Dorothea selalu melakukan gestur kecil dari waktu ke waktu.
Jika tidak diamati dengan lekat, bahasa tubuh gadis itu tidak terlalu mencolok. Hanya sebuah senyuman kecil. Atau sesekali berbisik pelan tanpa ada orang lain di sekitarnya.
Bagi murid atau guru yang lain, itu mungkin tidak signifikan. Mungkin si gadis hanya tersenyum karena mengingat peristiwa lucu. Atau berbisik kepada dirinya sendiri agar mengingat tentang sesuatu.
Di sisi lain, bagi mereka yang tahu—
Gadis itu berbicara dengan seseorang. Atau yang dulunya orang, lebih tepatnya.
Hantu.
Terkadang itu membuat Aizawa bertanya-tanya, memang berapa hantu di U.A.?
Ada satu hantu yang pasti. Eins. Dan itu karena dia mengikuti Dorothea secara spesifik. Gadis itu tidak keberatan. Jadi, Aizawa menebak dialah yang paling sering membuat Dorothea berbisik atau tertawa sendirian di lorong.
Akan tetapi, dia tidak tahu apakah ada yang lain di U.A.
Aizawa tidak akan bertanya soal itu dalam waktu dekat. Lagipula, dia dan Dorothea jarang berpapasan. Aizawa tidak mengajar Prodi Umum. Interaksi yang paling sering mereka lakukan hanya sekedar bertukar anggukan ketika bertemu di lorong.
Ditambah lagi, itu topik yang terlalu aneh untuk diangkat tiba-tiba.
Sampai Present Mic mengatakan sesuatu hari ini.
Aizawa dan Yamada sudah kenal sejak lama. Mereka berdua alumni U.A. dan Nemuri selalu menggodanya dengan memberi julukan dua serangkai untuk mereka.
Karena kenal lama itulah, Aizawa tahu Yamada punya banyak hal yang dia takuti. Serangga, salah satunya. Dan mungkin tidak berhasil menjalankan tugas Pahlawan. Yang satu itu ketakutan wajar untuk Pro Heroes. Jadi kesimpulannya, Yamada punya beberapa ketakutan.
Akan tetapi, sejauh yang Aizawa tau, Yamada itu skeptis. Tidak percaya hantu. Secara langsung membuatnya tidak takut pada mereka juga.
Itu yang membuat pertanyaannya aneh sekali.
"Hei, Shouta," panggilnya. Mereka sedang duduk di depan komputer masing-masing. Menginput soal-soal latihan.
"Apa menurutmu U.A. berhantu?"
Kalimat itu sontak membuat Aizawa mengangkat kepala. Menatap koleganya dengan satu alis terangkat.
"Oke, oke, itu terdengar gila. Tapi—" Yamada kelihatan gusar. Benar-benar tidak seperti biasa.
"Aku tidak percaya aku mengatakan ini. Tapi kurasa asrama 1-C berhantu."
Aizawa mendengus.
Dia tidak tahu harus merutuk atau tertawa.
***
Aizawa menemukan Dorothea di lorong sekolah yang nyaris sepi setelah jam pelajaran selesai. Dia mengobrol dengan quartetnya seperti biasa. Shinsou, Hikaru, Tanaka, dan—
Todoroki?
Baiklah, yang satu itu agak berbeda.
Namun, Aizawa bisa menanyainya soal itu nanti. Ada hal yang lebih penting untuk diurus.
"Dorothea."
Mendengar namanya dipanggil, gadis itu langsung menoleh. Tampak sedikit terlonjak.
"Ah, ada yang bisa kubantu, Sensei?"
Aizawa memberi anggukan kecil. "Ya, aku ingin bicara. Ini soal Klub Jurnalistik Internasional."
Mendengar kata itu, mata emas Dorothea membelalak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Normal ; The Manuscripts
Fanfiction! ATTENTION ! Buku ini berisi kumpulan spin-off dari ceritaku yang lain berjudul 'Normal (A BNHA Fanfiction)'. Sebaiknya membaca yang itu dulu sebelum kalian membaca ini. Karena banyak hal di sini yang mungkin sulit dipahami tanpa membaca itu dulu...