya terbuka dua kancing, berantakan dan ikat pinggang menggantung. Tangannya mengusap kasar wajahnya.

Larung Asmara 🌟Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang