Jihee masih tak mengerti dengan sikap Jimin yang tiba-tiba menjadi dingin setelah tadi.
Pria itu langsung masuk tanpa mengatakan apa-apa lagi setelah bertanya pada Jinyoung soal ayahnya.
Tak mau memikirkan lagi, Jihee tersenyum menatap paper bag yang sedari tadi dia pegang. Dia masih tak menyangka jika Jinyoung menyatakan perasaannya, tentu Jihee mau karna dia juga menyukai Jinyoung.
"Astaga. Aku masih tak percaya ini"-gumamnya memeluk boneka yang tadi diberikan Jinyoung.
Katakan saja tidak romantis karna Jinyoung mengatakannya di depan toko. Namun apapun itu menurut Jihee tetap berkesan dan indah.
"DOR!"
Jihee tersentak reflek menoleh ke belakang. "Sialan!"
Soobin tertawa sampai matanya hilang. "Ahahahahahahahaha"
"Tertawa kau!"
Soobin berhenti tertawa lalu merebut paksa boneka yang di pegang Jihee. "Dari pacarmu kan!"
"Kalau iya kenapa?!"
"Wow. Kau sudah memiliki kekasih rupanya, aku tidak percaya"-kata Soobin.
Jihee mendelik. "Wajar, aku kan cantik"
"Tidak tuh. Kemana-mana cantik Mama"
"Itu beda lagi bodoh"-Jihee menoyor kepala Soobin. "Kau bohong kan, tidak sakit tapi tidak sekolah"
"Aku sakit tau. Tadi pagi kepalaku pusing"
"Heleh alasan. Keluar sana! Mau apa kau"
"Apa ini?"-Soobin melempar boneka nya sembarang sampai menggelinding ke bawah membuat Jihee lebih kesal. Anak itu mengambil sebuket bunga dari dalam tas Jihee yang terbuka.
"Dari pacarmu?"
"Iya! Sudah sana pergi"
Soobin mundur satu langkah saat Jihee hendak meraih bunga nya. "Tidak wangi"
"Berisik! Pergi kau sana!"
Soobin melotot saat satu bunga nya terlepas. "Yaampun tidak sengaja. Maaf noona"-secepat kilat anak itu lari keluar.
"AAAAAAA! SOOBIN!"
***
"Oppa? Kau ini kenapa sih?"
Jimin menggeleng.
Hyura mengeryit bingung. Setelah pulang kerja lebih awal, suaminya itu hanya diam saat makan malam dan sampai saat ini.
"Ada yang mengganggu pikiranmu?"
Jimin menggeleng lagi.
Hyura berdecak. "Kau bisa bilang padaku. Aku tau kau ada masalah!"
Jimin menghela nafas panjang. "Kau tau siapa anak Jaehyun?"
Hyura menukik alis. Kenapa tiba-tiba membahas Jaehyun?
"Memang kenapa?"
"Aku tanya"
"Eum..Yang aku tau dia punya dua anak. Laki-laki semua"-balasnya. "Memang kenapa?"
Jimin diam. Dia masih tidak suka Jaehyun, bukan berarti dendam. Ya pokoknya begitulah.
Meski sudah bertahun-tahun Jimin masih merasa kesal mengingatnya.
"Kenapa oppa? Kau masih dendam? Astaga keterlaluan. Bahkan ini sudah bertahun-tahun"
Jimin berdecak. "Hanya tidak suka. Kau pikir saja jika dia benar-benar akan membawamu kabur dariku"