28. Ngidam

4.1K 384 37
                                    


"Mas."

"Hm"

"Mas Johan."

"Hm."

Jefri menggembungkan pipinya sebal lalu kembali mencubit cubit perut Johan demi membangunkan kekasihnya. Johan yang mulai risih membuka matanya dengan malas, memincingkan mata mencoba melihat di tengah kantuk sebelum meraih raih Jefri. Merengkuhnya erat seperti guling lalu kembali memejamkan matanya.

"HIH MAS JOHAN BANGUN!"

"Aw! Aduh!"

Dengan tenaga yang entah darimana Jefri mendapatkan, ia berhasil menggulingkan pria yang lebih besar darinya itu. Membuat Johan yang malang menggelinding ke bawah ranjang dan pantatnya harus rela berciuman dengan lantai. Dengan jengkel ia mendelik hendak mengajak duel siapapun itu yang menganggu tidurnya hanya untuk segera menciut melihat Jefri berlutut di ranjang. Melipat lengannya di dada dengan ekspresi wajah kesal yang sangat gemas. Kedua alis tebalnya bertaut, hidung mengerut kecil dan bibir bawahnya yang maju sedemikian rupa. Di bawah temaram lampu kamar mereka yang diredupkan, apalagi Jefri hanya memakai kaus kebesaran dan celana pendek. Bukannya takut Johan hanya bisa menahan gemas. Mengucek matanya yang penuh kantuk, Johan bangun untuk bersimpuh. Ia tahu bahwa paduka raja Jefri Adiwijaya jika sudah membangunkannya di pagi buta pasti sedang ingin sesuatu.

Sudah berlalu tiga bulan semenjak Jefri memberitahunya soal si kecil yang tumbuh di dalam tubuhnya. Selama tiga bulan pun Johan belajar memahami Jefri yang terkadang menjadi sangat manja, semakin sensitif karena hobinya menonton sinetron di televisi semakin meningkat dan juga fase mengidam yang sebenarnya tidak sulit juga dikabulkan. Jefri yang dulu masih malu malu sekarang galak bukan main. Tapi bagi Johan, Jefri yang bersungut sungut malah membuatnya gemas. Entah dia ini bucin atau apa.

"Mas bisa panggilin Dika ga?"

Mendengar nama sepupujya disebut, kini giliran Johan yang melotot.

"Ngapain Mas manggil Dika yang?"

Tanyanya bingung dan sedikit sangsi, pasalnya bagaimanapun Dika ini suka dengan Jefri. Dia sering mendapati ABG bau kencur itu menjadi anak senja dengan nongki di dekat kandang soang sembari menyanyikan lagu pedih. Dia juga sering melihat Dika memandangi foto Jefri yang entah diambilnya darimana di dalam dompetnya. Ya meskipun ia paham kalau Dika pasti sudah merelakan tapi dia cemburu lah!

"Aku mau bobo sama Dika, Mas. Babynya pengen dielus sama Om Dika."

Johan semakin melotot, ia menatap tidak percaya Jefri yang mengerjap dengan lucu padanya seolah permintaannya barusan tidaklah membuat Johan serangan jantung.

"Engga! Ga ada! Enak aja calon bini gua dikelonin yang punya soang! Mending sama Mas aja yang, enak deh nanti boleh gesek gesek."

Bangkit dari tempatnya bersimpuh di lantai, Johan naik ke ranjang. Segera mengungkung Jefri yang menatapnya tetap dengan bibir dimajukan dan tatapan memohon.

"Aku.....maunya....Dika.....Mas...."

Lirih rengekan Jefri yang kedua matanya sudah digenangi airmata membuat Johan panik.

Ah, sial.

Dan disinilah Dika. Yang seperti orang dibangunkan paksa, rambut acak acakan, mata masih menyipit penuh kantuk dan berusaha menegakkan tubuhnya yang terhuyung huyung. Senyuman senang terulas di wajah telernya begitu merasakan Jefri memeluknya manja. Menggesekkan pipi bulatnya di lengan Dika. Johan sendiri duduk di lantai dengan menatap tidak suka Dika. Matanya melotot begitu tangan Dika dengan berani mengusap perut Jefri yang mulai menyembul sedikit di balik kausnya yang kebesaran.

"HEH HEH TANGAN LO YA!"

"Loh? Ini maunya bayinya ko bang? Iye ga Bang Jefri?"

Johan hanya bisa duduk dengan menahan seluruh angkara murka pada Dika yang terlihat senang karena bisa membuat sepupunya itu tersiksa. Jefri sendiri sedang asyik, Dika sangat hangat membuatnya mengantuk. Melepaskan lengannya yang memeluk erat lengan Dika, ia segera berbaring di ranjang. Tak memperdulikan dua pria yang semula bertengkar, dengan nyaman Jefri memeluk guling. Menarik selimut hingga bahu sebelum mendengkur seperti tidak baru saja membuat keributan. Dika menghela nafas, mengusap kasar wajahnya sebelum menatap Johan.

Larung Asmara 🌟Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang