Jinyoung benar-benar tak habis fikir. Kenapa Jaehyun begitu nekat membawa Jihee pergi entah kemana.
Tentu saja Jinyoung marah, ingin menghabisi sekalipun Ayahnya sendiri. Ayah mana yang gila mau merebut pacar anaknya sendiri.
Bermodal insting. Jinyoung membelah jalanan Seoul guna mencari sang kekasih. Bagaimana bisa sampai menikah jika Jaehyun saja sudah nekat begini.
Jinyoung hanya takut jika Jimin tau, dia yakin di dalam hati Jimin masih menyimpan rasa benci untuk Jaehyun kendati berucap tidak.
***
"P-paman, kita mau kemana"-tanya Jihee takut seraya memegang sabuk pengamannya kuat. Dia merutuki diri saat mau diajak Jaehyun menemani kesuatu tempat.
"Ke tempat yang akan membuat kita bersenang-senang. Kau pasti suka"
"Eum..A-aku rasa tidak jadi. Jinyoung pasti mencari karna aku belum bilang"-ujarnya takut-takut.
Jaehyun terkekeh pelan. "Tenanglah, dia tidak akan khawatir"
Jihee tentu saja merasa takut, dia tau Jaehyun orang yang nekat dan tidak peduli apa akibatnya. Selalu ingin meraih apa yang dia inginkan.
"Tapi kita mau kemana?"-tanya nya lagi.
Jaehyun berdecak. "Nanti kau juga tau. Kita akan bersenang-senang, tenang saja tenang"
Jihee menggigit bibir bawahnya. Gadis itu merasa takut sekali sungguh.
Sampai lampu merah. Mobil Jaehyun berhenti.
Jihee melirik Jaehyun lalu cepat-cepat membuka pintu membuat Jaehyun terkejut. Beruntung posisi mobilnya di pinggir.
"Sial!"-desis Jaehyun.
Jihee berlari cepat. Yang pasti ini belum terlalu jauh dari daerah nya.
"Papa..tolong"-gumamnya. Gadis itu berhenti dengan nafas terengah-engah.
"YA! JANGAN LARI"
Jihee tercekat dan menoleh kebelakang. Jaehyun mengerjanya.
Jihee berlari lagi, lalu belok dan bersembunyi di balik tempat sampah besar. Gadis itu ingin menangis rasanya.
"Jihee. Jangan membuatku marah sayang, kau dimana? Jangan takut. Kita hanya bersenang-senang"
Jihee membekap mulutnya sembari memejamkan matanya erat.
"Sini!"
Jihee terkejut saat Jaehyun menarik tangannya.
"Hiks..jangan paman"
"Jangan kabur. Kita akan ke suatu tempat yang indah"
Jihee menggeleng. Air matanya sudah menetes. "Tidak mau..hiks"
"Jangan melawan!"
"Tidak mau!"-Jihee berontak berusaha melepaskan tangannya.
Plak!
Jihee terdiam saat wajahnya terlempar ke kanan. Bibirnya bergetar dan pipinya terasa panas.
"Jangan melawan atau aku akan kasar"
Jihee terisak sembari diseret Jaehyun kembali ke mobilnya yang di lampu merah.
"JIHEE!"
Jihee menoleh. "JINYOUNG!"
Jaehyun melotot. "Sialan! Masuk"-katanya seraya mendorong Jihee masuk.
"Tidak--
"MASUK!"-paksa nya membuat Jihee menurut. Jaehyun segera masuk dan menjalankan mobilnya.