Aizawa Shouta tidak terlalu menyukai berinteraksi dengan orang lain.
Pernyataan itu meremehkan.
Kadang kala dia benci berinteraksi dengan orang lain.
Itu sebabnya Pro Hero itu merasa lega bahwa dia adalah agensinya sendiri. Jadi dia tidak perlu bersusah-susah dengan regulasi dan sidekick.
Namun, itu berarti dia lebih sering berkerja bersama polisi.
Dia tidak bisa selamanya menjadi one man army.
Itu tidak buruk. Mereka lebih baik daripada kebanyakan Pahlawan yang lebih mementingkan bagian entertainment di pekerjaan mereka.
Jadi, Aizawa memang tidak punya agensi. Dan lebih baik begitu.
Dia bisa bergerak lebih bebas. Seperti burung di langit.
Atau kucing jalanan.
Sepertinya lebih condong ke yang kedua.
Polisi sering memberi Aizawa informasi tentang berbagai macam hal. Kriminalitas apa yang sedang marak. Penjahat mana yang bergerak. Informasi adalah senjata paling penting di dunia bawah.
Itu sebabnya dia ada di Korusanto.
Laporan soal narkotika itu sudah cukup meresahkan masyarakat. Orang-orang yang memakainya menjadi feral. Mereka menggunakan quirk untung menyerang 'monster' atau 'iblis' yang tidak terlihat. Dengan kata lain—
Halusinogen yang kuat.
Aizawa berniat untuk mencari tahu apa yang terjadi. Ada beberapa sumber yang bilang narkoba itu disebarkan oleh sebuah geng besar. Jika memang benar, masalah itu harus segera disingkirkan. Dia di sana untuk menyelidiki lebih lanjut.
Tsukauchi memberikan info mengenai sebuah rumah tua terbengkalai. Masyarakat setempat berkata bahwa beberapa anggota geng yang mereka kenal tampak terlihat di sekitar sana.
Aizawa tidak membuang banyak waktu. Lagipula dia biasa menggunakan waktu seefektif mungkin.
Betapa terkejutnya dia ketika tahu dia tidak sendiri di sana.
Suara berbeda keluar dari sebuah pintu besi. Aizawa memasang telinga. Mendengar dengan seksama.
Tiga orang.
Dia bergerak.
Capture weapon melejit dan mengikat. Memotong pembicaraan ketiga orang tersebut. Quirknya aktif. Memastikan mereka tidak memberi serangan kejutan.
Dua perempuan dan satu laki-laki. Satu perempuan memiliki quirk mutasi jika dilihat dari telinga dan ekornya. Sementara dua lainnya jelas sekali orang asing.
Aizawa mendesah.
Awas saja kalau ini jadi masalah internasional.
"Sebutkan nama dan niat kalian."
Yang berambut biru membuka mulut. "Eyy, listen pal, kami tidak mau ada masalah—"
"Kalian sudah mendapat masalah sejak masuk ke sini."
"Kami dari laboratorium terdekat," ucap gadis bertelinga rubah. "Kami harus mencari sampel dari narkotika yang tersebar di area ini. Siapa kau?"
Aizawa mengangkat alis. Capture weapon-nya tidak melonggar sedikitpun. Masih tidak sepenuhnya percaya. Instingnya mengatakan ada suatu kebenaran yang ditutupi di sini.
"Aku Pro Hero Eraserhead."
***
Pikiran Monika berputar. Mata menjadi kosong sesaat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Normal ; The Manuscripts
Fanfiction! ATTENTION ! Buku ini berisi kumpulan spin-off dari ceritaku yang lain berjudul 'Normal (A BNHA Fanfiction)'. Sebaiknya membaca yang itu dulu sebelum kalian membaca ini. Karena banyak hal di sini yang mungkin sulit dipahami tanpa membaca itu dulu...