"Aduh lilis teh kumaha, di toilet ganti lama bener. Ganti baju apa ganti mesin mobil, neng."
Tommy mulai pegal, berjongkok dari tiga puluh menit yang lalu, setengah jam men, di depan kamar mandi mall. Karena sempat ketumpahan kuah soto dan Lilis takut dikira ngompol karena noda kuning di roknya yang putih. Mengunyah kacang telur yang ia sempat beli di parkiran tadi, Tommy memperhatikan sekitar. Untuk hari biasa, mall lumayan rame, dia sendiri bersama sang istri cuman mau jalan jalan bukan niat belanja. Nongki aja men di mall sambil makan soto meskipun mahal asal Neng Lilis bahagia deh.
"Bang."
Seseorang yang bukan Lilis menepuk kencang bahunya membuat Tommy yang fokus menghitung sisa kacang telur di dalam bungkusan terlonjak dan jatuh terguling ke depan.
"Bangsat." Umpatnya menatap sedih kacang kacang yang belum sempat ia kunyah berceceran di lantai sebelum melotot ke arah sang tersangka yang membuatnya terjerembab. Matanya membulat begitu senyum ala pepsodent Mahardika lah yang menyambutnya.
"Dika! Lo udah balik cil?"
Bangkit dari posisi menyedihkannya di lantai, Tommy segera mendekap adik sepupu sohibnya itu di ketiaknya. Dika mengernyit sebelum menepuk nepuk punggung pria yang lebih tua.
"Bentar doang, Bang. Nengokin nikahan Bang Johan sama Jefri. Pakabar? Dah ada bocil?"
Tommy nyengir, menggaruk rambutnya yang tidak gatal. Lupa dengan remah remah kacang yang berada di tangannya kini tersangkut di rambutnya.
"Dah otw sih. Lilis lagi hamidun. Ga mau kalah gua dari bujang lapuk kek Johan dah punya anak."
"Wah! Selamat bang! Ntar kalau lahiran calling calling ya gue bawain hadiah."
"Emang lu dah kerja punya duit?"
Dika tampak salah tingkah sebelum ketawa ketiwi dan menggeleng. Memasukkan kedua tangannya ke dalam jaket bomber dengan motif semangka yang dipakainya.
Kurang ajar ini om om satu, udeh tau gue masih minta duit bokap pake tanya segala lagi. Batin Dika nelangsa, kelak kalau ia sukses, ia bakal pamerin ke para bapak bapak modis, kecuali Yudha kan doi jomblo, kalau dia sudah sukses.
"Akang! Kirain teh akang udah di mobil."
Nah ini dia. Si cantik yang daritadi ditunggu tunggu, Tommy menatap heran istrinya yang bukannya datang dari kamar mandi malah dari arah pintu masuk.
"Loh? Sejak kapan Lilis keluar? Kok akang gatau?"
Lisa, dengan sabar dan ikhlas hanya tertawa, mengamit lengan Tommy lalu tersenyum ramah pada Dika. Mencubit lengan suaminya dengan sekuat tenaga membuat Tommy memekik kencang dan lebay.
"Ah! Aduh Lis! Sakit lah!"
"Makanya kalau nungguin tuh jangan sambil ngelamun! Lilis daritadi udah keluar tau, akang malah asyik jongkok sambil komat kamit ngapalin lirik lagu dangdut."
Dika yang menyaksikkan perdebatan kecil suami istri penomenal itu hanya tertawa. Gemas sekaligus lucu apalagi Tommy bukannya protes diomeli panjang kali lebar malah tersenyum senyum ke arah Lisa. Dasar bucin. Ah jadi miris juga, kapan ya dia juga nikah....
"Dik, Johan tau lo udah balik?"
Pertanyaan tiba tiba Tommy membuat Dika membeku, tenggorokannya kering dan tangannya berkeringat.
"Belum sih bang..."
Tommy memandangnya dengan tatapan yang susah dibaca sebelum tersenyum, menepuk nepuk bahunya dengan menenangkan.
"Bilang aja, lagian Jefri pasti kangen lu."
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Larung Asmara 🌟
Fanfiction"Kamu butuh uang dan saya butuh teman, kita bisa menguntungkan satu sama lain kan." Dimana Jefri tidak pernah menyangka bahwa hidupnya sebagai mahasiswa biasa dengan keluarga sederhana akhirnya terikat cinta yang datang tidak sengaja dari pria berna...