Manuscript 4 : Scavenger 5

200 33 16
                                    

Tangga itu mengarah ke lorong yang sama gelapnya. Todoroki berjalan di depan. Tangan kanan terangkat dan menerangi sekitar dengan api. Diikuti dengan Hawks. Dorothea melangkah di belakangnya. Sementara itu, Epsilon melompat dari satu anak tangga ke yang lain.

"Aku tidak sangka scavenger hunt bisa sampai ke tempat seperti ini," bisik Dorothea.

"Pasti menyenangkan kalau ada seseorang yang bisa mengecek apapun itu yang ada di depan..."

Dia melirik Eins.

Hawks mengangkat bahu. Masih menatap ke depan. "Kupikir lebih baik kita tidak berpencar."

"Oh, aku setuju, Hawks," ucap Dorothea. "Hanya—thinking out loud. Kau paham?"

Dia masih melirik Eins.

Eins tertawa kecil. Sudah tahu apa maksudnya. Tangan dingin 'mengelus' rambut merah Dorothea.

"Aku akan kembali secepat mungkin."

Setelah mengatakan itu. Si hantu melayang maju. Hilang dari penerangan api Todoroki. Masuk ke kegelapan. Dorothea menyeringai lebar.

Todoroki berdehum. "Menurut kalian apa yang ada di sini? Rumornya, keluarga Caldwell bisa agak—"

"Eksentrik," potong Dorothea.

Dia tidak banyak tahu soal Thomasin Caldwell, wanita itu jarang muncul di media. Tapi ayahnya?

Adrich A. Caldwell adalah legenda.

Dia dulu pemilik salah satu perusahaan pembuat support item dan elektronika paling terkenal di Eropa. Bahkan dunia. Namun, suatu hari—

Dia berhenti.

Ya, di puncak keberhasilannya, dia berhenti begitu saja.

Dorothea baru berumur tujuh tahun saat itu. Dia ingat bertanya kepada orang tuanya soal pria tua yang wajahnya selalu muncul di sela tayangan kartun pagi. Dia ingat Ibunya tertawa. Ayahnya terkikik sebelum menjelaskan soal Mr. Caldwell.

Dia tidak ingat banyak. Namun dia tahu ada semacam sirkus media meliputi berita itu. Banyak acara gosip yang membuat 'teori' kenapa Mr. Caldwell memutuskan mundur.

"Aku dengar dia menjadi terobsesi dengan hal-hal aneh?" ucap Hawks.

Dan itu salah satu 'teori'-nya.

"Dia mulai tertarik dengan perkamen dan teks-teks kuno."

Dorothea mengernyit. Dia tidak tahu soal yang itu. Dia melirik ke jackalope kecil yang melompat di sampingnya.

"Apa itu benar? Epsilon?"

"Uhm. Bisa dibilang. Pada saat itu adalah masa transisi," ucap makhluk kelinci itu.

"Transisi?"

"Yep, transisi ke—uh—pekerjaan barunya."

Dorothea bisa mendengar penekanan pada bagian 'pekerjaan'.

"Maksudmu... dia pensiun dari CEO perusahaan dan melakukan hal lain?"

"Bukan hanya dari menjadi CEO, Lady Dorothea," ucap Epsilon. Kumis tipis bergerak-gerak.

"Dari dulu Master Adrich punya pekerjaan lain. Walaupun yang itu lebih condong ke moral daripada uang."

Moral?

"Yah, dia melindungi banyak hal. Namun, dia lebih suka dengan pekerjaan barunya sekarang. Toh, keduanya tidak jauh beda."

Melindungi?

Normal ; The ManuscriptsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang