Manuscript 7 : Smalltalk 2

158 27 16
                                    

Aizawa berlari di atap. Melompat dari gedung ke gedung dengan lincah. Api masih terlihat dari jauh. Dalam hati dia berharap sudah ada Pahlawan lain yang mengatasi itu.

Kepalanya menerawang ke jalanan. Menelusur mencari orang sipil lain yang mungkin membutuhkan bantuan.

Bagaimanapun, Eraserhead adalah seorang Pahlawan. Dia mungkin pergi ke Hosu hanya untuk mencari Dorothea. Akan tetapi, jika situasi sudah seperti ini, dia siap turun ke lapangan untuk melakukan evakuasi secara impromptu.

Kemudian, matanya terpaku dengan kekacauan lain.

Sesuatu tampak berputar di depan. Seperti angin beliung kecil. Ada perasaan buruk menjerit di otak Pahlawan itu.

Dia mendekat. Lalu berhenti. Mengamati dari atas gedung.

Tampak puing-puing berterbangan. Serpih kaca dan kotak-kotak melayang tak tentu arah. Aizawa harus menyilangkan tangan di depan muka untuk melindungi wajahnya.

Apa ini?! Puting beliung? Quirk?!

Matanya menyipit. Berusaha melihat apa yang terjadi di bawah sana. Puing yang menggila di udara tentu tidak membantu.

Dan dari deru angin, ditambah kacaunya jeritan malam itu, Aizawa mendengar teriakan.

"EINS!!!"

Suara itu familiar.

Aizawa bersusah payah mendekat ke ujung gedung. Alhasil bisa melihat dengan lebih jelas apa yang menjadi pusat kekacauan itu.

Matanya menangkap rambut merah yang tidak asing.

Dorothea Tuning.

Gadis itu terikat. Masih menjerit selagi menghindari benda-benda yang terbang ke arahnya. Aizawa tidak bisa melihat wajahnya dari posisi itu. Namun, nada suara si gadis jelas panik.

Di depannya tampak—Seseorang? Aizawa tidak yakin. Itu tidak tampak seperti orang. Humanoid, ya. Tapi bukan manusia. Tubuhnya tampak terdistorsi. Terlalu pucat.

Cukup membuat bulu kuduk Aizawa berdiri.

Apa yang sebenarnya terjadi di sini?!

***

Hosu adalah sebuah titik balik.

Titik dimana semuanya berubah.

Banyak yang terjadi malam itu. Terlalu banyak daripada yang Aizawa suka.

Dia hanya ke Hosu atas perintah Nezu.

Dia tidak menyangka akan ada serangan Nomu di kota itu.

Atau melihat Dorothea mengobrol dengan pria pucat melayang yang menghilang dengan sekejap.

Atau bertemu lagi dengan Daydream—Monika Ashling—setelah pertemuan pertama mereka di Korusanto bertahun-tahun lalu.

Dan tentu saja, dia tidak menyangka akan mengetahui soal demon. Atau sihir.

Atau organisasi bawah tanah yang menutupi semua itu selama ribuan tahun.

Aizawa Shouta muak dengan hidup.

Hidup sepertinya selalu menunggu di setiap belokan untuk memberinya kejutan.

Walaupun itu bukan kejutan yang menyenangkan.

Dan kali ini, kejutan itu bernama Children of Earth.

Hosu bukan pertama kali Aizawa mendengar soal organisasi itu. Tentu tidak. Pertama kali dia mendengar soal Children of Earth, dia baru beberapa tahun menjadi Pahlawan. Masih hijau. Masih belum banyak pengalaman seperti sekarang.

Normal ; The ManuscriptsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang