Anak bermata emas itu duduk di dapur mereka. Berbicara dengan suara kecil dan lembut. Tenko bisa mendengarnya mengobrol dengan Nikky selagi dia menyeduh teh.
Dia menaruh tiga cangkir ke atas meja, lalu duduk di samping Ibunya. Nikky tersentak.
"Oh, benar," gumamnya. "Tenko, kau ingat temanku yang dulu di London?"
"Avery Tuning?"
"Ya, ini putrinya, Dorothea Tuning."
Gadis berambut merah itu menunduk sedikit. Tampak ragu. Sepertinya bukan orang yang terlalu sosial. "Eh, salam kenal."
Tenko tersenyum kecil. Gadis ini mengingatkannya pada diri sendiri sewaktu kecil.
"Tenko Smithborn. Salam kenal, Dorothea."
"Jadi, apa yang membawamu ke sini, kit?" tanya Nikky.
"Oh, aku hanya ingin mengobrol dengan teman dari Mom! Dan—"
Dorothea menelan ludah. Dia dengan hati-hati mengeluarkan foto sebuah. Tenko bisa melihat wajah Nikky yang masih muda di sana.
Yang disebut menyambar foto itu. Tampak terkejut. Matanya melebar.
"Darimana kau mendapat foto ini?"
Dorothea mengerjapkan mata. "Eh—uh, dari sebuah buku? Buku yang sangat aneh, sebenarnya. Buku itu berisikan sesuatu yang disebut—"
"The Silent Hands?"
Kini Tenko ikut terlonjak. Mata merah mengerling kaget.
Organisasi yang membelot dari The Children? Bukannya mereka sudah habis? Itu salah satu alasan The Children bubar, kan?
Dorothea tampak sama terkejutnya.
"Smithborn-san, apa kau tahu sesuatu soal ini?"
Nikky tampak menimbang-nimbang sesuatu. Dia melirik antara Dorothea dan foto itu. Lalu menghembuskan napas berat.
"Pertama, tolong panggil aku Nikky," katanya. "Yang kedua, aku harus membalik pertanyaanmu."
"Apa kau tahu sesuatu soal ini?"
Suara ibunya tegas. Meminta jawaban yang jelas. Tenko menatap dua perempuan bolak-balik.
"Tidak banyak," jawab Dorothea. "Separuh dari buku itu rusak, jadi—"
"Oke, dimana kau menemukan buku itu?" sela Nikky.
"Uh, di toko barang antik di Musutafu—"
"Huh, dan bagaimana kau bisa membaca kodenya?"
Woah, ini seperti interogasi.
"Eh, uh, quirk temanku—"
"Oh! Tentu saja itu quirk!" geram Nikky. Dia berdiri. Kursinya terdorong ke belakang. Mengagetkan Dorothea.
Wanita itu bergerak mondar-mandir di dapur. Ekspresinya bingung. Tangan Nikky memainkan ujung rambutnya yang hitam panjang. Mulut bergumam dengan sangat cepat. Tenko mendesah. Tahu benar sifat Ibunya itu.
"—Aku tahu aku seharusnya memperhatikan kemana buku-buku itu pergi—"
"Uh? Nikky-san?" Dorothea mencoba menyela.
"—dan astaga bagaimana bisa aku tidak berpikir bahwa ada quirk yang dapat membaca kode itu oh Tuhan—"
"Nikky-san?"
"—betapa cerobohnya aku! Mungkin semua ini sudah terbocor kemana-mana dan—"
"NIKKY-SAN!"
Nikky dan Tenko tersentak. Keduanya memandang Dorothea dengan mata membulat. Gadis berambut merah itu berjengit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Normal ; The Manuscripts
Fanfiction! ATTENTION ! Buku ini berisi kumpulan spin-off dari ceritaku yang lain berjudul 'Normal (A BNHA Fanfiction)'. Sebaiknya membaca yang itu dulu sebelum kalian membaca ini. Karena banyak hal di sini yang mungkin sulit dipahami tanpa membaca itu dulu...