Verse 2: One Night [21+]

3.3K 191 14
                                    

"Aahh!" Seokjin berteriak saat mulut Namjoon menghisap pahanya. Semakin lama semakin mendekat ke arah kemaluannya yang telah mengacung sempurna. "Namjoon-ah...kau menyiksaku."

Namjoon terkekeh pelan dan getarannya yang terasa di permukaan kulit Seokjin semakin memperparah keadaannya.

"Aku sendiri sebenarnya sudah tidak tahan, Jinseok. Tapi aku juga ingin kau siap."

"Aku siap, Namjoon-ah. Please...."

Tatapan Namjoon menghujam mata Seokjin. Wajahnya menyaratkan hasratnya.

"Then, we shall not wait, Baby."

Namjoon meletakkan kedua kaki Seokjin di pundaknya dan mempersiapkan penisnya di depan lubang Seokjin yang sudah ia basahi dengan salivanya sendiri. Ia memasukkan kepala penisnya dan menatap lekat wajah Seokjin hingga ia berhasil tertanam sepenuhnya di dalam kehangatan Seokjin.

"Ugh, Baby. Hangat dan ketat sekali, Jinseok."

"Emm...."

Namjoon menekuk lutut Seokjin saat menurunkan badannya dan mulai menggerakkan pinggulnya.

"Aku akan membuatmu menikmatinya dan memintaku tidak berhenti, Jinseok." Namjoon berbisik tepat di sisi telinga Seokjin dan meninggalkan kecupannya.

Namjoon meningkatkan kecepatannya dan meresapi alunan desahan Seokjin di bawahnya. Lidah, bibir, serta giginya bermain di kedua puting Seokjin dan berhasil membuatnya gila.

"Namjoon-ah emm...gigit yang keras."

Namjoon menjilati puting kanan Seokjin dan tanpa aba-aba mengigit keras salah satu titik sensitif Seokjin.

"Argh! Shit!"

Namjoon menumpukan tubuhnya di kedua sikunya. Ia sengaja mempercepat sodokan penisnya dan mengamati perubahan wajah Seokjin.

"You like that hmm, Baby?"

"Ah, yes! Emm...lagi...."

Namjoon menyeringai dan secepat kilat menundukkan kepala ke arah puting kiri Seokjin. Menjilatinya dengan tak sabar dan menggigitnya.

"Oh, fuck!"

"Baby, you  have a dirty mouth." Namjoon mencium leher Seokjin. "And I love it."

Seokjin menguburkan jemarinya di rambut Namjoon. Beberapa kali menarik kencang rambut pendek Namjoon saat kenikmatan mulai menyapanya.

"Ah yes. Namjoon-ah, ah yes!"

Namjoon menempelkan bibirnya di telinga kanan Seokjin.

"Kau tahu, Sayang? Aku ingin membawamu ke ruanganku dan melucuti pakaianmu sejak pertama kali bertemu. Tubuhmu sungguh menggoda. Kulit putihmu membuatku ingin memberinya tanda," Namjoon menggigit dan meninggalkan tanda di leher Seokjin, "dengan bibirku."

"Oh, God!" Seokjin merasa kata-kata yang Namjoon ucapkan terdengar sangat seksi. "Namjoon-ah...."

"Yes, Baby?"

Seokjin mencoba membuka matanya yang terasa berat oleh kenikmatan hentakan Namjoon.

"Aku ingin dibawa ke ruanganmu...ahh...dan dilucuti..."

Namjoon tak menyangka Seokjin akan mengimbangi permainan dirty talk yang ia mulai. Namun, itu justru membuatnya semakin bergairah.

"Dan aku akan merebahkan tubuhmu yang tidak tertutup sehelai benangpun di atas mejaku. Menyatukan penisku dengan lubang panasmu dan membiarkanmu menjerit kencang, Baby."

"God, yes!" Seokjin membayangkan dengan jelas setiap hal yang Namjoon ucapkan. Semuanya mengirimkan getaran hingga ke penisnya sampai tak tertahankan. "Oh, God! I'm coming, Namjoon!"

Seokjin meraih pelepasannya lagi yang mengenai perut mereka.

"Maaf...." ucap Seokjin dengan nafas tersengal.

"Don't be. I'm glad you like it."

Namjoon menghadiahi sebuah ciuman panas untuk bibir Seokjin. Sebelah tangannya bergerak ke arah leher belakang Seokjin dan mengangkat wajahnya menuntut balasan Seokjin.

Seokjin menyatukan jemarinya di balik leher Namjoon, menekan kepala Namjoon agar memperdalam ciuman. Keduanya sama-sama saling menginginkan dan bibir mereka bergerak semakin menuntut.

Namjoon melepaskan tautan bibir mereka dan mengubur wajahnya di ceruk leher Seokjin dan pinggulnya bergerak seperti orang kesetanan.

"Oh, Jinseok. I'm coming!"

"Yes, Namjoon. Keluarkan semuanya...di dalam."

Seokjin merasakan perih saat Namjoon meninggalkan tanda di lehernya namun ia tak peduli. Saat ini, kenikmatan Namjoon lebih penting dari rasa sakitnya. Dari apapun.

"Oh, shit! Baby, oh yes! I'm coming, Jinseok-ah!" Suara Namjoon menjadi lebih berat saat mengatakannya.

"Namjoon, aku ingin melihatmu."

Seokjin mengira Namjoon akan melarangnya seperti saat mereka berhubungan intim pertama kali. Namun, kali ini tidak. Namjoon menopangkan berat tubuhnya di kedua lengannya dan bagi Seokjin, melihat Namjoon yang hampir mencapai puncaknya sungguh merupakan pemandangan luar biasa.

Setelah beberapa hentakan, Namjoon meraih puncak kenikmatannya. Tubuhnya perlahan jatuh ke dalam pelukan Seokjin dan Seokjin membelai punggungnya yang berkeringat.

"Namjoon?"

"Hm?"

"Terima kasih."

Namjoon mendongakkan kepala. Senyumnya perlahan terkembang dan lesung pipinya muncul.

"Jinseok?"

"Ya?"

"Kita belum selesai, Sayang." Namjoon mengedipkan matanya. "Baru ronde pertama."

- Bersambung -

Namjoon's ProposalWhere stories live. Discover now