BRAK
Jaehyun dan Jihee serempak menoleh.
Jinyoung menatapnya penuh amarah dengan tangan mengepal dan nafas memburu.
Jaehyun bangkit dari tubuh Jihee.
"Wah, pahlawan sudah datang rupanya"-Jaehyun terkekeh sinis.
"Kau sudah gila Appa !"
Jaehyun melipat kedua tangannya. "Durhaka sekali kau. Apa urusanmu?! Pergi! Kau mengganggu"
"Apa urusanmu kau bilang?! DIA KEKASIHKU APPA! KAU SUDAH GILA MEREBUT KEKASIH ANAKMU SENDIRI!"-Jinyoung berteriak sampai wajahnya memerah. Pemuda itu sangat frustasi.
Sementara dua orang itu sedang ribut. Jihee mengambil ponsel nya dan menelpon Jimin.
"Hiks..Papa"
"Jihee? Kenapa sayang? Ada apa? Kenapa kau menangis?"
"Hiks...Papa tolong"
"Katakan Jihee! Apa yang terjadi?!"
"Paman Jaehyun hiks..Dia menculikku--
"Kirim lokasi mu dan Papa akan segera datang"
Jihee buru-buru mengirim lokasinya.
Bugh
"Aku benar-benar marah Appa ! Kau sudah tidak waras! Seharusnya kau berada dirumah sakit jiwa dan berbicara dengan teman gila mu yang lainnya"
Jaehyun bangkit, mengusap sudut bibirnya yang berdarah.
"Sialan! Anak tidak tau diuntung!"-Jaehyun balik menendang perut Jinyoung sampai jatuh.
"Jinyoung! Astaga"-Jihee menghampirinya dan membantu Jinyoung bangkit.
"Tidak usah hiraukan bedebah itu!"-Jaehyun menarik tangan Jihee sampai Jihee terjengkang.
"Kau harusnya malu Appa ! Dia kekasih anakmu! Bukan Mama nya!"
"Aku tidak peduli! Aku sungguh tidak peduli ARGHHHH"-Jaehyun berteriak memegangi kepalanya. Pria itu meraih lampu tidur yang ada di meja nakas melemparnya ke arah Jinyoung. Dengan cekatan Jinyoung menyingkir dam membuat lampunya hancur.
"Tenangkan dirimu Appa !"-Jinyoung memegangi Jaehyun yang meronta.
Badannya terlempar saat Jaehyun menendangnya. "Pergi!"
Jinyoung memegangi perutnya sembari meringis.
"Sini sayang. Kita harus tetap lanjutkan kegiatannya hm?"
Jihee memberontak saat Jaehyun memegangi tangannya. Pria itu menyeretnya ke arah luar sebelum tubuhnya terjatuh dan Jihee menjauh.
"Bajingan! Gila! Keparat! Tidak waras!"-Jimin memukuli nya brutal sampai Jaehyun berteriak kesakitan.
"Sudah Papa"-Jihee menarik-narik Jimin. Merasa tidak tega pada Jaehyun yang sudah tak berdaya.
Jimin menginjak perutnya. "Kau sudah gila! Lebih dari dua puluh tahun! Kau sungguh sakit, Jaehyun"
Jaehyun mendesis. "Kau yang sakit sialan!"
Jimin terkekeh sinis lalu menekan kakinya membuat Jaehyun memekik. "Dasar orang gila! Tempatmu tidak disini! Apa aku perlu membuatmu busuk di penjara? Atau ke tempatmu dirumah sakit jiwa?"
Jaehyun menghempas kaki Jimin sampai pria itu terhuyung. Dengan susah payah Jaehyun berdiri.
Jaehyun menatap Jimin bengis. "Kau! Kau harus nya mati!"-katanya menunjuk wajah Jimin.