Seusai pulang dari Paris itu.Semuanya sudah berjalan kembali seperti biasanya.Jimin sibuk dengan kantornya,Hyura sibuk mengurus Jihee.
Hyura meminta cepat pulang saat disana,plin-plan memang.Disana yang rencana nya satu minggu dikurangi jadi 4 hari,Hyura jenuh katanya,Jimin juga merasa begitu.Jadilah pasangan itu pulang dulu di banding yang lain.
"Buka mulutnya aaaaaaaa"
Jihee membuka mulut nya sembari memegang erat mainan berbentuk donat di tangannya.
"Dua suap lagi hm?"
Jihee nampak mengelak saat Hyura mendekatkan sendok nya ke mulut kecil Jihee.Bayi itu sepertinya sudah kenyang.
"Ya sudah,minum nih"-Hyura memberikan minuman milik Jihee di tempat nya sendiri.
Jihee meminum beberapa kali teguk.Ini sudah sore hampir malam,mungkin Jimin pulang tidak lama lagi.
Hyura beranjak dari duduk nya lalu berjalan ke arah dapur dengan membawa mangkok makan milik Jihee untuk di cuci.Sembari bersenandung lirih Hyura berdecak karna banyak piring yang belum di cuci.
Drrttt...drrtttt
Hyura melirik sesaat ponsel nya yang berbunyi di meja makan,Jimin sepertinya.Membersihkan tangan lalu berjalan mendekati meja,menilik Jihee sebentar yang ada di ruang tamu,terduduk diam di kereta dorong nya.
"Halo?"
"Halo?"
Bukan suara Jimin,tapi nomor ponsel Jimin.
"Eum..siapa? Ke--
"Eoh maaf,sebelum nya sajangnim memesan katanya dia pulang terlambat"
"O-oh,kau siapa?"
"Aku sekretaris Yoongi,maaf sebelum nya.Jimin sendiri yang meminta ku untuk menelpon mu"
Hyura ingat.Yang waktu itu pernah ke kantor Jimin yang membuat Hyura kesal karna Jimin terlalu dekat dengan nya.
"Memang Jimin kemana?"
"Ada rapat,agak lama"
"Oke"
"Terima kasih,maaf ya kalau membuat mu tidak nyaman"
"Iya"
Hyura menutup panggilannya.Kenapa dia membiarkan orang asing membuka ponsel nya?
Jika memang tidak bisa menelpon ya sudah tidak usah,Hyura kan jadi geram sendiri.
Wanita itu mendengus lalu berjalan ke arah ruang tamu."Sayang,mengantuk tidak?"
Jihee menoleh dengan mata bulat bersihnya."Mama...
Hyura tersenyum gemas."Belum mengantuk ya?"-gumamnya,pasalnya biasanya jika setelah makan Jihee akan menguap beberapa kali lalu tidur.
"Masih kesal dengan Papa mu,kenapa dia biarkan orang asing menyentuh ponsel nya?kadang saja Mama tidak boleh kok"-adu nya pada Jihee."Jangan-jangan dia ada hubungan lagi dengan wanita itu,kan sudah aku duga dari dulu sekali"-katanya lagi berfikiran buruk.
"Ayo kita ke kamar saja"-Hyura mengangkat Jihee dari kereta dorong nya.Lalu berjalan ke lantai atas.
"Mama mau mandi,tapi nanti Jihee tidak ada yang jaga.Apa tunggu Papa saja ya?"-gumamnya seraya menidurkan bayi itu ke ranjang.Hyura berbaring di samping nya menatap putri nya itu,bahkan ia rasa seluruh wajah nya mirip dengan Jimin,dia tidak kebagian.Yang mengandung itu siapa sih sebenarnya,ia jadi iri saja.
Hyura membuang nafas,menepuk-nepuk punggung kecil Jihee berharap bayi itu tidur."Sekarang tidur saja ya?sudah makan kan?"
***