Derap langkah menggema di seluruh lorong gelap. Kelima hunter berlari. Fleur memimpin. Meteran anomali tergenggam erat di tangannya.
Namun, Nomura berhenti.
"Tunggu dulu!"
Suara itu sontak membuat yang lain menoleh bingung.
"Nomura, apa yang—"
Telinga rubah gadis itu bergerak. Tangannya meraba dinding.
Mendorong terbuka sebuah pintu.
Cahaya terang hampir membutakan. Tampak tempat putih steril dengan meja-meja berjejer. Nyaris tidak berisi apapun.
"Laboratorium."
Nomura menoleh kepada rekan-rekannya. Menggigit bibir bawah dengan ragu.
"Dengar, kita tidak tahu seberapa kuat alucinor itu. Aku ada ide. Dan seharusnya mereka memiliki bahan untuk ini. Raindrop, aku butuh bantuanmu. Dan yang lain—"
"Daydream, kau disini."
Perintah Minami membuat gadis itu terbelalak. Si kapten mengangguk.
"Aku dan Terabyte akan menahannya. Kau lindungi mereka di sini," jelas Minami. "Kita berkomunikasi lewat interauris."
Monika refleks meraba alat kecil di telinganya. Interauris adalah alat komunikasi The Children. Berbentuk seperti earpiece.
Gadis itu membalas dengan anggukannya sendiri. Lalu, Fleur maju. Memberikan meteran anomalinya ke tangan sang Komandan. Memberinya instruksi singkat. Lalu mengeluarkan satu alat lain.
"Kau bisa menyiarkan lokasimu setelah itu, alatku ini akan menangkapnya."
Dan dengan anggukan, kedua pria berlari pergi. Menghilang di kegelapan.
"Godspeed."
***
"Mereka pergi dengan terburu-buru—"
"Ya, meninggalkan banyak—"
"Aku tahu, Menurutmu kita bisa—?"
"Harus. Hawthorne-san, tolong cari sampel somnus 2.0 ini—"
"Di sini—lalu—"
Suara dua orang itu terasa jauh di telingan Monika. Wanita itu berjaga di dekat pintu. Tangan beristirahat di pegangan bilahnya. Siap menariknya keluar dari sarung jika perlu.
Sementara itu, Nomura dan Fleur sibuk. Bergerak dengan frantik di ruangan. Mencari-cara di sekitar barang yang ditinggalkan Apollyon. Mulut berbicara cepat. Mengucapkan kosa kata tentang ramuan dan thaumaturgy yang terlalu cepat untuk Monika ikuti.
Monika tidak bisa berkata bahwa dia asing dengan sihir. Lagipula, dia berkerja dan menggunakannya setiap saat.
Namun, para Alchemist The Children memang berbeda.
Kerja mereka cepat dan efisien. Meracik apapun itu. Monika menangkap sayup-sayup sedikit perkataan Nomura. Sesuatu tentang 'ramuan bisa aktif jika diberikan pemancing' dan 'aku sudah membuat satu namun dengan somnus, bukan yang ini'.
Mereka melempar perintah dan saran bolak-balik. Menumbuk, memotong dan mencampur. Sibuk dan fokus.
Monika mengawasi ke lorong yang gelap. Jantungnya berdegup.
Interkom berdengung.
"Daydream!"
"Komandan?" Tangannya menyentuh alat di telinga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Normal ; The Manuscripts
Fanfiction! ATTENTION ! Buku ini berisi kumpulan spin-off dari ceritaku yang lain berjudul 'Normal (A BNHA Fanfiction)'. Sebaiknya membaca yang itu dulu sebelum kalian membaca ini. Karena banyak hal di sini yang mungkin sulit dipahami tanpa membaca itu dulu...