"Memangnya dia bisa perintah-perintah seenaknya?" ucap Seokjin ke arah punggung Namjoon yang berlari bersama Jimin ke ruang UGD. Sedetik kemudian, senyuman sinis dengan kilatan jahil terhias di wajah serta matanya. "Lihat saja nanti."
"Apanya, Hyung?" tanya Jungkook bingung.
"Anak kecil diem aja. Sana minum susu dulu!"
Dengan santainya, Seokjin meninggalkan Jungkook yang membuat gerakan meninju di balik punggung Seokjin. Ia tak memiliki tujuan khusus sebenarnya. Hanya mengikuti langkah kakinya saja.
Saat Seokjin berbelok, tak sengaja ia bertabrakan dengan seseorang.
"Ow ow ow, hati-hati. Lho, Jin?"
"Eh, Hobi! Cerah sekali bajunya. Mau ke mana?"
"Biasa, ke bangsal anak-anak. Kamu nggak praktek?"
"Nggak. Boleh ikut?"
"Ayo!"
"Tapi sebelumnya, ayo aku dandanin kamu dulu."
---
"Hohoho! Halooooo, Anak-Anak. I'm your hope, you're my hope. I'm Dr.Hope!"
"Dr.Hope!!!" teriak semua anak-anak.
Kedua mata Seokjin berbinar-binar memperhatikan semangat dan energi positif Jung Hoseok. Dokter spesialis anak tersebut mengenakan setelan berwarna merah cerah dengan kacamata segi empat bertengger di hidung. Satu tangannya menenteng sebuah tas kertas sementara yang satu lagi memegang mikrofon yang memiliki fitur pengubah suara.
Semua anak yang berada di bangsal tersebut berlari mendekatinya. Jelas terlihat pasti bahwa ini bukan pertama kali Hoseok melakukannya. Anak-anak itu tampak sangat senang dan langsung mengerumuninya."Toosss! Ayo tos!" ajak Hoseok dan semua anakpun mendekatinya dan memberinya high five sambil terkikik geli.
"Nah, ini Dr.Kim Seokjin. Dia temanku. Ganteng seperti aku, kan? Hahaha!"
"Tidaaakkk!"
"Apa?" Seokjin memegang jantungnya dan berpura-pura sesak nafas. "Aku ini Worldwide Handsome kalian tahu...."
"Hahaha!"
---
"Ada seekor gajah yang menyetir mobil pemadam dengan seekor dinosaurus. Bagaimana suara sirene mobilnya?" tanya Seokjin kepada semua anak. Mereka tengah duduk melingkar di lantai.
"Uwiuwiu?"
"Bukan."
"Nguing nguing?"
"Bukan juga."
"Apa, Dr.Jin?"
"Mau tau suaranya?"
Semua anak mengangguk semangat.
"Mauuuu tauuuuu?"
"Iyaaaa!"
"Begini suaranya," Seokjin melegakan tenggorokan sebentar, "Bohooong bohooooong bohooooooong hahahaha!"
Semua anak beserta Hoseok memandangi Seokjin tak percaya.
"Apa? Itu lucu tahu!"
---
Namjoon baru saja selesai melakukan operasi. Beruntung sekali ia dan timnya mampu menyelamatkan korban kecelakaan tersebut. Jam digital di dinding ruang operasi menunjukkan angka 16.30. Artinya, ia berada di ruang operasi selama tiga setengah jam. Sangat melelahkan.
Setelah membersihkan diri dan mengganti pakaian, Namjoon teringat akan Seokjin. "Di mana dia?"
Namjoon mencari-cari keberadaan Seokjin di lantai khusus dokter spesialis serta di lantai khusus praktik umum. Namun, batang hidungnya tak tampak. Iseng, Namjoon naik dua lantai menuju bagian rawat inap. Ia bertanya kepada beberapa orang yang dijumpainya namun mereka tak mengetahui keberadaan Seokjin.
Ia menatap penunjuk arah menuju bangsal anak-anak.
"Apa dia ke sana?" Namjoon berpikir. "Tidak mungkin kurasa." Ia berbalik menuju lift dan menunggu pintunya terbuka. Saat penunjuk lift menampilkan angka 5, ia mendengar beberapa perawat berbicara tentang keunikan dua orang dokter.
"Dr.Hoseok memang lucu. Tapi aku nggak sangka kalau dokter baru yang ganteng itu juga. Sudah ganteng, tinggi, suka anak-anak, lucu lagi. Dokter umum kan dia?"
Namjoon menajamkan telinga.
"Dr.Kim Seokjin pindahan dari Singapura ya kudengar. Dia sebe- astaga!"
"Di mana Kim Seokjin?" tanya Namjoon tanpa basa-basi.
Perawat yang terkejut tersebut menjawab terbata-bata. "Di...di kamar...a-anyelir, Dok."
Namjoon berjalan ke arah kamar yang dimaksud dan langsung membuka pintu kamar. Ia melihat Seokjin yang tertidur dalam posisi duduk di tepi ranjang. Tangan kirinya menggenggam tangan seorang bocah perempuan yang tidak tertancap selang infus.
"Hei, Dr.Kim. Kau mencari Jin?" tanya Hoseok. Namjoon sedikit kaget melihat setelan merahnya.
"Jin? Oh, Kim Seokjin. Iya."
"Tadi Sarang, nama anak perempuan itu, ketakutan saat akan dipasangkan infus. Jin menemaninya sampai mereka tertidur. Sebentar, aku bangunkan."
"Tidak apa-apa. Aku saja."
Namjoon perlahan mendekat dan dengan sangat hati-hati melepaskan genggaman tangan Seokjin dan Sarang. Ia tersenyum tipis melihat bocah kecil itu yang tak terganggu sama sekali. Namjoon kemudian memposisikan kedua lengannya untuk bersiap mengangkat tubuh Seokjin ke dalam dekapannya.
"Terima kasih sudah membawanya ke sini, Dr.Jung."
"Tidak masalah."
Namjoon yang berjalan di selasar dengan Seokjin dalam gendongannya pastilah menarik banyak perhatian. Perawat yang sebelumnya dikagetkan Namjoon tak kuasa menutup mulutnya yang terbuka lebar.
"Ternyata punya Dr.Kim."
- Bersambung -
YOU ARE READING
Namjoon's Proposal
RomanceKim Namjoon, seorang dokter bedah muda yang disegani oleh para dokter serta perawat lain di RSU Kota Jeju. Tak pernah tersenyum sejak mantan tunangannya meninggalkan dirinya begitu saja demi lelaki lain. Ia menganggap cinta serta perasaan orang lain...